{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 58.
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ ﴿٥٨﴾
wal-baladuṭ-ṭayyibu yakhruju nabātuhụ bi`iżni rabbih, wallażī khabuṡa lā yakhruju illā nakidā, każālika nuṣarriful-āyāti liqaumiy yasykurụn
QS. Al-A’raf [7] : 58
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
Dan tanah yang subur apabila diguyur hujan akan mengeluarkan tumbuh-tumbuhan dengan izin dan kehendak-Nya dengan baik dan sangat mudah (bagi Allah). Begitu juga orang-orang yang beriman, ayat-ayat Allah yang turun kepadanya akan membawa manfaat baginya dan membuahkan kehidupan yang baik. Sementara itu tanah yang gersang lagi buruk tidak akan dapat mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, kecuali dengan susah payah, kerdil, dan tidak berguna dan tidak akan dapat mengelurakan tumbuhan yang baik. Begitu juga orang kafir tidak dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah. Perumpamaan-perumpamaan yang indah itu Kami ungkapkan untuk menerangkan ayat-ayat dan bukti-bukti kebenaran bagi orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan taat kepada-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah.
Yakni tanah yang baik mengeluarkan tetumbuhannya dengan cepat dan subur. Seperti yang disebut dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
dan menumbuhkannya dengan pertumbuhan yang baik. (Ali Imran-37)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Menurut Mujahid dan lain-lainnya, tanah yang tidak subur ialah seperti tanah yang belum digarap dan belum siap untuk ditanami, serta tanah lainnya yang tidak dapat ditanami.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan keadaan orang mukmin dan orang kafir.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Usamah, dari Yazid ibnu Abdullah, dari Abu Burdah, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Perumpamaan ilmu dan petunjuk yang diutuskan oleh Allah kepadaku (untuk menyampaikannya) adalah seperti hujan deras yang menyirami bumi. Sebagian dari bumi ada yang subur dan menerima air, maka ia menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan sebagian dari yang lain ada yang tandus, tetapi dapat menampung air, maka Allah memberikan manfaat kepada manusia melaluinya sehingga mereka dapat minum, dapat pengairan dan bercocok tanam. Dan hujan itu menimpa sebagian yang lain yang hanya merupakan rawa-rawa, tidak dapat menahan air dan tidak (pula) menumbuhkan rerumputan. Maka demikianlah perumpamaan orang yang mengerti tentang agama Allah dan beroleh manfaat dari apa yang diutuskan oleh Allah kepadaku untuk menyampaikannya, sehingga ia berilmu dan mengamalkannya. Juga sebagai perumpamaan buat orang yang tidak mau memperhatikannya serta tidak mau menerima petunjuk Allah yang disampaikan olehku.
Imam Muslim dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Abu Usamah (yaitu Hammad ibnu Usamah) dengan lafaz yang sama.
Kemudian Allah menyebutkan perbedaan bumi yang disirami oleh hujan. Dia berfirman, وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ “Dan tanah yang baik.” Yakni struktur dan materinya baik jika ia disiram air. يَخْرُجُ نَبَاتُهُ “Tanam-tanamannya tumbuh subur”, yang memang disiapkan untuknya بِإِذْنِ رَبِّهِ “dengan seizin Allah.” Yakni dengan kehendak dan keinginan Allah, karena sebab tidak secara independen mewujudkan musabab (akibat) sehingga Allah mengizinkannya terjadi. وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا “Dan tanah yang tidak subur, tanam-tanamannya hanya tumbuh merana.” Yakni tumbuh-tumbuhan buruk yang tidak berguna dan tidak berlaku. كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ “Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” Kami membuatnya bermacam-macam, Kami menjelaskannya, Kami membuat perumpamaan padanya, dan Kami menyodorkannya kepada kaum yang bersyukur kepada Allah dengan mengakui nikmatNya dan menggunakannya dalam keridhaanNya. Mereka itulah orang-orang yang dapat mengambil manfaat dengan hukum-hukum dan tuntutan ilahiyah yang diperinci oleh Allah, karena mereka memandang bahwa ia adalah nikmat terbesar dari Rabb mereka kepada mereka, maka mereka pun menerimanya dengan penuh kebutuhan dan kebahagiaan kepadanya, lalu mereka merenungkan dan memikirkannya, Allah menjelaskan kepada mereka makna-maknanya berdasarkan kesiapan mereka.
Ini adalah perumpamaan bagi hati manakala wahyu turun kepadanya yang merupakan sumber kehidupan sebagaimana hujan adalah sumber kehidupan. Hati yang baik, ketika wahyu datang kepadanya, maka ia akan menerimanya, mengetahuinya dan ia tumbuh sesuai dengan dasarnya yang baik dan unsurnya yang bagus. Adapun hati yang busuk yang tidak ada kebaikan padanya, jika wahyu datang kepadanya, maka ia tidak mau menerimanya, lalai dan berpaling atau menentang, seperti hujan yang turun ke tanah yang bergaram, berpasir dan bebatuan, ia tidak memberi bekas apa pun padanya, ini seperti FirmanNya جَلَّ جَلالُهُ,
أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang…” (Ar-Ra’d: 17).
Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ memaparkan dalil tauhid dengan kadar yang memadahi, maka Dia mendukung itu dengan memaparkan apa yang telah terjadi dengan nabi-nabiNya yang menyeru kepada tauhid bersama umat-umat mereka yang mengingkarinya. Bagaimana Allah menguatkan dan menolong ahli tauhid dan membinasakan orang-orang yang menentang mereka dan tidak tunduk kepada mereka, bagaimana dakwah para rasul bersatu di atas agama dan keyakinan yang satu.
Kemudian Allah memberikan perumpamaan dengan tanah baik dan subur serta tanah yang buruk dan tidak subur untuk menjelaskan sifat dan tabiat manusia. Orang yang baik sifatnya akan dapat menerima kebenaran, sementara orang yang buruk sifat dan tabiatnya tidak dapat menerima kebenaran. Dan jika hujan turun pada tanah yang baik, tanaman-tanamannya akan tumbuh subur dengan izin tuhan; dan adapun jika hujan turun pada tanah yang buruk, ia tidak akan dapat menumbuhkan tanaman yang baik melainkan hanya akan menumbuhkan tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kebesaran kami bagi orang-orang yang bersyukur. Setelah pada ayat yang lalu diterangkan tentang nikmat Allah berupa hujan yang bisa menumbuhkan tanah tandus dan tanamtanaman sebagai bukti keesaan Allah untuk menghidupkan orangorang yang telah mati pada hari kiamat, pada ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya Allah menyebutkan kisah beberapa nabi terdahulu dan umatnya sebagai pelajaran bagi umat nabi Muhammad. Penyebutan kisah-kisah nabi ini dimulai dari kisah nabi nuh, rasul pertama yang mengajarkan ajaran tauhid. Sungguh, kami benar-benar telah mengutus nabi nuh kepada kaumnya untuk mengajak mereka mengesakan Allah dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, lalu dia berkata dengan lemah lembut dan sopan, wahai kaumku! sembahlah Allah yang maha esa! tidak ada tuhan atau sembahan yang layak disembah bagimu selain dia. Sesungguhnya jika kamu durhaka dan tetap menyembah berhalaberhalamu, aku takut kamu akan ditimpa azab yang pedih akibat kekufuranmu pada hari yang dahsyat, yakni hari kiamat.
Al-A’raf Ayat 58 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 58, Makna Al-A’raf Ayat 58, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 58, Al-A’raf Ayat 58 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 58
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)