{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 155.
وَاخْتَارَ مُوسَىٰ قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلًا لِمِيقَاتِنَا ۖ فَلَمَّا أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ ۖ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا ۖ إِنْ هِيَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ ۖ أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۖ وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ ﴿١٥٥﴾
wakhtāra mụsā qaumahụ sab’īna rajulal limīqātinā, fa lammā akhażat-humur-rajfatu qāla rabbi lau syi`ta ahlaktahum ming qablu wa iyyāy, a tuhlikunā bimā fa’alas-sufahā`u minnā, in hiya illā fitnatuk, tuḍillu bihā man tasyā`u wa tahdī man tasyā`, anta waliyyunā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairul-gāfirīn
QS. Al-A’raf [7] : 155
Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohon tobat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Ketika mereka ditimpa gempa bumi, Musa berkata, “Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau binasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang berakal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari-Mu, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah pemimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik.”
Kemudian Musa memilih tujuh puluh orang terbaik dari kaumnya, lalu membawa mereka ke bukit Thursina pada waktu yang telah Allah janjikan kepada Musa untuk menemui-Nya di tempat itu bersama mereka, untuk bertaubat dari dosa penyembahan patung anak lembu yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dari Bani Israil. Ketika telah sampai pada tempat yang dituju, mereka malah berkata, “Kami tidak akan beriman kepadamu (hai Musa) sebelum kami bisa melihat Allah dengan mata telanjang. Sungguh kamu telah berbicara kepada-Nya secara langsung, maka perlihatkanlah Dia kepada kami.” Kemudian mereka pun ditimpa gempa yang kuat, lalu semuanya mati. Kemudian Musa berkata dengan merendahkan diri di hadapan Allah, “Wahai Rabb-ku, apa yang dapat aku katakan kepada Bani Israil apabila aku datang kembali kepada mereka. Sedangkan Engkau telah membinasakan orang-orang pilihan dari mereka? Jika Engkau menghendaki tentu Engkau telah membinasakan aku bersama mereka sebelum ini terjadi, sesunggguhnya yang demikian itu lebih ringan bagiku. Mengapa Engkau membinasakan kami hanya karena perbuatan sebagian orang-orang bodoh di antara kami? Penyembahan kaumku terhadap patung anak lembu itu adalah cobaan dan ujian. Dengan peristiwa itu, Engaku menyesatkan siapa saja yang Engkau kehendaki dari makhluk-makhluk-Mu dan Engkau memberi petunjuk bagi siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkaulah pelindung dan penolong kami, maka ampunilah dosa-dosa kami dan kasihanilah Kami dengan rahmat-Mu. Engkaulah sebaik-baik pengampun dan penghapus semua dosa.”
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir ayat ini, bahwa Allah memerintahkan Musa untuk memilih tujuh puluh orang lelaki. Maka Musa memilih tujuh puluh orang lelaki dari kaumnya, lalu membawa mereka ke tanah lapang untuk berdoa kepada Tuhan mereka. Tersebutlah bahwa di antara doa yang diucapkan oleh mereka kepada Allah ialah, “Ya Allah, berikanlah kepada kami pemberian yang belum pernah Engkau berikan kepada seseorang pun sebelum kami dan tidak akan Engkau berikan kepada seorang pun sesudah kami.” Maka Allah tidak suka kepada permintaan yang mereka panjatkan itu, lalu mereka ditimpa oleh gempa.
Musa berkata, “Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini.”, hingga akhir ayat.
