{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 123.
قَالَ فِرْعَوْنُ آمَنْتُمْ بِهِ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّ هَـٰذَا لَمَكْرٌ مَكَرْتُمُوهُ فِي الْمَدِينَةِ لِتُخْرِجُوا مِنْهَا أَهْلَهَا ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿١٢٣﴾
qāla fir’aunu āmantum bihī qabla an āżana lakum, inna hāżā lamakrum makartumụhu fil-madīnati litukhrijụ min-hā ahlahā, fa saufa ta’lamụn
QS. Al-A’raf [7] : 123
Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).
Fir’aun berkata kepada para ahli sihir itu, “Apakah kalian beriman kepada Allah sebelum aku mengizinkan kalian mengimaninya? Sesungguhnya keimanan kalian kepada Allah, kepercayaan kalian kepada Musa, dan pengakuan kalian akan kenabiannya adalah muslihat yang telah kalian rencanakan bersama Musa untuk mengusir penduduk kota kalian ini, sehingga kalian bisa mewarisi semua kebaikan kota ini. Wahai para penyihir, kelak kalian akan mengetahui siksa yang akan menimpa kalian.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal ancaman yang dikemukakan oleh Fir’aun la’natullah kepada para ahli sihirnya, ketika mereka beriman kepada Nabi Musa a.s. Juga menceritakan tentang apa yang ditampakkan oleh Fir’aun kepada khalayak ramai, yaitu berupa siasat dan tipu muslihatnya dalam memutarbalikkan kenyataan, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya.
Dengan kata lain, sesungguhnya kemenangan Musa atas kalian di hari kalian ini hanyalah sandiwara saja dan berdasarkan kerelaan kalian sendiri. Karena itulah di dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya ia (Musa) adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir Kepada kamu sekalian. (Thaha : 71)
Nabi Musa mengetahui dan semua orang yang mempunyai pemikiran yang sehat mengetahui bahwa apa yang dikatakan oleh Fir’aun adalah suatu kebatilan yang parah, karena sesungguhnya Nabi Musa a.s. begitu datang dari Madyan langsung menyeru Fir’aun untuk menyembah Allah. Lalu Musa menampakkan beberapa mukjizat yang jelas dan hujah-hujah yang mematahkan untuk membuktikan kebenaran dari apa yang disampaikannya. Tetapi saat itulah Fir’aun mengirimkan beberapa utusannya ke pelbagai kota yang berada di bawah kekuasaannya untuk mengundang semua ahli sihir.
Kemudian Fir’aun mengumpulkan semua ahli sihir dari berbagai negeri yang tunduk pada kekuasaannya di Mesir, mereka adalah ahli sihir pilihan hasil seleksi para pemimpin dari kaum Fir’aun. Lalu semuanya dihadapkan kepada Fir’aun, dan Fir’aun menjanjikan akan memberikan harta yang berlimpah kepada mereka. Karena itulah para ahli sihir terdorong untuk memenangkan pertandingan tersebut di hadapan Raja Fir’aun.
Nabi Musa a.s. sama sekali tidak mengenal seorang pun dari mereka, tidak pernah pula melihatnya, dan sama sekali tidak pernah bersua dengan mereka. Fir’aun sendiri mengetahui hal tersebut. Maka sesungguhnya apa yang dikatakan oleh Fir’aun setelah semua jagonya kalah hanyalah semata-mata sebagai sikap diplomasi dan menutupi kekalahannya di mata rakyatnya dan orang-orang yang tidak mengerti dari kalangan kaumnya. Hal ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui Firman-Nya:
Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya {dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya. (Az Zukhruf:54)
Karena sesungguhnya di antara kaumnya terdapat orang-orang yang percaya kepada kata-kata Fir’aun yang disebutkan oleh firman-Nya:
Akulah tuhan kalian yang paling tinggi. (An-Naziat: 24)
Sesungguhnya orang-orang tersebut adalah makhluk Allah yang paling bodoh dan paling sesat.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan tafsirnya dalam suatu riwayatnya yang terkenal, bersumber dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas serta sahabat lainnya mengenai makna firman-Nya: sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini. (Al A’raf:123) Musa a.s. berhadapan dengan pemimpin para ahli sihir, maka ia berkata kepadanya, “Bagaimanakah pendapatmu jika aku dapat mengalahkanmu, apakah kamu mau beriman kepadaku dan bersaksi bahwa apa yang aku sampaikan adalah hak (benar)?” Pemimpin ahli sihir itu menjawab, “Sungguh besok aku akan menggunakan sihir yang tidak dapat dikalahkan oleh sihir apa pun. Demi Allah, jika engkau dapat mengalahkan aku, maka saya sungguh akan beriman kepadamu dan benar-benar akan bersaksi bahwa engkau adalah benar,” sedangkan Raja Fir’aun memandang keduanya. Menurut para ulama tafsir, karena itulah Fir’aun mengatakan apa yang telah dikatakannya itu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…untuk mengeluarkan penduduknya darinya.
