{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 169.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَـٰذَا الْأَدْنَىٰ وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ ۚ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِيثَاقُ الْكِتَابِ أَنْ لَا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ ۗ وَالدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿١٦٩﴾
fa khalafa mim ba’dihim khalfuw wariṡul-kitāba ya`khużụna ‘araḍa hāżal-adnā wa yaqụlụna sayugfaru lanā, wa iy ya`tihim ‘araḍum miṡluhụ ya`khużụh, a lam yu`khaż ‘alaihim mīṡāqul-kitābi al lā yaqụlụ ‘alallāhi illal-ḥaqqa wa darasụ mā fīh, wad-dārul-ākhiratu khairul lillażīna yattaqụn, a fa lā ta’qilụn
QS. Al-A’raf [7] : 169
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?
Lalu datanglah sesudah orang-orang yang Kami sebutkan itu pengganti yang jahat, mereka mewarisi kitab dari pendahulu-pendahulu mereka, mereka membacanya dan mengetahuinya, tetapi mereka melanggar hukum-hukumnya, mereka mengambil kesenangan dunia dari usaha yang rendah, seperti risywah (suap-menyuap) dan lain sebagainya. Demikian itu disebabkan ketamakan dan keserakahan mereka. Meski begitu, mereka berkata, “Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosa kami.” Ini adalah angan-angan yang kosong. Dan apabila datang harta yang banyak lagi haram kepada orang-orang Yahudi, mereka mengambil dan menghalalkannya, mereka tetap melakukan dosa dan memakan yang haram. Bukankah telah diambil perjanjian mereka untuk menegakkan Taurat dan mengerjakannya, dan agar mereka tidak akan berkata atas Allah, kecuali yang benar dan tidak berdusta atas-Nya? Mereka mengetahui kandungan Taurat, akan tetapi mereka menyia-nyiakan dan tidak mengerjakannya, dan mereka melanggar perjanjian dengan Allah dalam hal itu. Dan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Apakah orang-orang yang mengambil hasil usaha yang rendah itu mengerti bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang bertakwa?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka datanglah sesudah mereka generasi yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini…, hingga akhir ayat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan bahwa sesudah itu —yakni sesudah generasi yang di dalamnya terdapat orang-orang yang saleh dan lainnya—datanglah generasi lain yang tiada kebaikan sama sekali pada mereka, padahal mereka mewarisi hak mempelajari Al-Kitab, yakni kitab Taurat. Menurut Mujahid, mereka adalah orang-orang Nasrani. Tetapi barangkali pengertiannya lebih umum daripada itu.
…mereka mengambil harta dunia yang rendah ini.
Dengan kata lain, mereka menukar perkara hak —yang harus disampaikan dan disiarkan— dengan harta benda duniawi. Lalu mereka menjanjikan terhadap dirinya sendiri bahwa kelak akan melakukan tobat atas perbuatannya itu. Tetapi kenyataannya manakala datang hal yang semisal kepada mereka, maka mereka kembali terjerumus ke dalamnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya juga
Seperti yang dikatakan oleh Sa’id ibnu Jubair, “Mereka mengerjakan dosa, lalu meminta ampun kepada Allah dari dosa itu dan mengakui kesalahannya kepada Allah. Tetapi apabila datang kesempatan yang lain bagi mereka dari harta duniawi itu, maka mereka akan mengambilnya juga.”
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firrnan-Nya: mereka mengambil harta dunia yang rendah ini. (Al A’raf:169) Tiada sesuatu pun dari perkara keduniawian yang muncul melainkan pasti mereka merebutnya, baik yang halal ataupun yang haram, lalu mereka berharap mendapat ampunan.
…dan mereka berkata, Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika datang kepada mereka harta dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga).
