{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 88.
۞ قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ ﴿٨٨﴾
qālal-mala`ullażīnastakbarụ ming qaumihī lanukhrijannaka yā syu’aibu wallażīna āmanụ ma’aka ming qaryatinā au lata’ụdunna fī millatinā, qāla a walau kunnā kārihīn
QS. Al-A’raf [7] : 88
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syuaib berkata, “Wahai Syuaib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.”Syuaib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak suka?
Para pemuka dan pembesar kaum Syuaib yang menyombongkan diri terhadap keimanan kepada Allah dan tidak mengikuti Nabi-Nya, Syuaib, berkata, “Wahai Syuaib, sungguh kami akan mengusirmu dan orang-orang yang beriman bersamamu dari negeri kami, kecuali kalian mau mengikuti agama kami.” Syuaib menjawab dengan keheranan dan mengingkari perkataan mereka, “Apakah kami harus mengikuti agama kalian yang batil itu dengan terpaksa (dan tidak suka), karena kami mengetahui bahwa agama kalian adalah batil?”
Demikianlah kisah dari Allah mengenai jawaban orang-orang kafir terhadap nabinya, yaitu Nabi Syu’aib dan pengikutnya dari kalangan kaum mukmin. Mereka mengancam akan mengusir dan mengasingkan Nabi Syu’aib dan pengikutnya dari tanah tempat tinggalnya. Orang-orang kafir dari kaumnya menekannya agar kembali kepada agama mereka bersama-sama mereka. Pembicaraan dalam ayat ini ditujukan kepada seorang rasul, tetapi makna yang dimaksud menyertakan pula para pengikutnya yang memeluk agamanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apakah (akan tetap mengusir kami) kendatipun kami tidak, menyukainya?
Nabi Syu’aib berkata kepada mereka, “Apakah kalian tetap akan melakukan ancaman terhadap kami, sekalipun kami tidak menyukai apa yang kalian serukan kepada kami? Karena sesungguhnya jika kami kembali kepada agama kalian dan bergabung dengan kalian melakukan kebiasaan kalian, berarti kami melakukan suatu kedustaan besar terhadap Allah, sebab hal itu berarti menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang menandingi-Nya.” Ungkapan ini mengandung pengertian antipati Nabi Syu’aib untuk mengikuti seruan mereka.
Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah —Tuhan kami— menghendakinya).
Ungkapan ini merupakan pernyataan pengembalian segala sesuatu kepada Allah yang dibenarkan, karena sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
Kepada Allah sajalah kami bertawakal.
Yaitu dalam semua urusan kami, baik yang kami kerjakan maupun yang kami tinggalkan.
(88) قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ “Pemuka-pemuka dari kaum Syu’aib yang menyombongkan diri berkata.” Orang-orang besar yang dihor-mati di kalangan mereka, yang mengikuti hawa nafsu mereka dan bermain-main dengan kemewahan mereka, begitu kebenaran da-tang kepada mereka dan ternyata ia tidak sesuai dengan hawa nafsu rendah mereka, maka mereka menentangnya dan menyombong-kan diri darinya. Mereka berkata kepada Nabi mereka Syu’aib dan orang-orang lemah yang beriman bersamanya. لَنُخْرِجَنَّكَ يٰشُعَيْبُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَآ اَوْ لَتَعُوْدُنَّ فِيْ مِلَّتِنَاۗ “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami.” Mereka menggunakan kekuatan premanisme dalam menghadapi kebenaran tanpa mempedulikan agama, perjanjian dan hak, mereka hanya memperhatikan dan me-ngikuti hawa nafsu dan akal bodoh mereka, yang menunjukkan mereka kepada ucapan buruk ini, maka mereka berkata, “Kamu dan orang-orangmu kembali kepada agama kami, atau kami me-ngusirmu dari desa ini.” Syu’aib berdakwah kepada mereka karena berharap mereka mau beriman, sekarang justru dia diancam oleh mereka dengan pengusiran dari negerinya jika dia tidak mengikuti mereka, padahal dia dan orang-orang yang bersamanya adalah lebih berhak daripada mereka. Syu’aib menjawab mereka dengan keheranan terhadap ucapan mereka, قَالَ اَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِيْنَ “Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?” Yakni apa-kah kami akan mengikuti agamamu dan ajaranmu yang batil itu meskipun kami membencinya karena kami mengetahui kebatilan-nya. Semestinya yang diajak kepadanya adalah orang yang memiliki kecenderungan kepadanya. Adapun orang yang secara terbuka melarangnya dan menyalahkan orang yang mengikutinya, bagai-mana dia diajak kepadanya.
Pemuka-pemuka dan pembesar kaum nabi syuaib yang menyombongkan diri dan menolak beriman berkata, wahai syuaib! pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman kepadamu dari negeri kami, kecuali jika engkau kembali kepada agama kami atau diam dan membiarkan kami melakukan apa yang kami inginkan. Nabi syuaib berkata, apakah kamu akan mengusir kami, atau kami mengikuti agama kalian yang sesat, atau membiarkan kalian, kendatipun kami tidak suka itu karena kami tahu kesesatannya’ tidak mungkin itu akan terjadi. Nabi syuaib menolak keras keinginan mereka agar kembali kepada agama mereka, sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu atau merestui perbuatanmu, apalagi setelah Allah melepaskan dan menyelamatkan kami darinya dengan menunjuki kami jalan yang benar. Dan tidaklah pantas kami memilih kembali kepadanya, kecuali jika Allah, tuhan kami menghendaki itu. Tetapi hal itu tidak mungkin terjadi sebab pengetahuan tuhan kami meliputi segala sesuatu, sehingga dia tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Hanya kepada Allah kami bertawakal, menyerahkan segala urusan dengan melaksanakan semua kewajiban, seraya memohon petunjuk dan pertolongan. Selanjutnya nabi syuaib dan pengikutnya bermohon, ya tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak yakni adil. Engkaulah pemberi keputusan terbaik.
Al-A’raf Ayat 88 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 88, Makna Al-A’raf Ayat 88, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 88, Al-A’raf Ayat 88 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 88
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)