{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 164.
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿١٦٤﴾
qul a gairallāhi abgī rabbaw wa huwa rabbu kulli syaī`, wa lā taksibu kullu nafsin illā ‘alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji’ukum fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn
QS. Al-An’am [6] : 164
Katakanlah (Muhammad), “Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan.”
Katakanlah (wahai Rasul), “Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, sedangkan Dia adalah pencipta, Penguasa dan Pengurus segala sesuatu? Tidak seorang pun yang mengerjakan kejahatan, kecuali dia akan menanggung dosanya. Tidak ada orang yang menanggung dosa orang lain. Kemudian, kepada Rabb kalianlah tempat kembali pada hari kiamat. Dia akan memberitahukan kepada kalian persoalan agama yang dahulu kalian perselisihkan.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah.
“Hai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dalam ibadahnya, yang seharusnya mereka mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bertawakal.”
Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah.
Yakni pantaskah aku mencari Tuhan selain Allah.
…padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu.
Dialah yang memelihara, menjaga, mengawasi, dan mengatur urusanku. Dengan kata lain, aku tidak bertawakal kecuali hanya kepada-Nya, dan aku tidak kembali kecuali hanya kepada-Nya, karena Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Pemilik segala sesuatu, kepunyaan Dialah semua makhluk dan urusan.
Di dalam ayat ini terkandung perintah berbuat ikhlas dan bertawakal kepada Allah, seperti juga yang terkandung di dalam ayat sebelumnya, yaitu ikhlas dalam beribadah kepada Allah, yakni hanya untuk Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya. Makna seperti ini banyak didapati di dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengandung petunjuk bagi hamba-hamba-Nya agar mereka mengatakan kepada-Nya:
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Al-Fatihah: 5)
maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. (Huud:123)
Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nyalah kami bertawakal.” (Al Mulk:29)
(Dialah) Tuhan masyrik dan magrib, tiada Tuhan melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. (Al Muzammil:9)
Dan ayat-ayat lainnya yang serupa.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tidaklah seorang membuat dosa, melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Hal ini menceritakan perihal kejadian di hari kiamat nanti sehubungan dengan pembalasan Allah, keputusan hukum-Nya, dan keadilan-Nya. Disebutkan bahwa setiap diri itu hanyalah diberi balasan sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amal perbuatannya baik, maka balasannya baik pula. Tetapi jika amal perbuatannya jahat, balasannya jahat pula. Tiada seorang pun yang akan menanggung dosa orang lain. Hal ini termasuk keadilan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosa itu, tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. (Faathir’:18)
Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. (Thaahaa:112}
Ulama tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tidak akan dianiaya ialah tidak akan dipikulkan kepadanya dosa-dosa orang lain. Yang dimaksud dengan ‘tidak akan dikurangi haknya’ ialah kebaikan-kebaikannya tidak akan dikurangi pahalanya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman dalam ayat lain, yaitu:
tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan. (Al-Muddassir: 38-39)
Maknanya, setiap orang bertanggung jawab terhadap amal jahatnya, kecuali golongan kanan (ahli surga), karena sesungguhnya berkah amal mereka yang saleh adakalanya dapat dilimpahkan kepada anak cucu dan kaum kerabat mereka. Seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam surat Ath-Thur melalui firman-Nya:
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. (Ath Thuur:21)
Artinya, Kami susulkan kepada mereka anak cucu mereka untuk menempati kedudukan yang tinggi di surga (bersama mereka), sekalipun anak cucu mereka tidak ikut beramal seperti mereka, tetapi hanya dalam pokok keimanan saja.
dan Kami tiada mengurangi mereka. (Ath Thuur:21)
Yakni Kami tidak mengurangi mereka yang terhormat lagi berkedudukan tinggi itu dari amal mereka barang sedikit pun, karena Kami menyamakan mereka dengan anak cucu mereka yang kedudukannya jauh berada di bawah mereka. Tetapi Allah sengaja mengangkat anak cucu mereka ke dalam kedudukan orang tua-orang tua mereka, karena berkah dari amal perbuatan orang tua-orang tua mereka, sebagai kemurahan dan karunia dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Ath Thuur:21)
Yaitu perbuatan jahatnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kemudian kepada Tuhan kalianlah kalian kembali, dan akan diberitakan-Nya kepada kalian apa yang kalian perselisihkan.