Sehubungan dengan makna ayat ini Qatadah mengatakan, “Generasi tersebut memang generasi yang jahat, demi Allah.”mereka mewarisi Kitab sesudah nabi-nabi dan rasul-rasul mereka, Allah mewariskannya kepada mereka dan mengambil janji dari mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman di dalam ayat yang lain , yaitu:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat. (Maryam:59)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…mereka mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata, “Kami akan diberi ampun.”
Mereka berangan-angan terhadap Allah dan teperdaya oleh angan-angan kosong mereka sendiri.
Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga)
Tidak ada sesuatu pun yang menyibukkan mereka dari itu, dan tidak ada sesuatu pun yang menghalang-halangi mereka dari hal tersebut. Manakala ada kesempatan bagi mereka mengangkut perkara duniawi, maka mereka langsung menyantapnya, tanpa memikirkan lagi halal ataukah haram.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat). (Al A’raf:169) sampai dengan firman-Nya: padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya (Al A’raf:169) Bahwa dahulu orang-orang Bani Israil tidak sekali-kali meminta peradilan dari seorang hakim melainkan main suap dalam keputusan hukumnya. Dan sesungguhnya orang-orang terkemuka mereka mengadakan pertemuan, lalu mengadakan kesepakatan di antara sesama mereka yang mereka tuangkan ke dalam suatu perjanjian, bahwa mereka tidak akan melakukan hal itu lagi dan tidak akan melakukan penyuapan. Kemudian ada seorang lelaki dari kalangan mereka yang tetap melakukan suap dalam perkaranya. Ketika ditanyakan kepadanya, “Mengapa engkau masih tetap memakai suap dalam hukum?” Ia menjawab bahwa Allah akan memberikan ampunan kepadanya. Maka semua orang dari kalangan Bani Israil mencela perbuatan yang telah dilakukannya itu. Tetapi apabila dia mati atau dipecat, maka kedudukannya diganti oleh orang yang tadinya termasuk orang-orang yang mencelanya. Tetapi pada akhirnya si pengganti ini pun melakukan suap pula. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan, “Apabila datang kepada yang lainnya harta benda duniawi, maka mereka mengambilnya juga.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. hingga akhir ayat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman mengingkari perbuatan mereka, mengingat mereka telah diambil sumpahnya oleh Allah, yaitu diharuskan menerangkan perkara yang hak kepada manusia dan tidak boleh menyembunyikannya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam firman-Nya yang lain:
Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), “Hendaklah kalian menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kalian menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima (Ali Imran:187)
Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecualiyang benar.Yakni terhadap apa yang mereka angan-angankan dari Allah, yaitu pengampunan dosa-dosa mereka, padahal mereka masih tetap meng-ulangi perbuatan dosa-dosanya dan tidak pernah bertobat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menganjurkan kepada mereka untuk menyukai pahala-Nya yang berlimpah dan ini memperingatkan mereka akan siksaan-Nya yang keras. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pahala-Ku dan pambalasan yang ada di sisi-Ku lebih baik bagi orang-orang yang takut kepada hal-hal yang diharamkan dan meninggalkan kemauan hawa nafsunya serta berbuat amal ketaatan kepada Tuhannya.
Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?
