{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 2.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾
innamal-mu`minụnallażīna iżā żukirallāhu wajilat qulụbuhum wa iżā tuliyat ‘alaihim āyātuhụ zādat-hum īmānaw wa ‘alā rabbihim yatawakkalụn
QS. Al-Anfal [8] : 2
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Al Qur’an semakin menambah keimanan setelah keimanan mereka, karena mereka merenungi makna-maknanya, dan mereka hanya berserah diri kepada Allah; tidak berharap, kecuali kepada-Nya dan tidak takut, kecuali kepada-Nya pula.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa orang-orang munafik itu tiada sesuatu pun dari sebutan nama Allah yang dapat mempengaruhi hati mereka untuk mendorong mereka mengerjakan hal-hal yang difardukan-Nya. Mereka sama sekali tidak beriman kepada sesuatu pun dari ayat-ayat Allah, tidak bertawakal, tidak salat apabila sendirian, dan tidak menunaikan zakat harta bendanya. Maka Allah menyebutkan bahwa mereka bukan orang-orang yang beriman. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan sifat orang-orang mukmin melalui firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka.
Karena itu, maka mereka mengerjakan hal-hal yang difardukan-Nya.
…Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya).
Maksudnya, kepercayaan mereka makin bertambah tebal dan mendalam.
…dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
Yakni mereka tidak mengharapkan kepada seorang pun selain-Nya.
Mujahid mengatakan bahwa orang mukmin itu ialah orang yang apabila disebut nama Allah hatinya gemetar karena takut kepada-Nya. Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Demikianlah sifat orang yang beriman dengan sesungguhnya, yaitu orang yang apabila disebut Allah gemetarlah hatinya karena takut kepada-Nya, lalu mengerjakan semua perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Ayat ini semakna dengan ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon smpun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui. (Ali Imran:135)
Semakna pula dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى lainnya, yaitu:
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya). (An-Naziat: 40-41)
Sufyan As-Sauri mengatakan, ia pernah mendengar As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka.
Bahwa yang dimaksud ialah seorang lelaki yang apabila ia hendak berbuat aniaya (dosa) atau hampir berbuat maksiat, lalu dikatakan kepadanya.”Bertakwalah kepada Allah!” Maka gemetarlah hatinya (dan membatalkan perbuatan aniaya atau maksiatnya)
As-Sauri telah mengatakan pula dari Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam. dari Syahr ibnu Hausyab, dari Ummu Darda sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka (Al Anfaal:2) Pengertian lafaz al-wajal fil qalbi atau hati yang gemetar, perumpamaannya sama dengan rasa sakit akibat bisul, tidakkah engkau merasakan denyutan sakitnya? Dikatakan, “Ya.” Maka Ummu Darda berkata, ”Apabila engkau merasakan hal tersebut, maka berdoalah kepada Allah saat itu juga, karena sesungguhnya doa dapat melenyapkan hal itu.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya).
Perihalnya sama dengan firman-Nya:
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, “Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya sedang mereka merasa gembira (At Taubah:124)
Imam Bukhari dan lain-lainnya dari kalangan para imam mengambil kesimpulan dalil dari ayat ini dan ayat-ayat lainnya yang semakna, bahwa iman itu dapat bertambah (dan dapat berkurang), serta iman itu dalam hati mempunyai grafik naik turunnya. Demikianlah menurut mazhab jumhur ulama, bahkan ada yang mengatakan bahwa hal ini telah disepakati, seperti apa yang dikatakan oleh Imam Syafii, Imam Ahmad ibnu Hambal, dan Abu Ubaid. Hal ini telah kami terangkan dengan penjelasan yang terinci dalam permulaan kitab Syarah Bukhari.
…dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
Yakni mereka tidak mengharapkan’ kepada selain-Nya, dan tidak bertujuan kecuali hanya kepada-Nya. Mereka tidak berlindung kecuali hanya kepada naungan-Nya. tidak meminta keperluan-keperluan mereka selain hanya kepada-Nya. mereka tidak suka kecuali hanya kepada-Nya. dan mereka mengetahui bahwa apa yang dikehendaki Nya pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi. Dialah yang mengatur kerajaan-(Nya). hanya Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya, tiada akibat bagi keputusan hukum-Nya, dan Dia Mahacepat perhitungan-Nya. Karena itulah Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa tawakal kepada Allah merupakan induk keimanan.
(2) Karena iman ada dua bagian, yaitu iman yang sempurna yang menghasilkan pujian dan keberuntungan yang sempurna; dan iman yang selain itu, maka di sini Allah menyebutkan yang pertama yaitu iman yang sempurna, Dia berfirman, اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu.” Alif dan lam menunjukkan cakupan terhadap cabang-cabang iman, الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ “adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka.” Yakni takut kepada Allah sehingga ia menahan dirinya dari yang haram, karena bukti ketakutan kepada Allah yang paling besar ada-lah mengendalikan pemiliknya dari dosa-dosa. وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا “Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya).” Hal itu karena mereka menyimaknya de-ngan baik dan menghadirkan hati untuk merenungkannya. Dengan itu iman mereka bertambah, karena merenungkan termasuk per-buatan hati, dan juga karena mereka akan menemukan makna yang baru yang sebelumnya belum mereka ketahui dan mengingat apa yang telah mereka lupakan, atau memunculkan keinginan dalam hati mereka kepada kebaikan dan kerinduan kepada kemuliaan Allah, atau memunculkan rasa takut berbuat dosa dan azab Allah, yang semua itu akan menambah keimanan. وَّعَلٰى رَبِّهِمْ “Dan kepada Rabb-lah”, semata tanpa sekutu bagiNya, يَتَوَكَّلُوْنَۙ “mereka bertawa-kal.” Yakni mereka menyandarkan hati mereka kepada Allah dalam mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudaratan, baik da-lam urusan agama maupun duniawi. Mereka percaya bahwa Allah جَلَّ جَلالُهُ akan melakukan itu, dan tawakal adalah pendorong kepada seluruh amal, di mana amal itu tidak ada dan tidak sempurna tan-panya.
Sebagian sifat mereka yang menyandang predikat mukmin sejati disebutkan di sini, yaitu; sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yang mantap keimanannya, adalah mereka yang apabila disebut nama Allah dengan sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya gemetar hatinya karena mereka sadar akan kekuasaan dan keagungan-Nya, dan apabila dibacakan oleh siapa pun ayat-ayatnya kepada mereka, bertambah kuat imannya. Semakin mereka mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan, semakin kokoh keimanan mereka dan semakin mendalam rasa tunduk serta semakin bertambah pengetahuan mereka pada Allah. Dan oleh karena itu, hanya kepada tuhan mereka senantiasa bertawakal dan berserah diri setelah berusaha keras, sehingga tidak berharap dan gentar kepada selain-Nya. Selain memiliki keimanan yang mantap dan kuat, serta amal kalbu lainnya, secara lahiriah orang mukmin sejati adalah orang-orang yang melaksanakan salat secara berkesinambungan sesuai waktu dan tatacara yang telah ditetapkan, dengan penuh rasa khusyuk dan ikhlas, dan mereka yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka sesuai ketentuan.
Al-Anfal Ayat 2 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 2, Makna Al-Anfal Ayat 2, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 2, Al-Anfal Ayat 2 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 2
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)