{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 188.
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿١٨٨﴾
qul lā amliku linafsī naf’aw wa lā ḍarran illā mā syā`allāh, walau kuntu a’lamul-gaiba lastakṡartu minal-khaīr, wa mā massaniyas-sū`u in ana illā nażīruw wa basyīrul liqaumiy yu`minụn
QS. Al-A’raf [7] : 188
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
Katakanlah (wahai Rasul), “Aku tidak kuasa mengambil kebaikan untuk diriku sendiri, tidak pula menolak kejahatan yang menimpaku, kecuali Allah menghendaki. Jika aku mengetahui hal yang ghaib sungguh aku akan membuat sebab-sebab yang dapat memperbanyak kebaikan dan maslahat untuk diriku, dan niscaya aku dapat menjaga diriku dari kejahatan sebelum terjadi. Aku hanyalah seorang utusan Allah yang diutus kepada kalian, aku memberi peringatan akan siksa-Nya dan menyampaikan kabar gembira dengan pahala bagi kaum yang percaya bahwa aku adalah utusan Allah dan menjalankan syariat-Nya.”
Allah memerintahkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar mengembalikan semua urusan kepada-Nya, dan hendaklah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui perkara gaib di masa mendatang dan tidak sedikit pun mengetahui hal tersebut kecuali sebatas apa yang telah diperlihatkan oleh Allah kepada dirinya, seperti apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. (Al Jin:26)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari As-Sauri, dari Mansur, dari Mujahid sehubungan dengan makna Firman Allah tersebut, yaitu : Sekiranya aku mengetahui bilakah aku akan mati, niscaya aku akan mengamalkan amalan yang saleh.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abu Mujaih, dari Mujahid, dan Ibnu Juraij telah mengatakan hal yang sama. Tetapi pendapat ini masih perlu diperiksa kebenarannya, mengingat amal perbuatan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersifat terus-menerus.
Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ apabila mengerjakan suatu amal, maka beliau mengukuhkannya. Semua amal perbuatan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersifat terus-menerus, seakan-akan beliau melihat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam semua keadaannya, kecuali jika makna yang dimaksud ialah memberikan petunjuk kepada orang lain agar membuat bekal untuk hal tersebut.
Hal yang paling baik sehubungan dengan makna ayat berikut ini ialah apa yang telah diriwayatkan oleh Ad-Dahhak dari Ibnu Abbas:
Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya.
Yang dimaksud dengan kebajikan atau kebaikan di sini adalah harta benda. Menurut riwayat lain, sekiranya aku mengetahui jika aku membeli sesuatu yang tidak menguntungkan aku, niscaya aku tidak akan menjual sesuatu kecuali aku mendapat keuntungan dan aku tidak pernah tertimpa kemiskinan.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ulama lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah’ seandainya aku mengetahui hal yang gaib, niscaya aku akan. membuat perbekalan di musim subur untuk menghadapi musim paceklik, dan di saat harga sedang murah untuk menghadapi masa kemahalan, yaitu dengan membuat persiapan untuk menghadapinya selagi harga sedang murah’.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Dengan kata lain, niscaya aku akan menjauhi marabahaya sebelum terjadinya dan aku akan menghindarinya sejak dini.
Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyampaikan bahwa dirinya hanyalah seorang pemberi peringatan dan pembawa berita gembira, yakni memberikan peringatan akan adanya siksa Allah serta menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin akan pahala surga. Seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain, yaitu:
Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. (Maryam:97)
(188) قُلْ لَّآ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّا “Katakanlah, ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan’.” Karena sesungguhnya aku adalah hamba fakir yang diatur, kebaik-an tidak datang kepadaku kecuali dari Allah dan tidak ada yang menolak kejahatan dariku kecuali Dia, dan aku pun tidak memiliki ilmu kecuali apa yang diajarkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepadaku. ﭟ ﭠ ﭡ وَلَوْ كُنْتُ اَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِۛ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْۤءُ ۛ “Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan.” Yakni niscaya aku melakukan sebab-sebab yang mana aku mengetahui bahwa ia menghasilkan kebaikan dan kemaslahatan untukku dan aku pun akan berhati-hati terhadap segala perkara yang membawaku kepada keburukan dan hal-hal yang tidak diinginkan, karena aku mengetahui perkara-perkara sebelum ia terjadi, dan aku pun mengetahui akibat yang ditimbulkan. Akan tetapi karena aku sendiri tidak mengetahui, maka terkadang aku pun ditimpa kemalangan dan aku pun gagal meraih kebaikan dan kemaslahatan dunia. Ini adalah dalil paling kuat bahwa aku tidak memiliki ilmu ghaib. اِنْ اَنَا۠ اِلَّا نَذِيْرٌ “Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan”, yang memperingatkan azab diniyah, duniawiyah dan ukhrawiyah. Aku menjelaskan perbuatan-perbuatan yang mengantarkan kepadanya sekaligus memperingatkannya. Aku juga menyampaikan berita gembira pahala dunia dan akhirat, dengan menjelaskan perbuatan-perbuatan yang mengantarkan kepadanya dan mendorong kepadanya. Akan tetapi tidak semua orang mau menerima peringatan dan berita gembira ini. Hanya orang-orang Mukminlah yang mau menerima dan mengambil manfaat darinya.
Ayat-ayat yang mulia ini menjelaskan kebodohan orang yang berdoa kepada Nabi untuk mendapatkan kebaikan dan menolak kemudaratan, karena perkaranya tidak berada di tangannya, dan dia tidak dapat memberi manfaat kepada orang yang tidak diberi bermanfaat oleh Allah, dan tidak dapat menolak mudarat dari orang yang tidak dilindungi oleh Allah serta tidak memiliki ilmu kecuali apa yang diajarkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepadanya. Ia hanya manfaat bagi orang yang mau menerima berita gembira dan peringatannya serta mengamalkannya. Ini adalah manfaat Nabi yang mengung-guli manfaat bapak, ibu, saudara dan karib, dengan dorongannya kepada semua manusia kepada semua kebaikan, dan peringatannya dari segala keburukan, serta penjelasannya kepada mereka dengan sangat jelas dan gamblang.
Bukan hanya soal kapan terjadi hari kiamat, tetapi seluruh persoalan berada dalam genggaman kekuasaan Allah. Nabi Muhammad tidak memiliki wewenang dan pengetahuan, kecuali yang dianugerahkAllah, maka katakanlah, wahai nabi Muhammad kepada mereka, aku tidak kuasa mendatangkan manfaat seberapa besar pun, maupun menolak mudarat sekecil apa pun, karena aku adalah makhluk lemah dan pengetahuanku pun terbatas, bagi diriku, apalagi buat orang lain, kecuali apa yang dikehendaki Allah untuk dianugerahkan-Nya kepadaku. Sekiranya aku mengetahui segala sesuatu yang gaib, seperti yang kalian sangka, niscaya aku dengan pengetahuanku itu akan membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Tetapi tidak demikian keadaanku; sekali waktu mendapat kebaikan, di kali lain mengalami yang buruk; sekali waktu kalah dalam perang dan di kali lain menang; kadang rencanaku berhasil, terkadang juga gagal. Begitulah, karena memang aku tidak lain hanyalah seorang hamba Allah yang bertugas sebagai pemberi peringatan kepada seluruh manusia mengenai azab, dan pembawa berita gembira berupa balasan atau pahala bagi orang-orang yang beriman. Tugasku tidak terkait dengan pengetahuan yang rinci tentang yang gaib, kecuali yang telah diinformasikan-Nya kepadaku. Begitulah Allah mengalihkan pandangan mereka agar memerhatikan keadaan rasul dan juga mencermati alam raya agar mereka dapat merasakan keesaan tuhan. Kali ini Allah mengajak mereka membaca fakta dalam diri mereka, yaitu bahwa dialah, Allah, yang menciptakan kamu keturunan nabi adam dari jiwa yang satu, yaitu nabi adam, dan dari padanya dia menciptakan pasangannya, yaitu hawa, agar dia merasa tenang dan cenderung hatinya kepada pasangannya. Maka setelah dicampurinya, istrinya mengandung kandungan yang ringan, seperti biasanya kehamilan di masa awal, dan teruslah dia merasa ringan beberapa waktu kemudian ketika dia merasa berat, di saat kandungan semakin besar dan semakin dekat waktu bersalin, keduanya, yakni pasangan suami istri, bermohon kepada Allah, tuhan mereka seraya berkata, demi kekuasaan dan kebesaran-Mu, jika engkau memberi kami anak yang saleh, sempurna, sehat, dan tidak cacat, tentulah kami benar-benar termasuk orang-orang yang bersyukur.
Al-A’raf Ayat 188 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 188, Makna Al-A’raf Ayat 188, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 188, Al-A’raf Ayat 188 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 188
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)