As-Saddi mengatakan, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada Musa untuk datang kepada-Nya bersama tiga puluh orang lelaki dari kalangan Bani Israil untuk meminta ampun kepada-Nya tentang perbuatan mereka yang telah menyembah patung anak lembu itu, dan Allah menjanjikan waktunya kepada mereka.” Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya. (Al A’raf:155) yang berada di hadapannya, kemudian Musa membawa mereka pergi untuk bertobat. Ketika mereka telah sampat di tempat yang dituju, mereka mengatakan, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain melalui Firman-Nya: Kami tidak akan beriman kepadamu. (Al Baqarah:55) Hai Musa. sebelum kami melihat Allah dengan terang. (Al Baqarah:55) Karena engkau telah berbicara langsung kepada-Nya, maka perlihatkanlah Allah kepada kami. karena itu kalian disambar halilintar. (Al Baqarah:55) Maka mereka pun mati semua, dan Musa berdiri menangis seraya berdoa kepada Allah, “Ya Tuhanku, apakah yang akan aku katakan kepada Bani Israil, jika aku datang kembali kepada mereka tanpa orang-orang ini, sedangkan orang-orang yang terpilih mereka telah Engkau binasakan?” Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini.
Muhammad ibnu Ishaq menceritakan bahwa Musa memilih tujuh puluh orang lelaki dari kalangan kaum Bani Israil, semuanya adalah orang-orang yang terpilih (terkemuka) dari kalangan mereka. Musa berkata, “Berangkatlah kalian kepada Allah, dan bertobatlah kepada-Nya dari apa yang telah kalian perbuat, dan mintakanlah kepada-Nya tobat buat orang-orang yang kalian tinggalkan di belakang kalian dari kalangan kaum kalian. Berpuasalah, bersucilah, dan bersihkanlah pakaian-pakaian kalian terlebih dahulu.” Kemudian Musa membawa mereka pergi menuju Bukit Tursina untuk memenuhi janji yang telah ditetapkan untuknya oleh Tuhan-Nya Tersebutlah bahwa Musa tidak berani datang ke tempat itu kecuali dengan seizin dan pemberitahuan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Lalu ketujuh puluh orang itu —menurut kisah yang sampai kepadaku— setelah melakukan apa yang diperintahkan oleh Musa kepada mereka dan Musa membawa mereka untuk bersua dengan Tuhannya, berkatalah mereka kepada Musa, “Mintakanlah bagi kami agar kami dapat mendengar suara Tuhan kami.” Musa menjawab, “Akan aku lakukan.” Ketika Musa berada di dekat bukit itu, tiba-tiba gunung itu diliputi oleh awan yang berbentuk tiang raksasa sehingga menutupi seluruh kawasan bukit tersebut. Musa mendekat dan masuk ke dalamnya, lalu ia berkata kepada kaumnya, “Mendekatlah kalian.” Disebutkan bahwa apabila Musa sedang diajak bicara oleh Tuhannya, maka dari keningnya memancarlah nur yang sangat cemerlang, tiada seorang manusia pun yang mampu memandangnya. Maka dibuatkanlah hijab (oleh Allah) untuk menutupinya. Kaum itu mendekat, dan manakala mereka masuk ke dalam awan itu, maka mereka terjatuh bersujud, dan mereka mendengar Allah sedang berbicara kepada Musa seraya mengeluarkan titah dan larangan-Nya kepada Musa, yakni lakukanlah anu dan tinggalkanlah anu. Setelah Allah selesai dari pembicaraan-Nya kepada Musa dan awan telah lenyap dari Musa, maka Musa datang menemui mereka, tetapi mereka berkata kepadanya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kalian disambar halilintar. (Al Baqarah:55) Yang dimaksud dengan sa’iqah sama dengan rajfah. Maka nyawa mereka semuanya melayang, dan matilah mereka. Lalu Musa bangkit memohon kepada Tuhannya dan berdoa serta memohon dengan penuh harap kepada-Nya. Untuk itu Musa mengatakan:
Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini
Sedangkan mereka benar-benar orang-orang yang bodoh, maka apakah Engkau membinasakan orang-orang Bani Israil yang ada di belakangku?
