{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 189.
۞ هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ ۖ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ ﴿١٨٩﴾
huwallażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa ja’ala min-hā zaujahā liyaskuna ilaihā, fa lammā tagasysyāhā ḥamalat ḥamlan khafīfan fa marrat bih, fa lammā aṡqalad da’awallāha rabbahumā la`in ātaitanā ṣāliḥal lanakụnanna minasy-syākirīn
QS. Al-A’raf [7] : 189
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.”
Wahai manusia, Dialah yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, yaitu Adam, dan menciptakan istrinya dari dirinya, yaitu Hawa, agar dia (Adam) merasa bahagia dan tenteram kepadanya. Maka setelah mencampuri istrinya, (dua jenis manusia keluar dari keturunan Adam yang saling bercampur), kemudian mengandung kandungan yang ringan, lalu kandungan itu terus berjalan hingga sempurna. Maka setelah mendekati kelahiran dan kandungan itu mulai terasa berat, suami dan istri itu beroda kepada Rabb keduanya, “Sesungguhnya jika Engkau memberikan kepada kami anak yang sempurna dan shalih, niscaya kami termasuk orang yang bersyukur kepada-Mu atas anugerah anak yang shalih itu.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengingatkan, sesungguhnya Dia telah menciptakan semua umat manusia dari Adam a.s. Dia pulalah yang menciptakan istrinya —yaitu Hawa— dari dirinya, kemudian Allah menyebarkan manusia dari keduanya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan: dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Al Hujuraat:13)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya. (An Nisaa:1)
Sedangkan dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
…dan darinya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya
Maksudnya, agar dia cenderung dan merasa tenteram kepadanya, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. (Ar Ruum:21)
Tiada kecenderungan di antara dua jiwa yang melebihi kecenderungan antara sepasang suami istri. Karena itulah Allah menyebutkan bahwa seorang penyihir adakalanya menggunakan tipu muslihatnya untuk memisahkan antara seseorang dengan istrinya.
Maka setelah dicampurinya.
Yakni setelah si lelaki menyetubuhi istrinya.
…istrinya itu mengandung kandungan yang ringan.
Keadaan itu terjadi pada permulaan masa hamil, dalam masa ini seorang wanita yang mengandung tidak merasakan sakit apa pun karena sesungguhnya kandungannya itu hanya berupa nutfah, lalu ‘alaqah, kemudian segumpal daging.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah si istri menjalani masa hamilnya selama beberapa waktu. Telah diriwayatkan pula dari Al-Hasan dan Ibrahim An-Nakha’i serta As-Saddi hal yang semisal.
Maimun ibnu Mahran telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa makna yang dimaksud ialah si wanita menjalani kandungannya dengan ringan selama beberapa waktu.
Ayyub mengatakan, “Aku pernah bertanya kepada Al-Hasan mengenai firman-Nya:
…dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Al-Hasan menjawab.”Seandainya aku seorang ahli bahasa, tentu aku mengetahui apa makna yang dimaksud.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).Yakni hamilnya mulai jelas.
Menurut Ibnu Jarir makna ayat tersebut ialah benih suami telah tertanam di dalam rahim si istri, si istri bangun dan tidur dengan mengandungnya selama beberapa waktu.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah si istri terus-menerus mengalami perubahan, hingga ia merasa ragu apakah dirinya sedang hamil atau tidak.
…Kemudian tatkala dia merasa berat.
Maksudnya, kandungannya sudah mulai terasa berat.
Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah janin yang ada di dalam kandungannya mulai membesar.
…keduanya bermohon kepada Allah —Tuhannya— seraya berkata, “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh,
Yang dimaksud dengan pengertian kata ‘saleh’ dalam ayat ini ialah seorang manusia yang utuh. Demikianlah menurut Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, Adam dan Hawa merasa takut bila anaknya lahir berupa hewan.
Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Abul Buhturi dan Abu Malik, bahwa keduanya merasa takut bila anak yang dikandungnya nanti bukan berupa manusia. Sedangkan menurut Al-Hasan Al-Basri, makna yang dimaksud ialah sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak laki-laki.
(189) هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ “Dia-lah Yang menciptakan kamu”, wahai kaum laki-laki dan perempuan yang bertebaran di muka bumi de-ngan jumlah yang banyak dan beraneka ragam, مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ “dari diri yang satu.” Yaitu Adam j bapak manusia. وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا “Dan dari padanya Dia menciptakan istrinya.” Yakni menciptakan istrinya Hawwa` dari Adam, agar dia merasa senang kepadanya. Karena jika dia diciptakan dari unsur Adam, maka akan terjadi keserasian dan keharmonisan yang menjadikan masing-masing dari keduanya menjadi tenang dengan yang lain, maka masing-masing dari kedua-nya cenderung kepada yang lain dengan kecenderungan syahwat. فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا “Maka setelah dicampurinya”, yakni digaulinya, dan Allah menakdirkan dari syahwat atau percampuran itu seorang anak, maka dia pun hamil, ﮋ حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚ “mengandung kandungan yang ringan.” Hal itu terjadi di awal kehamilan di mana wanita tidak merasakan beratnya kehamilan. فَلَمَّآ “Kemudian tatkala”, dia terus berlangsung dan اَثْقَلَتْ “dia merasa berat”, ketika kehamilan itu membesar di perutnya, dalam kondisi tersebut dia mulai merindukan anaknya. Dia berharap anaknya lahir dalam keadaan sehat dan selamat dari segala cacat. Maka keduanya berdoa دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا “kepada Allah, Rabbnya seraya berkata, ‘Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna.’ Sempurna penciptaannya, tidak ada yang kurang suatu apa pun, لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ “tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur’.”
Begitulah Allah mengalihkan pandangan mereka agar memerhatikan keadaan rasul dan juga mencermati alam raya agar mereka dapat merasakan keesaan tuhan. Kali ini Allah mengajak mereka membaca fakta dalam diri mereka, yaitu bahwa dialah, Allah, yang menciptakan kamu keturunan nabi adam dari jiwa yang satu, yaitu nabi adam, dan dari padanya dia menciptakan pasangannya, yaitu hawa, agar dia merasa tenang dan cenderung hatinya kepada pasangannya. Maka setelah dicampurinya, istrinya mengandung kandungan yang ringan, seperti biasanya kehamilan di masa awal, dan teruslah dia merasa ringan beberapa waktu kemudian ketika dia merasa berat, di saat kandungan semakin besar dan semakin dekat waktu bersalin, keduanya, yakni pasangan suami istri, bermohon kepada Allah, tuhan mereka seraya berkata, demi kekuasaan dan kebesaran-Mu, jika engkau memberi kami anak yang saleh, sempurna, sehat, dan tidak cacat, tentulah kami benar-benar termasuk orang-orang yang bersyukur. Maka setelah dia, yakni Allah memberi keduanya seorang anak yang sempurna, mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu, yakni mereka tidak bersyukur. Orang-orang musy-rik menjadikan sekutu bagi tuhan dalam menciptakan anak itu, yaitu bahwa kelahiran anak mereka itu bukan semata-mata karunia Allah, tetapi juga atas berkat berhala-berhala yang mereka sembah. Karena itulah mereka menamakan anak-anak mereka dengan ‘abdul ‘uzza, ‘abdul mana’t, abdusy syam dan sebagainya. Maka mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Al-A’raf Ayat 189 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 189, Makna Al-A’raf Ayat 189, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 189, Al-A’raf Ayat 189 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 189
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)