{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 17.
فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَاءً حَسَنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿١٧﴾
fa lam taqtulụhum wa lākinnallāha qatalahum wa mā ramaita iż ramaita wa lākinnallāha ramā, wa liyubliyal-mu`minīna min-hu balā`an ḥasanā, innallāha samī’un ‘alīm
QS. Al-Anfal [8] : 17
Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Wahai orang-orang mukmin, sesungguhnya kalian tidak memerangi orang-orang musyrik itu pada perang Badar, akan tetapi Allah-lah yang memerangi mereka. Dia menolong kalian dalam peperangan itu. Kamu (wahai Nabi) tidak melempar ketika kamu melempar, akan tetapi Allah-lah yang melempar; Dia-lah yang menghujamkan lemparanmu kepada orang-orang musyrik. (Allah berbuat demikian) untuk menguji orang-orang mukmin terhadap Allah dan Rasul-Nya dan mengangkat mereka dengan jihad ke derajat tertinggi, serta untuk menunjukkan nikmat-Nya kepada mereka, sehingga mereka mau bersyukur kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar doa-doa serta ucapan-ucapan yang kalian rahasiakan atau nyatakan, dan Maha Mengetahui mashlahat hamba-hamba-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjelaskan bahwa Dialah Yang menciptakan perbuatan-perbuatan hamba-hamba-Nya, dan Dia Maha Terpuji atas semua perbuatan baik yang dilakukan oleh mereka, karena Dia-lah yang menggerakkan mereka untuk melakukannya dan membantu mereka untuk menyelesaikannya. Karena itu disebutkan oleh firman-Nya:
Maka (yang sebenarnya) bukan kalian yang membunuh mereka,, tetapi Allah-lah yang membunuh mereka.
Maksudnya, bukan karena upaya kalian, bukan pula karena kekuatan kalian. Kalian dapat membunuh musuh-musuh kalian karena jumlah mereka jauh-lebih banyak daripada jumlah kalian. Dengan kata lain, bahkan Allah-lah yang membuat kalian beroleh kemenangan atas mereka. Seperti pengertian yang ada dalam ayat lain, yaitu:
Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. (Ali Imran:123), hingga akhir ayat.
Sesungguhnya Allah telah menolong kalian (hai para mukmin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. (At Taubah:25)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan bahwa kemenangan itu bukan diperoleh karena banyaknya bilangan personel, bukan pula karena lengkapnya peralatan, melainkan karena ada pertolongan dari sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, seperti pengertian yang disebutkan di dalam ayat lainnya:
Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah:249)
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman pula kepada Nabi-Nya berkenaan dengan segenggam pasir yang ditaburkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke arah wajah orang-orang kafir dalam Perang Badar, yaitu ketika beliau keluar dari Al-‘Arisy setelah beliau berdoa dan memohon kepada Allah dengan rendah diri dan khusyuk. Beliau melempar mereka dengan segenggam pasir itu seraya bersabda, “Mudah-mudahan mata-mata mereka kelilipan.” Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan pasukannya untuk membuktikan hal tersebut dengan menelusuri jejaknya, lalu mereka melakukan apa yang diperintahkannya. Ternyata Allah menyampaikan pasir itu ke mata semua kaum musyrik, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka melainkan terkena oleh pasir tersebut dan menyibukkan dirinya. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya:
…dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.
Yakni Allah-lah yang menyampaikan pasir itu ke mata mereka dan yang membuat mereka semua kelilipan, bukan kamu, hai Muhammad.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengangkat kedua tangannya —yakni pada waktu Perang Badar— seraya berdoa:
Ya Tuhanku, jika golongan ini binasa, maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini untuk selama-lamanya.
Lalu Malaikat Jibril berkata kepadanya, “Ambillah segenggam pasir, lalu lemparkanlah ke arah muka mereka.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah muka mereka. Maka tidak ada seorang musyrik pun melainkan matanya terkena pasir itu, hidung serta mulut mereka pun terkena pasir itu pula, sehingga akhirnya mereka mundur bercerai-berai.
