{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 28.
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢٨﴾
wa iżā fa’alụ fāḥisyatang qālụ wajadnā ‘alaihā ābā`anā wallāhu amaranā bihā, qul innallāha lā ya`muru bil-faḥsyā`, a taqụlụna ‘alallāhi mā lā ta’lamụn
QS. Al-A’raf [7] : 28
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh berbuat keji. Mengapa kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
Apabila orang-orang kafir melakukan perbuatan keji, mereka beralasan dengan mengatakan bahwa perbuatan itu adalah warisan dari nenek moyang mereka dan bahwa Allah memerintahkan seperti itu. Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh hamba-hamba-Nya untuk melakukan perbuatan buruk dan keji. Wahai orang-orang musyrik mengapa kalian mengada-adakan kedustaan atas Allah, sedangkan kalian tidak mengetahui apa-apa?”
Mujahid mengatakan bahwa dahulu orang-orang musyrik melakukan tawaf di Ka’bah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka mengatakan, “Kami melakukan tawaf ini dalam keadaan seperti ketika kami dilahirkan oleh ibu-ibu kami.” Para wanita meletakkan secarik kain atau sesuatu pada kemaluannya, lalu berkata:
tampak sebagian atau keseluruhannya, dan apa yang kelihatan darinya tidak saya halalkan.
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata.
Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” , hingga akhir ayat.
Menurut kami, orang-orang Arab di masa lalu selain kabilah Quraisy, bila mereka melakukan tawaf, maka mereka melakukannya tanpa berpakaian (telanjang bulat). Mereka mengartikannya bahwa mereka tidak mau melakukan tawaf dengan memakai pakaian yang biasa mereka pakai untuk bermaksiat kepada Allah. Sedangkan orang-orang Quraisy yang dikenal dengan sebutan Al-Hamas selalu melakukan tawafnya dengan memakai pakaian mereka. Orang Arab lain bila diberi pinjaman pakaian oleh orang Hamas, maka ia memakainya untuk bertawaf, dan orang yang mempunyai pakaian baru, maka dipakainya untuk bertawaf, lalu ia membuangnya tanpa ada seorang pun yang mau mengambilnya. Barang siapa yang tidak mempunyai pakaian baru, tidak pula ada seorang Hamas yang mau meminjamkan pakaian kepadanya, maka ia tawaf dengan telanjang bulat. Adakalanya terdapat seorang wanita melakukan tawaf dengan telanjang bulat, kemudian ia menjadikan sesuatu pada kemaluannya guna menutupi apa yang dapat ditutupinya, lalu ia berkata: Hari ini kelihatan sebagian atau seluruhnya, dan apa yang tampak darinya, maka saya tidak akan menghalalkannya.
Tetapi kebanyakan yang dilakukan oleh kaum wanita bila bertawaf di malam hari adalah telanjang. Hal ini merupakan suatu tradisi yang mereka buat-buat sendiri yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Mereka mempunyai keyakinan bahwa perbuatan nenek moyang mereka itu bersandarkan kepada perintah Allah dan syariat-Nya. Maka Allah menyanggah mereka melalui firman-Nya:
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya ” (Al A’raf:28)
Dan Allah berfirman membantah mereka:
Katakanlah
Hai Muhammad, kepada orang-orang yang mendakwakan demikian.
Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.
Yakni apa yang kalian buat-buat itu adalah perkara yang keji lagi mungkar, sedangkan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu.
Mengapa kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?
Artinya, apakah kalian berani menyandarkan kepada Allah pendapat-pendapat yang kalian tidak mengetahui kebenarannya?
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan buruknya keadaan orang-orang musyrik yang melakukan dosa dan mengklaim bahwasanya Allah telah menyuruh mereka melakukannya. وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً “Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji.” Yaitu segala sesuatu yang buruk lagi jelek, di antaranya adalah thawaf di Ka’bah dengan telanjang. قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا “Mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu’.” Mereka benar dalam hal itu. وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا “Dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” Dalam hal ini mereka berdusta. Oleh karena itu Allah membantah penisbatan ini. Dia berfirman, قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji’.” Yakni tidak layak dengan kesempurnaanNya dan hikmahNya, Dia menyuruh hamba-hambaNya melakukan perbuatan keji. Tidak yang dilakukan orang-orang musyrik itu dan tidak pula lainnya. أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ “Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” Adakah kedustaan yang lebih besar dari ini?
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa Allah telah menjadikan setan sebagai teman bagi orang-orang yang ingkar. Pada ayat-ayat berikut diterangkan tentang orang yang senantiasa mengikuti tradisi nenek moyang mereka meskipun tradisi itu salah. Dan apabila mereka, yakni orang-orang yang senantiasa mendustakan Allah dan rasulnya, melakukan perbuatan keji, seperti menyekutukan Allah, atau tawaf dalam keadaan telanjang bulat, dan sebagainya, kemudian ketika mereka ditegur bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tercela, mereka berkata, perbuatan tersebut kami lakukan karena kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian. Hal tersebut memang benar, bahwa nenek moyang kaum musyrik yang memelopori berbagai perbuatan keji tersebut, namun dengan penuh kedustaan mereka kembali berkata, dan bahwa selain itu, Allah menyuruh kami mengerjakannya. Jelas hal ini merupakan kedustaan yang nyata. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada nabi-Nya untuk mengingkari hal tersebut. Allah berfirman, wahai nabi Muhammad! katakanlah kepada mereka dengan penuh pengingkaran, sesungguhnya Allah tidak pernah dan tidak pantas menyuruh berbuat keji, karena hal itu sangat bertentangan dengan kesempurnaan dan hikmah-Nya. Mengapa kamu melakukan kedustaan yang amat besar yaitu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui’ wahai nabi Muhammad, berilah penjelasan kepada orang-orang yang berlaku dusta tersebut. Katakanlah pada mereka, tuhanku menyuruhku agar kalian dan semua manusia berlaku adil, tidak berlebihan dalam beribadah dan dalam bermuamalah. Maka lakukanlah hal tersebut dalam semua peribadatan kalian. Hadapkanlah wajahmu, yakni arahkanlah seluruh perhatianmu, kepada Allah pada setiap salat. Tunaikanlah salat dengan sebaik-baiknya, sucikanlah lahir dan batinmu, dan bersihkanlah dari segala bentuk kekejian. Dan sembahlah dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya, dan takut dari azab-Nya. Ingatlah, setelah kematian, kamu semua akan dibangkitkan dan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula, sehingga Allah akan membalas segala apa yang kamu perbuat dengan balasan yang setimpal.
Al-A’raf Ayat 28 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 28, Makna Al-A’raf Ayat 28, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 28, Al-A’raf Ayat 28 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 28
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)