{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 6.
يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَ مَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ ﴿٦﴾
yujādilụnaka fil-ḥaqqi ba’da mā tabayyana ka`annamā yusāqụna ilal-mauti wa hum yanẓurụn
QS. Al-Anfal [8] : 6
mereka membantahmu (Muhammad) tentang kebenaran setelah nyata (bahwa mereka pasti menang), seakan-akan mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab kematian itu).
Sebagian dari kaum mukmin membantahmu (wahai Nabi) tentang peperangan, setelah mereka tahu bahwa perang itu benar-benar akan terjadi, sehingga mereka merasa seakan-akan diarahkan kepada kematian, sedangkan mereka menyaksikan dengan jelas.
As-Saddi mengatakan bahwa sehubungan dengan keberangkatan kaum muslim menuju medan Perang Badar serta bantahan mereka kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hal ini, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran dan sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman tidak menyukainya. (Al Anfaal:5)
Mereka berangkat untuk mencari orang-orang musyrik.
Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (kebenaran itu).
Sebagian ulama tafsir ada yang mengatakan bahwa mereka menanyakan tentang pembagian harta rampasan perang kepadamu (Muhammad), sebagaimana mereka membantahmu dalam peristiwa Perang Badar, mereka mengatakan, “Engkau memberangkatkan kami untuk menghadang iringan kafilah, mengapa engkau tidak memberi tahu kami sejak semula bahwa kita akan menghadapi peperangan, sehingga kami dapat membuat persiapan terlebih dahulu untuk menghadapinya?”
Menurut kami, sesungguhnya Rasulullah. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berangkat dari Madinah bersama pasukan kaum muslim pada awal mulanya hanyalah untuk menghadang iringan kafilah dagang Abu Sufyan yang beritanya telah diketahuinya, bahwa kafilah tersebut pulang dari negeri Syam dengan membawa harta yang berlimpah milik orang-orang kafir Quratsy. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membangkitkan semangat kaum muslim yang mempunyai kemampuan untuk berangkat. Kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berangkat bersama tiga ratus orang lebih beberapa belas.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memakai jalan yang menuju ke pantai dengan memakai jalan yang melewati Badar. Sedangkan Abu Sufyan mengetahui Keberangkatan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk menghadangnya. Maka Abu Sufyan mengirimkan Damdam ibnu Amr untuk menyampaikan peringatan kepada penduduk Mekah akan bahaya yang sedang dihadapinya. Maka bangkitlah dari kalangan penduduk Mekah suatu pasukan besar yang terdiri atas seribu personel dengan senjata yang lengkap, jumlah mereka antara sembilan ratus sampai seribu orang.
Selanjutnya Abu Sufyan sendiri mengambil jalan kanan bersama kafilah dagangnya, yaitu meniti jalan tepi pantai, sehingga selamat dari hadangan pasukan kaum muslim. Lalu tibalah pasukan kaum musyrikin, kemudian mereka sampat di sumur Badar. Lalu Allah mempertemukan pasukan kaum muslim dan pasukan orang-orang kafir, tanpa ada penentuan waktu terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan oleh Allah untuk meninggikan kalimat kaum muslim dan menolong mereka dalam menghadapi musuh-musuhnya, serta untuk membedakan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil, seperti yang akan dijelaskan kemudian.
Allah mengemukakan dalam perang besar yang penuh berkah ini sifat sifat yang selayaknya bagi orang orang Mukmin untuk melakukannya, karena barangsiapa yang meakukannya maka keadaannya akan lurus dan amalnya akan baik, iman yang paling besar adalah berjihad di jalanNya.
5-6. sebagaimana iman mereka adalah iman yang hakiki dan balasan mereka adalah kebenaran yang Alah janjikan kepada mereka, maka begitulah Allah merintahkan rasulNya keluar dari rumahnya untuk berperang dengan orang-orang musyrik di badar dengan kebenaran yang dicintai dan diputuskan serta ditakdirkan oleh Allah meskipun orang orang mukmin tidak pernah menyangka akan terjadi perang antara mereka dengan orang orang musyik, maka ketika mereka mengetahui bahwa hal itu benar terjadi, muncullah sebagian orang-orang Mukmin yang membantah nabi, dalam hal itu dan tidak menyukai bertemu musuh seolah olah mereka itu digiring kepada kematian sedangkan mereka melihatnya. padahal hal ini tidak sepatutnya mereka lakukan, lebih-lebih setelah jelas bahwa keluarnya mereka adalah dengan kebenaran dan itu termasuk yang di perintahkan dan diridhai oleh Allah, keadaan seperti itu tidak membuka peluang untuk berbantah-bantahan, karena tempat dan faidah berbantah bantahan adalah pada saat perkara kebenaran itu samar. Adapun jika ia telah jelas dan nyata, maka yang ada hanya patuh dan tunduk. namun kebanyakan orang orang MUkmin saat itu tidak terpengaruh sedikitpun oleh bantahan bantahan ini, mereka juga tidak membenci bertemu musuh, demikian juga dengan orang orang yang di tegur oleh Allah mereka tetap patuh kepada jihad dengan sempurna, dan Allah meneguhkan mereka serta memudahkan sebab sebab yang menenangkan hati mereka sebagaimana sebagian darinya akan dijelaskan nanti.
Sebagai bukti ketidaksenangan mereka untuk keluar ke badar, mereka, yakni golongan yang enggan berperang itu membantahmu wahai nabi Muhammad tentang kebenaran, yakni keharusan keluar kota menghadang kafilah setelah nyata bahwa mereka pasti akan menang sesuai janji Allah. Karena ketidaksenangan mereka yang didasari rasa enggan dan takut pada akibat-akibat perang itu, seakan-akan ketika berangkat menuju medan laga, mereka bagaikan orang yang dihalau menuju kepada kematian, sedang mereka terus-menerus melihat sebab-sebab kematian itukemudian Allah mengingatkan orang-orang mukmin tentang janji Allah kepada rasul-Nya. Dan ingatlah wahai orang-orang yang beriman ketika Allah yang mahakuasa menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, yaitu kamu akan menang menghadapi pasukan bersenjata dan berkekuatan yang datang dari mekah di bawah pimpinan ‘utbah bin rabi’ah bersama abu jahal, sedang kamu sangat menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu, yaitu kafilah abu sufyan yang membawa dagangan dari syam (suriah). Kalian lebih berkeinginan untuk memerangi mereka yang membawa komoditi dagang dan tidak memiliki kekuatan. Tetapi Allah hendak membenarkan yang benar dengan ayatayat-Nya yang diturunkan berkenaan dengan perintah memerangi pasukan yang bersenjata dan berkekuatan serta janji-janji kemenangan dari Allah, dan Allah berkehendak memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya, dengan memenangkan orang-orang mukmin. Mereka yang hendak terjun ke medan perang, biasanya berangan-angan untuk berhadapan dengan musuh yang sedikit jumlahnya, tidak mau bertemu musuh yang lebih kuat dan ingin mendapatkan harta rampasan yang banyak. Tapi ditegaskan di sini bahwa Allah berkehendak lain. Dia ingin mengangkat syiar agama, memproklamirkan kebenaran dan membasmi kekufuran.
Al-Anfal Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 6, Makna Al-Anfal Ayat 6, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 6, Al-Anfal Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 6
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)