Artinya, berbuatlah sepenuh kemampuan kalian. Sesungguhnya kami pun berbuat semampu kami, dan kelak kalian akan melihat amal perbuatan kalian sendiri, sebagaimana kami pun akan melihat hasil amal perbuatan kami sendiri. Kemudian akan diberitakan kepada kita tentang amal perbuatan kita masing-masing, juga akan diberitakan tentang apa yang kita perselisihkan semasa kita hidup di dunia. Makna ayat ini sama dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain, yaitu:
Katakanlah, “Kalian tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kalian perbuat.” Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.” (Saba’:25-26)
Tafsir Ayat:
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا “Katakanlah, ‘Apakah aku akan mencari tuhan selain Allah’.” Maksudnya, apakah aku akan mencari tuhan selain Allah dari kalangan makhluk. Layakkah itu bagiku. Baikkah itu bagiku kalau aku menjadikan selainNya sebagai pendidik dan pengaturku sementara Dia adalah Tuhan segala sesuatu? Semua makhluk berada di bawah rububiyahNya dan tunduk kepada perintahNya, maka wajib atasku dan atas selainku menjadikan Allah sebagai Tuhan, ridha kepadaNya dan agar tidak bergantung kepada para makhluk yang miskin lagi lemah. Kemudian Allah mendorong dan memperingatkan kita dengan balasan itu. Dia berfirman, وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ “Dan tidaklah seseorang membuat sesuatu,” yang baik dan yang buruk إِلَّا عَلَيْهَا “melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri.” Sebagaimana Firman Allah,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri.” (QS. Fushshilat: 46).
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى “Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” Akan tetapi masing-masing memikul dosanya sendiri-sendiri. Jika seseorang menjadi penyebab kesesatan dan dosa orang lain, maka dia memikul dosa sebagai penyebab tanpa mengurangi dosa pelaku sedikit pun. ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ “Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali,” pada Hari Kiamat. فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ “Dan akan diberitakanNya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.” Baik dan buruk, dan membalasmu dengan itu dengan sempurna.
Katakanlah, wahai nabi Muhammad, dengan penuh keheranan, apakah patut aku mencari tuhan selain Allah, padahal dialah tuhan bagi segala sesuatu, pencipta jagat raya dan seisinya, pengatur, dan pemelihara bagi semua makhluk-Nya. Karena segala sesuatu selain Allah tidak mempunyai kekuasaan apa-apa, maka tidak patut untuk disembah. Setiap perbuatan dosa seseorang, pelanggaran ketentuan agama, baik besar maupun kecil, dirinya sendiri yang bertanggung jawab di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain, kecuali jika orang itu mengajak orang lain berbuat dosa. Kemudian kepada tuhanmulah kamu kembali, karena semua makhluk adalah milik Allah, Allah-lah pewaris makhluk-Nya pada hari kiamat. Dan, akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan, dengan menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah. Setiap orang akan dibalas sesuai dengan perbuatannya. Pada akhir surah ini dijelaskan bahwa hidup adalah cobaan dari Allah. Dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi, setiap generasi digantikan oleh generasi berikutnya sampai hari kiamat, untuk meramaikan bumi di atas dasar nilai-nilai ilahi. Dan dia mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang lain’ada yang kaya, miskin, lemah, kuat, sehat, sakit, dan sebagainya’untuk menguji kesyukuranmu atas karunia yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya tuhanmu sangat cepat memberi hukuman bagi mereka yang durhaka dan sungguh, dia maha pengampun bagi yang taat dan bertobat dari dosadosanya, maha penyayang kepada makhluk-Nya.
Al-An’am Ayat 164 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 164, Makna Al-An’am Ayat 164, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 164, Al-An’am Ayat 164 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 164
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)