{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 127.
وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَىٰ وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ ۚ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَاءَهُمْ وَنَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ ﴿١٢٧﴾
wa qālal-mala`u ming qaumi fir’auna a tażaru mụsā wa qaumahụ liyufsidụ fil-arḍi wa yażaraka wa ālihatak, qāla sanuqattilu abnā`ahum wa nastaḥyī nisā`ahum, wa innā fauqahum qāhirụn
QS. Al-A’raf [7] : 127
Dan para pemuka dari kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?” (Fir‘aun) menjawab, “Akan kita bunuh anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.”
Para pemuka dan pembesar kaum Fir’aun yang sombong itu berkata kepada Fir’aun, “Apakah kamu (Fir’aun) akan membiarkan Musa dan kaumnya dari Bani Israil melakukan kerusakan di negeri Mesir ini dengan mengubah agama manusia dengan penyembahan hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, lalu mereka meninggalkanmu dan sembahan-sembahanmu?” Fir’aun menjawab, “Kita akan membunuh anak-anak laki-laki dari Bani Israil dan membiarkan anak-anak perempuan mereka tetap hidup agar mereka menjadi pelayan-pelayan. Sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang persekongkolan Fir’aun dan para pemuka kaumnya terhadap Musa, serta kedengkian dan kemarahan yang mereka pendam terhadap Musa a.s. dan kaumnya.
Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir’aun.
Yakni mereka berkata kepada Fir’aun.
Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya.
Artinya, apakah engkau biarkan mereka menimbulkan kerusakan di bumi, yakni merusak rakyatmu dan menyeru mereka untuk menyembah Tuhan mereka, bukan menyembah kepadamu? Alangkah mengherankannya, mengapa mereka merasa khawatir Musa dan kaumnya akan menimbulkan kerusakan. Bukankah sebenarnya Fir’aun dan kaumnyalah orang-orang yang membuat kerusakan itu, tetapi Fir’aun dan kaumnya tidak merasa, bahwa diri mereka sebenarnya adalah para perusak? Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan bahwa mereka mengatakan:
…dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?
Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa huruf wawu dalam ayat ini adalah wawu haliyah (kata keterangan keadaan), yakni apakah engkau biarkan Musa dan kaumnya membuat kerusakan, sedangkan penyembahan kepadamu ditinggalkan?’ Orang yang membaca dengan pengertian ini adalah Ubay ibnu Ka’b, yakni sedangkan mereka meninggalkan penyembahan mereka kepadamu dan tuhan-tuhanmu? Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Ulama lain mengatakan bahwa huruf wawu ini adalah huruf ‘ataf, yakni ‘apakah engkau biarkan mereka melakukan kerusakan seperti yang engkau lihat sendiri? Mereka juga tidak mau menyembah tuhan-tuhanmu.
Sebagian ulama ada yang membacanya ilahataka yang artinya ‘menyembah kepadamu’. Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lainnya.
Berdasarkan pengertian bacaan yang pertama dapat disimpulkan oleh sebagian ulama bahwa Fir’aun memang mempunyai tuhan-tuhan yang selalu disembahnya.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, bahwa Fir’aun mempunyai tuhan yang selalu ia sembah secara rahasia. Dalam riwayat lain disebutkan pula bahwa Fir’aun mempunyai sebuah patung kecil yang dikalungkan pada lehernya dan selalu ia sembah.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan meninggalkan kamu dan tuhan-tuhanmu?
Yakni tuhan-tuhan Fir’aun.
Menurut dugaan Ibnu Abbas, apabila mereka melihat seekor sapi betina yang bagus, maka Fir’aun menyuruh mereka untuk menyembah sapi betina itu. Karena itulah Samiri membuatkan patung anak sapi yang dapat bersuara bagi mereka.
Lalu Fir’aun memperkenankan permintaan pembesar-pembesar kaumnya itu melalui perkataannya, seperti yang disebutkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka.
Hal ini merupakan perbuatan kedua kalinya yang diperintahkan oleh Fir’aun terhadap kaumnya. Hal yang serupa pernah ia lakukan terhadap kaum Bani Israil, yaitu ketika menjelang kelahiran Musa a.s., karena merasa khawatir akan keberadaannya. Tetapi ternyata kejadiannya bertentangan dengan apa yang dituju dan yang dimaksud oleh Fir’aun (yakni Musa tetap lahir dengan selamat). Ia pun mendapat perlakuan yang sama di saat dia hendak menghinakan kaum Bani Israil dan menindas mereka. Maka kenyataannya menjadi kebalikan dari apa yang diinginkannya, yaitu Allah memenangkan kaum Bani Israil dan menghinakan Fir’aun beserta bala tentaranya- serta menenggelamkan mereka semua di dalam lautan.