(169) فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا “Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi”, sesudah mereka الْكِتٰبَ “Taurat.” Mereka memperlakukan kitab itu menurut hawa nafsu mereka. Mereka disodori harta agar mereka memberi fatwa dan memutus-kan hukum dengan cara yang tidak benar, suap merajalela di ka-langan mereka, يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى “Yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata”, mereka mengakui bahwa ia ada-lah dosa dan bahwa mereka adalah orang-orang zhalim, سَيُغْفَرُ لَنَاۚ “Kami akan diberi ampun.” Ini adalah omong kosong, ia bukan istighfar dan minta ampun yang sebenarnya. Jika memang demikian, niscaya mereka akan menyesal atas apa yang mereka perbuat dan mereka berniat kuat untuk tidak mengulanginya, akan tetapi jika ada harta dan suap lain, maka mereka mengambilnya, mereka menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, mereka mengganti yang baik dengan yang buruk. Allah جَلَّ جَلالُهُ mengingkari mereka dan menjelaskan kelancangan mereka. اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ “Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar?” Lalu mengapa mereka berkata atas namaNya tanpa kebenaran karena mengikuti hawa nafsu dan cenderung kepada ambisi mereka, وَ “dan” sebenarnya mereka دَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ “telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?” tidak ada persoalan atas mereka padanya, justru mereka melakukan perbuatan mereka itu dalam keadaan sengaja dan mengetahui. Ini lebih besar dosanya, lebih buruk celaannya, dan lebih berat siksanya. Ini termasuk kebodohan akal mereka dan keren-dahan pikiran mereka, karena mereka lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Oleh karena itu Dia berfirman, وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ “Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa.” Dengan menjauhi penghasilan yang bersumber dari suap atas penetapan hukum berdasar kepada selain yang diturunkan oleh Allah dan perkara-perkara haram lainnya. اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ “Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?” Yakni apakah kalian tidak mempunyai akal yang dengannya kalian menimbang apa yang semestinya lebih dipentingkan, apa yang lebih berhak untuk diusahakan dan didahulukan? Tugas akal adalah melihat kepada akibat dari sesuatu. Ada-pun orang yang berpandangan dangkal lagi pendek, dia tidak dapat meraih nikmat agung yang kekal, di mana akal dan pikirannya?
Apakah setelah dicerai-beraikan dan diuji dengan kebaikan dan keburukan mereka kembali kepada kebenaran’ ayat ini menjelaskan keadaan mereka setelah itu, dengan menyatakan, maka setelah mereka, yaitu dua golongan yang telah kami kelompokkan tadi, datanglah generasi lain yang lebih buruk yang mewarisi taurat dari leluhur mereka, tetapi mereka tidak mengamalkannya, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Kesenangan dunia lebih mereka utamakan daripada kebenaran. Lalu mereka berkata, kami pasti akan diberi ampun, karena Allah maha pengampun. Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu pula, niscaya mereka akan terus-menerus mengambilnya juga. Seakan-akan mereka mengharapkan ampunan, padahal jika mereka diberikan lagi kesenangan dunia seperti sebelumnya, mereka tidak ragu untuk mengambilnya. Begitulah, mereka adalah sekelompok orang yang di samping memohon ampunan, tetapi dalam waktu yang sama selalu saja melakukan dosa. Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam kitab taurat bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya’ mereka telah mempelajari isinya, dan seharusnya mereka mengatakan kebenaran. Tetapi mereka justru mengatakan kebatilan! sesungguhnya kenikmatan di negeri akhirat yang diperuntukkan bagi mereka yang bertakwa, itu lebih baik daripada segala kesenangan dunia. Maka tidakkah kamu mengerti sehingga tetap memungkiri hal ini’ jika demikian halnya, berarti kalian tidak bisa membedakan bahwa kenikmatan akhirat itu sungguh lebih baik daripada kesenangan dunia yang kalian lebih utamakan! setelah menjelaskan keadaan mereka yang durhaka dan menyianyiakan kitab taurat, ayat ini berbicara tentang orang-orang yang berpegang teguh dan mengikuti kebenaran. Dan orang-orang yang selalu berpegang teguh pada kitab, yakni taurat, dengan selalu mengamalkan tuntunannya dan mengikuti nabi Muhammad setelah mendapat penjelasan tentang sifat-sifat dan kabar gembira tentang kedatangannya di dalam taurat, serta melaksanakan kewajiban salat secara sempurna dan berkesinambungan, akan diberi pahala. Sungguh, kami tidak akan menghilangkan pahala orang-orang saleh dan kami tidak membiarkan mereka tanpa ganjaran atas kesalehan dan kebajikan yang mereka lakukan.
Al-A’raf Ayat 169 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 169, Makna Al-A’raf Ayat 169, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 169, Al-A’raf Ayat 169 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 169
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)