As-Saddi mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada Ali r.a. pada hari Perang Badar, “Berikanlah kepadaku segenggam pasir.” Lalu Ali memberikan segenggam pasir kepadanya, kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melemparkan pasir itu ke arah wajah kaum musyrik. Maka tidak ada seorang musyrik pun melainkan matanya kemasukan pasir itu. Kemudian pasukan kaum mukmin datang mengiringinya dan membunuh serta menahan mereka. Allah berfirman:
Maka (yang sebenarnya) bukan kalian yang membunuh mereka, tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Al Anfaal:17)
Abu Ma’syar Al-Madani telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Qais dan Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi. Mereka mengatakan bahwa ketika kedua belah pasukan saling berhadapan satu sama lainnya, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah wajah pasukan kaum musyrik seraya bersabda, “Semoga wajah mereka kelilipan.” Maka masuklah pasir itu ke mata mereka semuanya. Kemudian sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ datang menyerang dan membunuh serta menahan mereka. Tersebutlah bahwa kekalahan pasukan kaum musyrik terjadi karena lemparan Rasulullah itu. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
…dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Aliahlah yang melempar. (Al Anfaal:17) Hal ini terjadi dalam Perang Badar. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengambil tiga genggam pasir, lalu melemparkannya ke arah sayap kanan pasukan musuh, dan melemparkannya lagi ke arah sayap kiri pasukan musuh, kemudian melemparkannya lagi ke arah sayap depan pasukan musuh, seraya bersabda, “Semoga mata-mata mereka kelilipan.” Akhirnya musuh terpukul mundur.
Kisah ini telah diriwayatkan pula dari Urwah, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan para imam ahli hadis. Mereka mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan lemparan pasir yang dilakukan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam Perang Badar, sekalipun beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan pula hal yang sama dalam Perang Hunain.
Abu Ja’far ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mansur, telah menceritakan kepada kami Ya’qub ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Imran, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ya’qub ibnu Abdullah ibnu Rabi’ah, dari Yazid ibnu Abdullah, dari Abu Bakar ibnu Sulaiman ibnu Abu Khaisamah, dari Hakim ibnu Hizam yang menceritakan, “Ketika Perang Badar meletus, kami mendengar suara dari langit seakan-akan seperti suara batu kerikil yang jatuh ke dalam sebuah piala. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ lah yang melakukan lemparan itu sehingga kami dapat memukul mundur musuh.” Bila ditinjau dari segi ini maka riwayat ini garib. Berikut ini ada dua pendapat lainnya yang garib sekali, yaitu:
Pertama, Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Auf At-Ta’i, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Jubair, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika berperang melawan Ibnu Abul Haqiq di Khaibar, beliau meminta sebuah busur, lalu didatangkan kepadanya sebuah busur yang panjang, tetapi Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Berikanlah kepadaku busur lainnya!” Maka mereka mendatangkan busur yang tidak panjang, kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membidikkan panahnya ke arah benteng Khaibar. Maka panah yang dilepaskan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melesat tinggi dan jatuh mengenai Ibnu Abul Haqiq yang berada di tempat tidurnya hingga ia mati. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
…dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar.
Riwayat ini berpredikat garib, tetapi sanadnya jayyid (baik) sampai kepada Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir. Barangkali ia keliru, atau dia bermaksud bahwa ayat ini bermakna umum mencakup kesemuanya. Jika tidak demikian maka konteks ayat dalam surat Al-Anfal menunjukkan kisah Perang Badar, tanpa diragukan lagi, dan hal ini tidaklah samar bagi semua imam ahlul ‘ilmi.
Kedua, Ibnu Jarir meriwayatkan —begitu juga Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya— dengan sanad yang sahih sampai kepada Sa’id ibnul Musayyab dan Az-Zuhri. Disebutkan bahwa keduanya mengatakan, “Ayat ini diturunkan berkenaan dengan lemparan yang dilakukan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam Perang Uhud, ditujukan kepada Ubay ibnu Khalaf. Yaitu lemparan tombak kecil, sedangkan saat itu Ubay ibnu Khalaf memakai baju besi. Lalu tombak itu melukai bagian tenggorokannya, sehingga ia jatuh terjungkal berkali-kali dari atas kudanya, dan luka itulah yang membawa kepada kematiannya beberapa hari kemudian. Selama lukanya itu dia mengalami siksaan yang sangat pedih, dan siksaannya itu terus berlangsung sampai ke alam barzakh yang terus berhubungan dengan azab akhirat.”
Kedua pendapat yang diutarakan oleh kedua imam ini pun garib sekali. Barangkali keduanya bermaksud bahwa ayat ini bersifat umum dan mencakup kesemuanya itu, bukan hanya diturunkan berkenaan dengan Perang Badar saja secara khusus.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Ja’far ibnu Zubair, dari Urwah ibnuz Zubair sehubungan dengan firman-Nya:
(Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik.