(127) Fir’aun dengan kaki tangannya dan mayoritas dari mereka yang mengikuti para pembesar di kalangan mereka telah menyombongkan diri di depan ayat-ayat Allah dan mengingkari-nya karena kezhaliman dan kesombongan. Mereka berkata kepada Fir’aun dalam rangka menghasutnya agar mengazab Musa dengan alasan bahwa apa yang dibawanya adalah batil dan merupakan kerusakan di muka bumi, اَتَذَرُ مُوْسٰى وَقَوْمَهٗ لِيُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ “Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir),” dengan dakwah menyeru agar mereka beriman kepada Allah, kepada kemuliaan akhlak dan kebaikan amal yang merupa-kan kebaikan di muka bumi? Justru merekalah yang berada di atas kerusakan, akan tetapi orang-orang zhalim bersikap masa bodoh terhadap apa yang mereka katakan. وَيَذَرَكَ وَاٰلِهَتَكَۗ “Dan meninggal-kanmu serta tuhan-tuhanmu.” Yakni membiarkanmu dan tuhan-tu-hanmu, dia melarangmu dan menghalang-halangi manusia dari mengikutimu. Maka Fir’aun menjawab mereka dengan mengata-kan bahwa dia akan membiarkan Musa dengan Bani Israil dalam kondisi di mana mereka tidak dapat berkembang, dan Fir’aun de-ngan kaki tangannya merasa aman dari bahaya mereka. Katanya, قَالَ سَنُقَتِّلُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَنَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْۚ “Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka.” Yakni kita membiar-kan anak-anak perempuan itu hidup, kita tidak membunuhnya. Jika kita melakukan itu, maka kita akan aman dari kekuatan me-reka yang berjumlah banyak, sisanya kita perbudak dan kita atur sesuai dengan kehendak kita. وَاِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُوْنَ”Dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka.” Mereka tidak memiliki kemam-puan untuk melepaskan diri dari hukum kita. Ini adalah puncak kesombongan, kezhaliman, dan kebengisan Fir’aun.
Setelah fir’aun dan kaumnya menyaksikan kemenangan nabi musa dan keimanan para pesihir kepadanya, para pemuka dari kaum fir’aun berkata, apakah engkau wahai fir’aun akan membiarkan musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri mesir ini dan meninggalkanmu dengan tidak menghormati dan tunduk kepadamu dan tuhan-tuhanmu tidak disembah’ pertanyaan itu sangat menyentak fir’aun, lalu ia menjawab, akan kita bunuh dengan pembunuhan yang pasti lagi banyak anak-anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup anak-anak perempuan mereka untuk melayani kita, atau untuk disiksa dan dilecehkan, seperti yang dulu pernah kita lakukan. Dengan begitu, mereka tidak dapat menggalang kekuatan. Jangan khawatir, situasi akan terkendali dan sesungguhnya kita berkuasa penuh atas mereka sehingga dapat menguasai dan menekan mereka. Ancaman fir’aun itu sampai ke telinga nabi musa dan kaumnya. Nabi musa pun melihat rasa takut pada kaumnya dan segera memompa semangat dan rasa optimisme mereka. Nabi musa berkata kepada kaumnya, mohonlah dengan sungguh-sungguh pertolongan kepada Allah dan bersabarlah dalam menghadapi tantangan dakwah dan ancaman fir’aun. Sesungguhnya bumi ini seluruhnya, baik negeri mesir ini atau lainnya, milik Allah, bukan milik fir’aun; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Memang boleh jadi itu belum terjadi dalam waktu singkat, tapi itu pasti terlaksana, dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah dengan berpegang teguh pada ajaran-ajaran-Nya. Usaha yang disertai dengan doa dan kesabaran akan berbuah kemenangan.
Al-A’raf Ayat 127 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 127, Makna Al-A’raf Ayat 127, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 127, Al-A’raf Ayat 127 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 127
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)