{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 89.
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ ﴿٨٩﴾
qadiftarainā ‘alallāhi każiban in ‘udnā fī millatikum ba’da iż najjānallāhu min-hā, wa mā yakụnu lanā an na’ụda fīhā illā ay yasyā`allāhu rabbunā, wasi’a rabbunā kulla syai`in ‘ilmā, ‘alallāhi tawakkalnā, rabbanaftaḥ bainanā wa baina qauminā bil-ḥaqqi wa anta khairul-fātiḥīn
QS. Al-A’raf [7] : 89
Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
Syuaib berkata kepada kaumnya dengan berusaha membela diri, “Sungguh kami telah mengadakan kebohongan terhadap Allah jika kami kembali mengikuti agama kalian setelah Allah menyelamatkan kami darinya. Kami tidak akan berpindah agama kepada selain agama Allah, kecuali jika Allah menghendaki. Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu sehingga Dia mengetahui maslahat hamba-hamba-Nya. Hanya kepada Allah kami mengharapkan petunjuk dan pertolongan. Wahai Rabb kami berilah kami putusan antara kami dan kaum kami dengan adil, Engkaulah sebaik-baik pemberi keputusan.”
Maksudnya, putuskanlah perkara yang terjadi antara kami dan kaum kami, dan tolonglah kami dalam menghadapi mereka.
…dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
Yakni sebaik-baik Pemberi keputusan, karena sesungguhnya Engkau Mahaadil dan tidak akan menyimpang selamanya.
(89) قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اِنْ عُدْنَا فِيْ مِلَّتِكُمْ بَعْدَ اِذْ نَجّٰىنَا اللّٰهُ مِنْهَاۗ “Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kem-bali kepada agamamu, sesudah Allah menyelamatkan kami daripadanya.” Yakni, bersaksilah atas kami jika kami kembali kepadanya setelah Allah menyelamatkan kami darinya dan mengentaskan kami dari keburukannya maka kami adalah orang-orang yang berbohong dan berdusta atas nama Allah, karena kami mengetahui bahwa tidak ada dusta yang lebih besar daripada orang yang menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia adalah Yang Maha Esa, Maha Tunggal, Tempat bergantung para makhluk yang tidak beristri dan tidak beranak dan tidak memiliki sekutu dalam kerajaanNya. وَمَا يَكُوْنُ لَنَآ اَنْ نَّعُوْدَ فِيْهَآ “Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya.” Yakni tidak mungkin bagi orang-orang seperti kami kembali lagi padanya, ini mustahil. Syu’aib membuat mereka tidak lagi berharap darinya untuk mengikuti mereka dari beberapa segi:
Dari segi bahwa dia dan orang-orang yang beriman bersama-nya membenci dan tidak menyukai kesyirikan yang dipegang oleh kaumnya.
Dari segi bahwa dia menjadikan apa yang mereka anut seba-gai kedustaan dan dia meminta mereka untuk bersaksi apabila dia dan orang-orang yang bersamanya mengikuti mereka, maka dia dan orang-orang yang bersamanya adalah orang-orang yang ber-dusta.
Di antaranya juga pengakuan mereka terhadap nikmat Allah kepada mereka di mana Dia telah menyelamatkan mereka darinya.
Di antaranya juga bahwa kembalinya mereka kepadanya se-telah Allah memberi petunjuk kepada mereka adalah termasuk per-kara yang mustahil jika melihat kepada keadaan mereka saat ini dan apa yang tertanam dalam hati mereka berupa pengagungan kepada Allah, pengakuan ubudiyah kepadaNya, bahwa hanya Dia-lah yang berhak atas ibadah semata tiada sekutu bagiNya, bahwa tuhan-tuhan kaum musyrikin adalah kebatilan paling batil dan ke-mustahilan paling mustahil, di mana Allah telah menganugerahkan akal kepada mereka yang dengannya mereka mengetahui kebenar-an dan kebatilan, serta petunjuk dan kesesatan.
Adapun dari segi kehendak dan keinginan Allah yang pasti berlaku pada makhlukNya, di mana tidak seorang pun yang bisa menghindar darinya walaupun segala sebab dan kekuatan terkum-pul dan tersedia, maka mereka tidak memutuskan atas diri mereka bahwa mereka akan melakukan atau meninggalkan sesuatu. Oleh karena itu mereka mengecualikan dengan mengatakan, اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّنَاۗ “Kecuali jika Allah, Rabb kami menghendaki(nya).” Yakni, tidak mungkin bagi kami ataupun selain kami yang bisa lolos dari ke-hendakNya yang berdasarkan kepada Ilmu dan HikmahNya. Dan sungguh وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًاۗ “Pengetahuan Rabb kami meliputi segala se-suatu.” Dia mengetahui apa yang baik bagi hamba-hambaNya dan apa yang menjadi aturanNya pada mereka.
عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَاۗ “Kepada Allah sajalah kami bertawakal.” Yakni kami percaya bahwa Dia akan meneguhkan kami di atas jalan yang lurus dan melindungi kami dari seluruh jalan neraka, karena barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka Dia akan mencukupkannya dan memudahkan untuknya urusan agama dan dunianya. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ”Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil).” Yakni tolonglah orang yang dizhalimi dan pemilik hak atas orang yang zhalim, penentang kebenaran. وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ “Dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” Kepu-tusanNya kepada hamba-hambaNya ada dua macam: keputusan ilmu dengan menjelaskan kebenaran dan kebatilan, serta petunjuk dan kesesatan, dan siapa yang tegak lurus di atas jalan dan siapa yang membelot darinya. Adapun yang kedua adalah keputusannya dengan pembalasan dan hukuman kepada orang-orang yang zhalim, serta keselamatan dan kemuliaan bagi orang-orang yang shalih. Maka mereka memohon kepada Allah keputusan di antara mereka dengan kaumnya dengan benar dan adil, dan supaya Dia menun-jukkan ayat-ayat dan pelajaran-pelajarannya yang menjadi kepu-tusan bagi kedua belah pihak.
Nabi syuaib menolak keras keinginan mereka agar kembali kepada agama mereka, sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu atau merestui perbuatanmu, apalagi setelah Allah melepaskan dan menyelamatkan kami darinya dengan menunjuki kami jalan yang benar. Dan tidaklah pantas kami memilih kembali kepadanya, kecuali jika Allah, tuhan kami menghendaki itu. Tetapi hal itu tidak mungkin terjadi sebab pengetahuan tuhan kami meliputi segala sesuatu, sehingga dia tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Hanya kepada Allah kami bertawakal, menyerahkan segala urusan dengan melaksanakan semua kewajiban, seraya memohon petunjuk dan pertolongan. Selanjutnya nabi syuaib dan pengikutnya bermohon, ya tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak yakni adil. Engkaulah pemberi keputusan terbaik. Para pemuka kaum nabi syuaib merasa putus asa menundukkan syuaib dan pengikutnya yang tetap teguh pada agama mereka. Mereka merasa cemas pengikut nabi syuaib akan semakin banyak melihat kekuatan dan ketegarannya dalam berdakwah. Karena itu, pemukapemuka dari kaumnya yang kafir beralih kepada pengikut mereka, mengancam mereka dengan berkata, sesungguhnya jika kamu mengikuti syuaib, beriman kepadanya dan meninggalkan ajaran dan tradisi leluhur kamu, tentu kamu menjadi orang-orang yang rugi, karena mengikuti agama yang salah, yang belum pernah diikuti oleh leluhur kalian.
Al-A’raf Ayat 89 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 89, Makna Al-A’raf Ayat 89, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 89, Al-A’raf Ayat 89 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 89
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)