Artinya kalian dan dia (Musa) telah sepakat-sehingga akhirnya negara dan kekuasaan dapat kalian rebut, kemudian kalian usir darinya semua orang besar dan para pemimpinnya. Dengan demikian, kelak kekuasaan dan wewenang berada di tangan kalian.
…maka kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian ini).
Maksudnya, kelak kalian akan mengetahui apa yang akan aku lakukan terhadap kalian.
(123) قَالَ فِرْعَوْنُ “Fir’aun berkata”, kepada mereka dengan mengancam karena iman mereka, اٰمَنْتُمْ بِهٖ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ “Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?” Orang busuk ini adalah penguasa otoriter yang sewenang-wenang dalam mem-perlakukan fisik dan pendapat rakyatnya. Telah menjadi semacam ketetapan baginya dan rakyatnya bahwa pendapatnya harus didengar dan perintahnya harus terlaksana, tak seorang pun boleh keluar dari ucapan dan hukumnya. Dengan kondisi seperti ini mental mereka merosot, akal dan tindakan mereka lemah, serta tidak mampu membela hak-hak mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman tentangnya,
فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهٗ فَاَطَاعُوْهُ
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya.” (Az-Zukhruf: 54).
Di sini dia berkata, اٰمَنْتُمْ بِهٖ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ “Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?” Ini adalah sikap ke-kurangajaran darimu dan kelancangan kepadaku. Kemudian dia mengaburkan sikap kaumnya dengan berkata, اِنَّ هٰذَا لَمَكْرٌ مَّكَرْتُمُوْهُ فِى الْمَدِيْنَةِ لِتُخْرِجُوْا مِنْهَآ اَهْلَهَاۚ “Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduk-nya dari padanya.” Yakni sesungguhnya Musa adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir, kamu telah bersepakat dengannya di mana seakan-akan kalian tunduk padanya, lalu dia menang dan kamu mengikutinya, kemudian orang-orang atau mayoritas dari mereka mengikutimu, lalu kamu mengusir penduduknya darinya. Ini ada-lah kedustaan yang dia sendiri dan orang-orang yang mengetahui situasi, mengetahui bahwa Musa tidak bersekongkol dengan siapa pun dari mereka. Bahwa mereka itu dikumpulkan menurut perin-tah Fir’aun melalui kaki tangannya. Bahwa apa yang dibawa oleh Musa adalah mukjizat Ilahiyah. Bahwa ahli sihir itu telah mengeluar-kan segala kemampuan mereka untuk mengalahkan Musa namun mereka kalah, lalu kebenaran menjadi jelas bagi mereka dan mereka pun mengikutinya. Kemudian Fir’aun mengancam mereka dengan mengatakan, فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ “Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuat-anmu ini).” Yakni, hukuman yang aku siapkan untukmu.
Melihat itu, fir’aun pun terkejut dan naik pitam. Fir’aun berkata, mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu’ tanpa menanyakan terlebih dahulu sebab mereka beriman, fir’aun melontarkan tuduhan, sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan bersama musa dan harun di kota ini, yakni mesir, untuk mengusir penduduknya. Ia pun mengancam mereka, kelak kamu akan mengetahui apa yang akan aku lakukan untuk kamu, sebagai akibat perbuatanmu dengan beriman kepada musa dan harun, serta sebagai siksaan dari persekongkolan dan tipu muslihat yang kalian lakukan. Begitulah, penguasa tiran akan mengancam bila tersudut dan terpojokkan. Melihat mereka tidak kembali dan tetap teguh dengan keimanan mereka, fir’aun lanjut mengancam, aku bersumpah demi kekuasaanku, pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang; tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya, kemudian dengan keadaan yang menyeramkan ini, aku benar-benar akan menyalib kamu semua, tanpa terkecuali, dengan mengikat kaki dan tangan kamu di batang pohon kurma. Itu semua dilakukan agar menjadi peringatan bagi siapa yang hendak menipu dan melawan kekuasaan fir’aun.
Al-A’raf Ayat 123 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 123, Makna Al-A’raf Ayat 123, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 123, Al-A’raf Ayat 123 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 123
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)