{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 39.
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ ۚ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿٣٩﴾
wa qātilụhum ḥattā lā takụna fitnatuw wa yakụnad-dīnu kulluhụ lillāh, fa inintahau fa innallāha bimā ya’malụna baṣīr
QS. Al-Anfal [8] : 39
Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Dan perangilah oleh kalian (hai kaum mukmin) orang-orang musyrik itu, agar tidak ada lagi kemusyrikan, tidak ada lagi yang mencegah orang dari jalan Allah, tidak ada lagi yang disembah, kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, sehingga diangkatlah musibah dari hambah Allah di muka bumi ini, dan sehingga agama, ketaatan, dan ibadah seluruhnya ditujukan kepada Allah dengan segenap keikhlasan tanpa tujuan yang lain. Apabila orang-orang musyrik itu berhenti menyebar fitnah terhadap orang mukmin dan berhenti menyekutukan Allah, kemudian masuk ke dalam agama yang hak bersama kalian, Allah tidak akan mengabaikan apa yang mereka kerjakan, yakni meninggalkan kekufuran dan masuk Islam.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syuraih, dari Bakr ibnu Umar ibnu Bakir, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, bahwa seorang lelaki datang, lalu bertanya, “Hai Abu Abdur Rahman (nama panggilan Ibnu Umar), mengapa engkau tidak berbuat apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam kitab-Nya?. yaitu firman-Nya: Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang. (Al Hujuraat:9), hingga akhir ayat. Apakah yang mencegahmu untuk tidak berperang sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya itu?” Ibnu Umar menjawab, “Hai anak saudaraku, aku memang dicela oleh ayat ini karena aku tidak berperang, tetapi aku lebih suka hal itu daripada aku dicela oleh ayat yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, hingga akhir ayat.” Lelaki itu berkata lagi, bahwa sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah
Ibnu Umar menjawab, “Kami para sahabat telah melakukannya di masa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, yaitu di saat pengikut Islam masih sedikit jumlahnya. Saat itu seseorang difitnah dalam agamanya, adakalanya orang-orang musyrik membunuhnya atau mengikatnya, hingga agama Islam menjadi banyak pengikutnya dan fitnah tidak ada lagi.” Setelah lelaki penanya itu melihat bahwa Ibnu Umar tidak sependapat dengannya, maka ia langsung mengajukan pertanyaan secara terang-terangan, “Kalau begitu, bagaimanakah pendapatmu tentang pihak Ali dan pihak Usman?” Ibnu Umar menjawab, “Pendapatku tentang Usman dan Ali ialah, Usman adalah orang yang telah dimaafkan oleh Allah. Sedangkan kalian tidak suka melihat dia mendapat maaf dari Allah. Sedangkan Ali adalah anak paman Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan sekaligus sebagai menantunya.” Lalu Ibnu Umar mengisyaratkan dengan tangannya, menunjuk kepada seseorang, “Dan ini adalah anak perempuannya, seperti yang kalian lihat sendiri (yakni berada padaku).”
Imam Bukhari mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Bayan, bahwa Ibnu Wabrah pernah menceritakan asar berikut kepadanya: Telah menceritakan kepadanya Sa’id ibnu Jubair, “Ibnu Umar-keluar menemui kami, atau dia keluar menghampiri kami, lalu si lelaki itu bertanya, ‘Bagaimanakah pendapatmu tentang perang fitnah ini?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Tahukah kamu apakah fitnah itu? Dahulu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berperang melawan kaum musyrik, dan bergabung bersama dengan mereka adalah fitnah, tidaklah seperti peperangan yang dilakukan kalian dalam membela kerajaan’.” Demikianlah teks-teks yang ada pada Imam Bukhari rahimahullah.
Ubaidillah telah meriwayatkan dari Nafi’, dari Ibnu Umar, bahwa Ibnu Umar pernah kedatangan dua orang lelaki di masa fitnah yang melanda di masa Ibnuz Zubair. Keduanya bertanya, “Sesungguhnya orang-orang telah berbuat seperti apa yang telah engkau lihat sedangkan engkau adalah Ibnu Umar ibnu Khattab dan sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka apakah yang menyebabkan engkau tidak keluar berperang?” Ibnu Umar menjawab, “Ia dicegah oleh Allah yang telah mengharamkan darah saudara semuslim.” Mereka mengatakan, “Bukankah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah, dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.’
Ibnu Umar menjawab, “Kami telah berperang hingga tidak ada fitnah lagi, dan agama itu hanya semata-mata bagi Allah, Sedangkan kalian dalam perang kalian bertujuan agar timbul fitnah dan agama itu bagi selain Allah.”
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (Al Anfaal:39) Yang dimaksud dengan fitnah dalam ayat ini menurutnya adalah kemusyrikan.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abul Aliyah, Mujahid,. Al-Hasan, Qatadah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, As-Saddi, Muqatil ibnu Hayyan, dan Zaid ibnu Aslam.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah sampai kepadaku dari Az-Zuhri, dari Urwah ibnuz Zubair dan lain-lainnya dari kalangan ulama kita tentang tafsir firman-Nya:
…supaya jangan ada fitnah
Artinya, supaya jangan ada lagi seorang muslim difitnah dalam agamanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah supaya hanya Allah sematalah yang disembah.
Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.
Yakni agar kalimah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah didengungkan.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah supaya Allah ditauhidkan secara murni tanpa ada persekutuan, dan semua tandingan dibuang jauh-jauh dari-Nya.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah.
Yaitu tidak ada kekufuran lagi yang berdampingan dengan agama kalian.
Pendapat ini diperkuat dengan apa yang diriwayatkan di dalam kitab Sahihain dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mau mengucapkan, “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Apabila mereka mau mengucapkannya, berarti mereka telah memelihara darah dan harta benda mereka dariku, kecuali dengan alasan yang benar, sedangkan perhitungan mereka berada pada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Di dalam kitab Sahihain disebutkan pula dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah ditanya mengenai seseorang yang berperang karena dia pemberani, berperang karena hamiyyah, dan berperang karena pamer, manakah di antaranya yang berada pada jalan Allah? Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab melalui sabdanya:
Barang siapa yang berperang untuk membela kalimah Allah agar tinggi- maka dia berada di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika mereka berhenti.
Maksudnya, jika mereka berhenti dari memerangi kalian karena membela kekufuran mereka, maka cegahlah diri kalian dari memerangi mereka, sekalipun kalian tidak mengetahui apa yang terkandung dalam batin mereka.
…maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Ayat ini semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya:
Jika mereka bertobat, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. (At Taubah:5), hingga akhir ayat.
Di dalam ayat lain disebutkan:
maka (mereka itu) adalah saudara-saudara kalian seagama. (At Taubah:11)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman dalam ayat lainnya:
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi) kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (Al Baqarah:193)
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa ketika Usamah mengangkat pedangnya kepada seorang lelaki, lalu lelaki itu mengucapkan, “Tidak ada Tuhan selain Allah,” tetapi Usamah tetap memukulnya hingga membunuhnya. Selanjutnya hal itu diceritakan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada Usamah:
“Apakah engkau membunuhnya sesudah dia mengucapkan, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah?’ Lalu bagaimanakah yang akan kamu lakukan terhadap kalimah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’ kelak di hari kiamat? Usamah Berkata “Wahai Rasullullah sesungguhnya dia mengucapkannya hanya semata-mata untuk melindungi dirinya.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda.”Tidakkah engkau belah dadanya untuk mengetahui isi hatinya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengulang-ulang sabdanya itu kepada Usamah seraya bersabda, “Siapakah yang akan membelamu terhadap kalimah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah kelak di hari kiamat? Usamah mengatakan bahwa mendengar jawaban itu Usamah berharap seandainya saja ia baru masuk Islam saat hari itu (yakni karena merasa berdosa besar).
(39) Adapun FirmanNya kepada orang-orang Mukmin ketika Dia memerintahkan mereka untuk memperlakukan orang-orang kafir, Dia berfirman, وَقَاتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah.” Yakni syirik dan usaha mengha-langi jalan Allah, sehingga mereka tunduk kepada hukum Islam. وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ “Dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” Inilah maksud dari jihad dan perang melawan musuh-musuh aga-ma, yakni menepis kejahatan mereka dari agama, dan melindungi agama yang mana Allah menciptakan makhluk karenanya, sehingga ialah yang unggul di atas agama-agama yang lain. فَاِنِ انْتَهَوْا “Jika mereka berhenti (dari kekafiran)”, dari kezhaliman yang mereka ikuti, فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ “maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” Tidak sedikit pun dari mereka yang samar bagiNya.
Ayat yang lalu mengancam jatuhnya siksa bagi yang melanjutkan pembangkangan. Salah satu cara Allah menyiksa adalah melalui kaum muslim, karena itu ayat ini memerintahkan kaum muslim bahwa jika mereka terus membangkang dan berusaha menghalangi kebebasan, maka bertindaklah dan perangilah terus mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, yakni kekacauan, penganiayaan terhadap kaum mukmin dan atau syirik, dan supaya agama atau ketaatan seluruhnya hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti dari penganiayaan dan atau kemusyrikan serta berpihak pada kebenaran, maka sesungguhnya Allah maha melihat apa yang mereka kerjakan sekecil dan tersembunyi apa pun, lahir dan batin, sehingga memperlakukan mereka seimbang dengan sikap dan kelakuan mereka dan jika mereka berpaling dari ajakanmu untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan tidak menghentikan penganiayaan, maka ketahuilah dengan penuh keyakinan bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu, karena itu jangan khawatirkan ancaman mereka, serahkan sepenuhnya kepada Allah setelah kamu berusaha sesuai kemampuan kamu. Dia adalah sebaik-baik pelindung, karena tidak ada yang dapat membatalkan perlindungan-Nya, dan tidak ada selain-Nya yang dapat memberi perlindungan, dan dia juga adalah sebaik-baik penolong, karena selain Allah boleh jadi suatu ketika melemah dan tidak mampu menolong.
Al-Anfal Ayat 39 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 39, Makna Al-Anfal Ayat 39, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 39, Al-Anfal Ayat 39 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 39
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran