{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 55.
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ ﴿٥٥﴾
ud’ụ rabbakum taḍarru’aw wa khufyah, innahụ lā yuḥibbul-mu’tadīn
QS. Al-A’raf [7] : 55
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Wahai orang-orang yang beriman, berdoalah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri, dengan lembut dan suara yang pelan (rahasia) agar doa itu khusyuk dan jauh dari riya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas-batas syariat-Nya. Pelanggaran yang besar adalah menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, seperti berdoa kepada selain Allah, baik itu kepada orang-orang mati atau kepada berhala-berhala dan sebagainya
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya agar mereka berdoa memohon kepada-Nya untuk kebaikan urusan dunia dan akhirat mereka. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah mengucapkan doa dengan perasaan yang rendah diri, penuh harap, dan dengan suara yang lemah lembut. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu (Al A’raf:205), hingga akhir ayat.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Abu Musa Al-Asy’ari yang menceritakan bahwa suara orang-orang terdengar keras saat mengucapkan doanya. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Hai manusia, tenangkanlah diri kalian, karena sesungguhnya kalian bukanlah menyeru (Tuhan) yang tuli dan bukan pula (Tuhan) yang gaib, sesungguhnya Tuhan yang kalian seru itu Maha Mendengar lagi Mahadekat.
Ibnu Juraij meriwayatkan dari Ata Al-Khurrasani, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Yang dimaksud dengan khufyah ialah suara yang pelan.
Ibnu Jarir mengatakan, makna tadarru’ ialah berendah diri dan tenang dalam ketaatan kepada-Nya. Yang dimaksud dengan khufyah ialah dengan hati yang khusyuk, penuh keyakinan kepada Keesaan dan Kekuasaan-Nya terhadap semua yang ada antara kalian dan Dia, bukan dengan suara yang keras untuk pamer.
Abdullah ibnul Mubarak meriwayatkan dari Mubarak ibnul Fudalah, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa sesungguhnya dahulu ada orang yang benar-benar hafal Al-Qur’an seluruhnya, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Dahulu ada orang yang benar-benar banyak menguasai ilmu fiqih, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Sesungguhnya dahulu ada orang yang benar-benar gemar melakukan salat yang panjang-panjang di dalam rumahnya, sedangkan di rumahnya banyak terdapat para pengunjung yang bertamu, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Sesungguhnya kita sekarang menjumpai banyak orang yang tiada Suatu amal pun di muka bumi ini mereka mampu mengerjakannya secara tersembunyi, tetapi mereka mengerjakannya dengan terang-terangan. Padahal sesungguhnya kaum muslim di masa lalu selalu berupaya dengan keras dalam doanya tanpa terdengar suaranya selain hanya bisikan antara mereka dan Tuhannya. Demikian itu karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman di dalam Kitab-Nya: Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut. (Al A’raf:55), Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ketika menceritakan seorang hamba yang saleh yang Dia ridai perbuatannya, yaitu:
yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam:3)
Ibnu Juraij mengatakan bahwa makruh mengeraskan suara, berseru, dan menjerit dalam berdoa, hal yang diperintahkan ialah melakukannya dengan penuh rasa rendah diri dan hati yang khusyuk.
Kemudian Ibnu Juraij meriwayatkan dari Ata Al-Khurasahi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al A’raf:55) Yakni dalam berdoa, juga dalam hal lainnya.
Abu Mijlaz mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al A’raf:55) Maksudnya, janganlah seseorang meminta kepada Allah agar ditempatkan pada kedudukan para nabi.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Ziad ibnu Mikhraq, ia pernah mendengar Abu Nu’amah meriwayatkan dari seorang maula Sa’d bahwa Sa’d pernah mendengar salah seorang anak lelakinya mengatakan dalam doanya, “Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepadamu surga dan semua kenikmatannya dan baju sutranya, serta hal lainnya yang semisal. Saya berlindung kepada-Mu dari neraka, rantai, dan belenggunya.” Maka Sa’d mengatakan, “Engkau telah meminta kepada Allah kebaikan yang banyak dan berlindung kepada Allah dari kejahatan yang banyak. Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Sesungguhnya kelak akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa’.” Menurut lafaz yang lain disebutkan, “Melampaui batas dalam bersuci dan berdoa.” Kemudian Sa’d membacakan firman-Nya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri. (Al A’raf:55) Sa’d mengatakan, “Sesungguhnya sudah cukup bagimu jika kamu mengucapkan dalam doamu hal berikut, ‘Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau surga dan semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkan diriku kepadanya. Saya berlindung kepada Engkau dari neraka dan dari semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkan diriku kepadanya.”
Imam Abu Daud meriwayatkannya melalui hadis Syu’bah, dari Ziyad ibnu Mikhraq, dari Abu Nu’amah, dari maula Sa’d, dari Sa’d, lalu ia menuturkan hadis ini.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Al-Hariri, dari Abu Nu’amah, bahwa Abdullah ibnu Mugaffal pernah mendengar anaknya mengucapkan doa berikut, “Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau gedung putih yang ada di sebelah kanan surga, jika saya masuk surga.” Maka Abdullah berkata kepadanya, “Hai anakku, mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka. Karena sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Kelak akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam doa dan bersucinya’.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Affan.
Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Musa ibnu Ismail, dari Hammad ibnu Salamah, dari Sa’id ibnu Iyas Al-Hariri, dari Abu Nu’amah yang nama aslinya ialah Qais ibnu Ubayah Al-Hanafi Al-Basri. Sanad ini dinilai baik dan dapat dipakai.
Doa meliputi doa permohonan dan doa ibadah. Dia memerintahkan kita untuk berdoa kepadaNya, تَضَرُّعًا “dengan berendah diri.” Yakni terus menerus dalam memohon dan ulet dalam beribadah, وَخُفْيَةً “dan suara yang lembut.” Yakni tidak keras dan terang-terangan yang ditakutkan timbul riya’. Akan tetapi dengan lembut dan ikhlas kepadaNya جَلَّ جَلالُهُ. إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam segala urusan, termasuk di da-lamnya adalah permintaan seorang hamba kepada Allah terhadap sesuatu yang tidak layak, atau terlalu berlebihan dalam menfasihfasihkan kalimat doa, atau berlebih-lebihan dalam mengeraskan doanya. Semua itu termasuk dalam sikap berlebih-lebihan yang dilarang.
Berdoalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan dan memeliharamu, dengan rendah hati dan suara yang lembut, yakni tidak terlalu keras, namun tidak pula terlalu pelan, tetapi di antara keduanya. Sungguh, dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dalam berdoa dan segala hal. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut sehingga kamu lebih khusyuk dan terdorong untuk menaati-Nya, dan penuh harap terhadap anugerah-Nya dan pengabulan doamu. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
Al-A’raf Ayat 55 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 55, Makna Al-A’raf Ayat 55, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 55, Al-A’raf Ayat 55 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 55
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)