Ibnu Abbas, Qatadah, Mujahid, dan Ibnu Jarir mengatakan bahwa mereka ditimpa oleh halilintar (gempa dahsyat) karena mereka tidak mau melenyapkan penyembahan patung anak lembu dari kalangan kaumnya, tidak mau pula melarang kaumnya melakukan hal tersebut. Pendapat ini berdasarkan perkataan Musa a.s. yang disitir oleh firman-Nya: Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? (Al A’raf:155)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Itu hanyalah cobaan dari Engkau.
Maksudnya cobaan dan ujian yang Engkau berikan kepada mereka.
Demikianlah menurut tafsir yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Sa’id ibnu Jubair, Abul Aliyah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf dan Khalaf.
Tiada makna atau takwil selain ini. Dengan kata lain, sesungguhnya perkara ini hanyalah urusanmu, dan sesungguhnya keputusan ini hanyalah Engkau yang melakukannya. Maka apa saja yang Engkau kehendaki, pasti terjadi, Engkau sesatkan siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau beri petunjuk siapa pun yang Engkau kehendaki. Tidak ada pemberi petunjuk bagi orang yang telah Engkau sesatkan, dan tiada yang dapat menyesatkan orang yang telah Engkau beri petunjuk. Tidak ada yang memberi orang yang Engkau cegah, dan tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan. Kerajaan adalah milik Engkau belaka, dan keputusan hukum hanyalah milik Engkau, milik Engkaulah makhluk dan semua urusan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Engkaulah yang memimpin kami. maka ampunilah kami dan berilah kamirahmat, dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. (Al A’raf:155)
Al-gafru artinya menutupi dan tidak menghukum karena dosa, sedangkan pengertian rahmat apabila dibarengi dengan ampunan. Maka makna yang dimaksud ialah ‘janganlah dijerumuskan ke dalam hal yang serupa (yakni dosa yang serupa) di masa mendatang nanti.
Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. (Al A’raf:155)
Yakni tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau sendiri.
(155) Dan tatkala Bani Israil bertaubat serta kembali ke jalan mereka yang lurus وَاخْتَارَ مُوْسٰى “Musa memilih”, dari mereka سَبْعِيْنَ رَجُلًا “tujuh puluh orang”, terbaik di antara mereka untuk memohon maaf kepada Allah bagi kaum mereka. Allah menjanjikan kepada mereka waktu di mana mereka bisa menghadirinya. Manakala me-reka telah hadir, mereka berkata, “Wahai Musa, tunjukkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Mereka telah berkata sangat lancang kepada Allah, bersikap kurang ajar kepadaNya, maka mereka pun digoncang gempa, sehingga mereka pingsan dan binasa, maka Musa tiada henti-hentinya berdoa merendahkan diri kepada Allah dan berkata, رَبِّ لَوْ شِئْتَ اَهْلَكْتَهُمْ مِّنْ قَبْلُ وَاِيَّايَۗ “Ya Rabbku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka sebelum ini.” Yakni sebelum mereka hadir dan mereka dalam keadaan memohon maaf untuk kaum mereka, justru mereka sekarang menjadi orang-orang yang zhalim. اَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاۤءُ مِنَّاۚ “Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?” Yakni orang-orang berakal bodoh dan berpikiran pandir. Musa merendahkan diri kepada Allah dan memohon pemakluman karena orang-orang yang berbuat kelancangan tersebut tidak memiliki akal yang sem-purna yang menjaga mereka sehingga mereka tidak mengucapkan dan melakukan demikian, dan bahwa telah terjadi fitnah pada diri mereka yang terlintas pada diri seseorang dan dia khawatir agama-nya akan lenyap. Maka dia berkata,
اِنْ هِيَ اِلَّا فِتْنَتُكَۗ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاۤءُ وَتَهْدِيْ مَنْ تَشَاۤءُۗ اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ
“Itu hanyalah cobaan dariMu, Engkau sesat-kan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri pe-tunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau-lah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau-lah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya.” Yakni Engkau adalah sebaik-baik pemaaf, sebaik-baik yang menyayangi, dan semulia-mulia pemberi karunia. Seakan-akan Musa j berkata, “Wahai Rabb, yang dimaksud dengan tujuan pertama bagi kami semua adalah menaatiMu dan beriman kepadaMu, dan bahwa orang yang ber-akal, mengerti, dan memahaminya dengan sempurna sesuai dengan taufik yang telah Engkau berikan, maka ia tetap bersikap lurus. Adapun orang yang lemah akalnya, pandir pemikirannya, dan di-belokkan oleh fitnah, maka dialah yang melakukan pelanggaran itu, meskipun demikian Engkau adalah sebaik-baik Penyayang dan sebaik-baik Pengampun, maka ampunilah dan sayangilah kami.” Maka Allah mengabulkan permintaan Musa dan menghidupkan mereka setelah mereka mati dan mengampuni dosa-dosa mereka.