Yakni agar orang-orang mukmin merasakan nikmat-Nya kepada mereka, yaitu dimenangkan-Nya mereka atas musuh-musuh mereka sekalipun bilangan musuh mereka jauh lebih banyak, sedangkan bilangan mereka sendiri sedikit. Dan agar dengan hal tersebut mereka mengakui apa yang harus mereka lakukan kepada-Nya, yaitu mensyukuri nikmat-Nya kepada mereka. Demikian pula menurut apa yang ditafsirkan oleh Ibnu Jarir. Di dalam sebuah hadis disebutkan,
“Semua ujian yang baik pernah ditimpakan oleh Allah kepada kami.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Artinya, Maha Mendengar semua doa, lagi Maha Mengetahui siapa orang-orang yang berhak beroleh pertolongan dan kemenangan.
(17) Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman ketika orang-orang musyrik kalah di perang Badar dan kaum Muslimin berhasil membunuh mereka, فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ “maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh me-reka”, dengan kemampuan dan kekuatanmu. وَلٰكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْۖ “Akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka.” Di mana Dia membantu melakukan itu dengan apa yang telah disebutkan. وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ رَمٰىۚ “Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.” Hal itu karena Nabi a pada saat ter-jadi perang, beliau masuk ke kemah beliau. Beliau berdoa kepada Allah dan memohon pertolonganNya, kemudian Nabi keluar dari-nya lalu mengambil segenggam tanah dan menaburkannya ke wajah orang-orang kafir, dan Allah menyampaikan tanah itu ke semua wajah mereka. Tidak seorang pun dari mereka kecuali tanah ter-sebut mengenai wajah, mulut dan kedua matanya. Dalam kondisi tersebut kekuatan mereka luruh, semangat mereka melemah, dan nampaklah kegagalan dan kelemahan mereka, sehingga mereka pun kalah.
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman kepada NabiNya, “Ketika kamu melempar tanah dan ia sampai pada mata mereka, itu bukan dengan kekuatan-mu, akan tetapi ia sampai kepada mereka dengan kekuatan dan kemampuan Kami.” وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَاۤءً حَسَنًاۗ “(Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang Mukmin.” Yakni Allah جَلَّ جَلالُهُ Mahamampu memberi keme-nangan kepada orang-orang Mukmin atas orang-orang kafir tanpa harus ada perang, akan tetapi Allah hendak menguji orang-orang Mukmin dan menyampaikan mereka dengan jihad ke derajat ter-tinggi dan maqam termulia serta memberi mereka pahala yang baik lagi besar. اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Allah جَلَّ جَلالُهُ mendengar apa yang dirahasiakan dan ditampakkan oleh hamba. Dia mengetahui niat baik dan niat buruk yang disembunyikannya. Dia menakdirkan untuk hamba-hamba ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan ilmuNya, hikmah-Nya dan kemaslahatan hambaNya, dan Dia membalas setiap hamba sesuai dengan niat dan amalnya.
Apabila kamu telah memenangkan peperangan itu dan berhasil membunuh musuh, maka ketahuilah sesungguhnya itu bukan sematamata karena kekuatan kalian. Allahlah yang memenangkan kalian dan dialah yang membunuh mereka dengan jalan memberikan kekuatan pada kalian dan meniupkan ke dalam jiwa orang-orang kafir itu rasa takut dan gentar. Maka sebenarnya bukan kamu kaum muslim yang membunuh mereka pada saat perang badar, melainkan Allah yang membunuh mereka dengan jalan memberikan kekuatan pada kalian dan meniupkan ke dalam jiwa orang-orang kafir itu rasa takut dan gentar. Dan demikian pula bukan engkau nabi Muhammad yang melempar batu-batu kecil ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar dengan menyampaikan lemparanmu itu ke muka orang-orang musyrik, karena akibat dari lemparan itu tidak mungkin terjadi jika yang melakukannya makhluk biasa. Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin yang mantap imannya, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah maha mendengar doa dan ucapanmu, baik yang disembunyikan maupun yang dinyatakan, maha mengetahui apa yang lebih maslahat untuk hamba-Nya demikianlah karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu, dan sungguh, Allah selalu melemahkan tipu daya orang-orang kafir sehingga tidak berhasil, agar mereka tunduk kepada kebenaran atau binasa. Karena itu jangan ragu menghadapi musuh-Musuh agama Allah kapan dan di mana pun.
Al-Anfal Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 17, Makna Al-Anfal Ayat 17, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 17, Al-Anfal Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 17
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran