{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 5.
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ ﴿٥﴾
kamā akhrajaka rabbuka mim baitika bil-ḥaqqi wa inna farīqam minal-mu`minīna lakārihụn
QS. Al-Anfal [8] : 5
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,
Sebagaimana perselisihan tentang harta rampasan itu terjadi di antara kalian, lalu Allah mengambilnya dan memutuskan untuk membagi sebagian untuk-Nya dan sebagian yang lain untuk Rasul-Nya. Demikianlah Rabb-mu memerintahkanmu (wahai nabi) untuk keluar dari Madinah menghadang kafilah dagang Quraisy berdasarkan wahyu yang di bawa oleh Jibril kepadamu. Padahal sebagian dari kaum mukmin sangat keberatan untuk keluar.
Imam Abu Ja’far At-Tabari mengatakan bahwa ulama tafsir berbeda pendapat tentang penyebab yang mendatangkan kebenaran huruf kaf dalam firman-Nya:
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi.
Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa keadaan orang-orang mukmin saat itu diserupakan dengan keadaan orang-orang mukmin di saat Allah menyuruh mereka pergi dari rumah mereka demi kemaslahatan mereka sendiri, yaitu untuk menguji ketaatan mereka kepada Tuhannya dan untuk memperbaiki hubungan di antara sesama mereka serta ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah.
Makna yang dimaksud ialah, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada mereka bahwasanya sebagaimana kalian di saat berselisih pendapat tentang ganimah dan kalian saling ngotot mengenainya, maka Allah mencabutnya dari tangan kalian, dan menyerahkannya sebagai bagian dari milik Allah dan Rasul-Nya. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membagi-bagikannya di antara mereka dengan adil dan sama rata. Dan ternyata hal tersebut merupakan hal yang terbaik bagi kalian.
Yakni demikian pula ketika kalian dipaksa keluar untuk menemui musuh-musuh kalian guna berperang melawan golongan yang bersenjata. Mereka adalah pasukan kaum muslim yang berangkat untuk membela agamanya dan merebut kafilah dagang orang-orang musyrik. Dan ternyata akibat dari ketidaksukaan kalian untuk berperang, Allah membuat kalian mampu melakukannya dan mempertemukan kalian dengan musuh-musuh kalian, tanpa ada penentuan waktu sebelumnya, hal tersebut dimaksudkan sebagai bimbingan, petunjuk, pertolongan, dan kemenangan dari Allah buat kalian. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya yang lain:
Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian, dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian, Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui. (Al Baqarah:216)
ibnu Jarir mengatakan bahwa ulama lainnya telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran.
Bahwa sekalipun sebagian orang mukmin tidak menyukainya, demikian pula keadaan mereka ketika disuruh berperang, mereka membantahmu dalam strategi tersebut, padahal perkaranya sudah jelas bagi mereka.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan hal yang semisal dari Mujahid, bahwa Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi.
Demikian pula mereka membantah kamu dalam perkara yang hak.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengemukakan di depan perang besar yang penuh berkah ini sifat-sifat yang selayaknya bagi orang-orang Mukmin untuk melakukannya, karena barangsiapa yang melakukannya ma-ka keadaannya akan lurus dan amalnya akan baik, di mana yang paling besar adalah berjihad di jalanNya.
(5-6) Sebagaimana iman mereka adalah iman yang hakiki dan balasan mereka adalah kebenaran yang Allah janjikan kepada mereka, maka begitulah Allah memerintahkan RasulNya a keluar dari rumahnya untuk berperang dengan orang-orang musyrik di Badar dengan kebenaran yang dicintai dan diputuskan serta ditak-dirkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ meskipun orang-orang Mukmin tidak pernah menyangka akan terjadi perang antara mereka dengan orang-orang musyrik, maka ketika mereka mengetahui bahwa hal itu benar ter-jadi, muncullah sebagian orang-orang Mukmin yang membantah Nabi a dalam hal itu dan tidak menyukai bertemu musuh, seolah-olah mereka itu digiring kepada kematian sedangkan mereka me-lihatnya. Padahal sebenarnya hal ini tidak sepatutnya mereka laku-kan, lebih-lebih setelah jelas bahwa keluarnya mereka adalah dengan kebenaran dan itu termasuk yang diperintahkan dan diridhai oleh Allah, keadaan seperti itu tidak membuka peluang untuk berban-tah-bantahan, karena tempat dan faidah berbantah-bantahan adalah pada saat perkara kebenaran itu samar. Adapun jika ia telah jelas dan nyata, maka yang ada hanya patuh dan tunduk. Namun keba-nyakan orang-orang Mukmin saat itu tidak terpengaruh sedikit pun oleh bantahan-bantahan ini, mereka juga tidak membenci bertemu musuh, demikian juga dengan orang-orang yang ditegur oleh Allah, mereka tetap patuh kepada jihad dengan sempurna dan Allah me-neguhkan mereka serta memudahkan sebab-sebab yang menenang-kan hati mereka sebagaimana sebagian darinya akan dijelaskan nanti.
Sesungguhnya kemenangan itu bersumber dari Allah, tempat bergantungnya segala urusan. Persengketaan orang-orang beriman menyangkut soal pembagian harta rampasan perang itu mirip keadaan mereka ketika Allah memberi perintah kepada mereka untuk memerangi orang-orang musyrik di badar. Sebagaimana keadaan kaum muslim ketika berselisih soal pembagian harta rampasan, lalu Allah dan rasulnya mengambil alih pembagian itu, demikian pula ketika tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu di madinah untuk menghadang kafilah quraisy dan berperang di badar dengan cara dan tujuan yang benar melalui wahyu, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu benar-benar tidak menyukainya ikut keluar menghadang musuh. Ketidaksenangan mereka sekarang soal pembagian harta rampasan sama dengan ketidaksenangan mereka dahulu ketika diperintah ke badar, tetapi kemudian terbukti pilihan Allah-lah yang menghasilkan kemenangan dan kebahagiaan. Sebagai bukti ketidaksenangan mereka untuk keluar ke badar, mereka, yakni golongan yang enggan berperang itu membantahmu wahai nabi Muhammad tentang kebenaran, yakni keharusan keluar kota menghadang kafilah setelah nyata bahwa mereka pasti akan menang sesuai janji Allah. Karena ketidaksenangan mereka yang didasari rasa enggan dan takut pada akibat-akibat perang itu, seakan-akan ketika berangkat menuju medan laga, mereka bagaikan orang yang dihalau menuju kepada kematian, sedang mereka terus-menerus melihat sebab-sebab kematian itu.
Al-Anfal Ayat 5 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 5, Makna Al-Anfal Ayat 5, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 5, Al-Anfal Ayat 5 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 5
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)