Dan nabi musa memilih tujuh puluh orang dari pemuka kaumnya yang terbaik untuk memohon tobat kepada kami di bukit sinai pada waktu yang telah kami tentukan. Sesampainya di tempat itu, mereka menyatakan tidak akan beriman kepada musa sampai dia memperlihatkan kepada mereka tuhan yang pernah berbicara kepadanya. Ketika itu mereka ditimpa gempa bumi yang dahsyat, sampai mati semuanya, dan nabi musa memohon kepada Allah sambil menengadahkan diri dan berkata, ya tuhan pemelihara-ku, apa yang akan aku katakan kepada bani israil ketika aku kembali kepada mereka’ engkau telah membinasakan orang-orang yang terbaik dari mereka. Jika seandainya engkau kehendaki, tentulah engkau binasakan mereka, saat terjadi penyembahan anak sapi, karena kelalaian mereka tidak mencegah penyembahan anak sapi, dan juga engkau binasakan aku karena kelalaianku atau sebab lainnya sebelum ini, yaitu sebelum menghadap ke hadirat-Mu, seperti saat aku membunuh seorang koptik. Apakah engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang berakal di antara kami yang menyembah anak sapi itu’ apa yang dilakukan oleh para penyembah patung anak sapi itu hanyalah cobaan dari-Mu, engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang engkau kehendaki kesesatannya setelah nyata kehendak mereka untuk sesat dan engkau beri petunjuk kepada siapa yang engkau kehendaki berdasarkan kesiapan jiwa untuk menerima petunjuk. Engkaulah satu-satunya pemimpin dan pelindung kami, maka ampunilah segala dosa kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik karena engkau mengampuni bukan untuk mendapat pujian, atau menghindari kecaman. Perbuatan mereka membuat patung anak sapi dan menyembahnya itu adalah suatu cobaan dari Allah untuk menguji mereka, siapa yang sebenarnya kuat imannya dan siapa yang masih ragu-ragu. Orang yang lemah imannya itulah yang mengikuti samiri dan menyembah patung anak sapi itu. Tetapi orang yang kuat imannya, tetap dalam keimanannya. Nabi musa melanjutkan berdoa, dan tetapkanlah untuk kami kebaikan selama hidup di dunia ini dan kelak di akhirat. Sungguh, kami kembali, yakni bertobat kepada engkau dari segala dosa dan kekurangan, dengan sebenar-benarnya. Mendengar permohonan itu, Allah berfirman, siksaku, baik di dunia maupun di akhirat, akan aku timpakan kepada siapa yang aku kehendaki dari makhluk-ku, seperti yang aku lakukan terhadap kaummu, dan rahmat-ku, yakni anugerah-ku, meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-ku yang khusus dan berkesinambungan bagi orang-orang yang bertakwa, terutama yang menunaikan zakat dan orangorang yang selalu terus menerus beriman kepada ayat-ayat kami, yakni dengan membenarkannya melalui hati dan perbuatan.
Al-A’raf Ayat 155 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 155, Makna Al-A’raf Ayat 155, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 155, Al-A’raf Ayat 155 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 155
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)