{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 40.
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ ۚ نِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ ﴿٤٠﴾
wa in tawallau fa’lamū annallāha maulākum, ni’mal-maulā wa ni’man-naṣīr
QS. Al-Anfal [8] : 40
Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Apabila orang-orang musyrik itu berpaling dari apa yang sudah kalian serukan (hai orang-orang mukmin) untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, berhenti memerangi kalian, dan mereka tetap dalam kekafiran serta tetap memerangi kalian; yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baik pelindung dan penolong kalian untuk mengalahkan mereka. Dia adalah sebaik-baik penolong bagi kalian dan bagi wali-wali-Nya untuk mengalahkan musuh-musuh kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindung kalian. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baikPenolong.
Yakni jika mereka berkelanjutan dalam menentang kalian dan memerangi kalian:
maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindung kalian. (Al Anfaal:40)
Maksudnya, Pemimpin dan Penolong kalian dalam menghadapi musuh-musuh kalian. Maka dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
Muhammad ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdul Waris ibnu Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Aban Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Urwah, dari Urwah, bahwa Abdul Malik ibnu Marwan berkirim surat kepadanya menanyakan tentang berbagai masalah. Lalu Urwah menjawab suratnya itu yang isinya mengatakan:
Semoga keselamatan dan kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, dan sesungguhnya saya memulai surat yang ditujukan kepadamu ini dengan memuji kepada Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Amma ba’du,
Sesungguhnya engkau telah berkirim surat kepadaku menanyakan tentang keluarnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari Mekah aku akan memberitahukan kepadamu mengenai hal tersebut tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan pertolongan Allah, faktor yang mendorong keluarnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari Mekah ialah, karena Allah telah memberinya kenabian. Maka dia adalah sebaik-baik nabi, sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik famili, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlimpah. Kami telah mengenal wajahnya di surga, dia telah membuat kami hidup karena memeluk agamanya, dan kami mati serta dibangkitkan kelak dalam keadaan memeluknya. Pada awal mulanya ketika beliau menyeru kaumnya untuk memeluk jalan petunjuk yang dipercayakan oleh Allah kepadanya untuk menyampaikannya, dan menyeru mereka kepada cahaya (Al-Qur’an) yang diturunkan oleh Allah kepadanya, mereka tidak menjauh darinya pada permulaan dia menyeru mereka.
Pada mulanya mereka mau mendengarkannya, hingga manakala dia mulai mencaci berhala-berhala mereka dan saat itu telah datang serombongan orang-orang Quraisy dari Taif dengan membawa harta benda yang berlimpah. Maka beliau mulai diprotes oleh sejumlah orang, dan orang-orang itu bersikap keras terhadapnya serta membenci apa yang diucapkannya, bahkan mereka membujuk orang-orang yang tadinya taat kepadanya sehingga membelotlah darinya kebanyakan orang yang tadinya mau mendengarkannya. Mereka meninggalkan beliau kecuali hanya sejumlah orang dari mereka yang sedikit, yang mendapat pemeliharaan dari Allah.
Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tinggal di Mekah dalam keadaan demikian selama apa yang ditakdirkan oleh Allah. Kemudian para pemimpin kaumnya mengadakah persekongkolan untuk memfitnah orang-orang yang mengikuti Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar keluar dari agama Allah. Fitnah itu dilancarkan pula kepada anak-anak saudara-saudara mereka, dan kabilah-kabilah yang telah memeluk Islam. Hal itu merupakan fitnah mengguncangkan kaum muslim dengan guncangan yang kuat, sehingga terfitnahlah sebagian dari mereka, sedangkan sebagian yang lain mendapat pemeliharaan dari Allah.
Ketika mereka melancarkan penindasan tersebut terhadap kaum muslim, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan kepada mereka untuk keluar menuju negeri Habsyah. Di negeri Habsyah saat itu terdapat seorang raja yang baik yang dikenal dengan julukan Najasyi. Dia tidak pernah berbuat aniaya terhadap seorang pun yang ada di negerinya. Selain itu Raja Najasyi memuji Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Negeri Habsyah adalah tempat perniagaan orang-orang Quraisy, mereka melakukan misi dagangnya di negeri tersebut karena di negeri itu mereka memperoleh rezeki yang banyak, keuntungan yang berlimpah, keamanan yang terjamin, dan tempat perniagaan yang baik. Karena itulah maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan kaum muslim untuk berhijrah ke negeri Habsyah. Lalu sebagian besar dari kaum muslim berangkat menuju Habsyah saat orang-orang musyrik Mekah menindas mereka, mereka takut terfitnah dalam agamanya, sedangkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sendiri tetap tinggal di Mekah.
Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tinggal di Mekah selama beberapa tahun, sedangkan orang-orang musyrik terus menindas orang-orang yang masuk Islam dari kalangan mereka sendiri. Tetapi pada akhirnya agama Islam tersiar di kalangan mereka, dan banyaklah yang masuk Islam dari kalangan orang-orang terhormat serta orang-orang kuat mereka.
Setelah orang-orang musyrik melihat adanya dukungan di pihak Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka mereka mulai mengendurkan penindasannya terhadap Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabatnya.
Itulah kisah fitnah pertama yang menyebabkan sebagian dari sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar berhijrah ke negeri Habsyah untuk menyelamatkan diri dari fitnah dan tekanan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik Mekah. Setelah kaum Quraisy mengendurkan penindasannya terhadap kaum muslim, bahkan sebagian dari mereka ada yang masuk Islam, maka keadaan ini tersiar hingga terdengar oleh kaum muslim yang ada di negeri Habsyah. Mendengar berita itu mereka kembali ke Mekah yang keadaannya kini relatif aman bagi mereka. Kaum muslim bertambah banyak dan kian hari kian bertambah jumlahnya. Selain itu masuk Islam pula orang-orang Ansar yang ada di Madinah dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga Islam tersiar di Madinah, dan penduduk Madinah banyak yang datang ke Mekah menemui Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ketika orang-orang Quraisy melihat perkembangan itu, maka mereka mengadakan persekongkolan untuk memfitnah dan menindas orang-orang mukmin. Lalu orang-orang musyrik Mekah mulai melancarkan timahnya terhadap kaum mukmin, sehingga kaum mukmin mengalami paceklik yang hebat (karena diisolasi oleh mereka). Peristiwa ini merupakan fitnah yang terakhir. Fitnah yang melanda kaum mukmin di masa itu ada dua, yaitu, Pertama, yang menyebabkan sebagian dari mereka hijrah ke negeri Habsyah. Hijrah mereka ke Habsyah berdasarkan perintah dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengizinkan mereka untuk berangkat ke negeri Habsyah. Sedangkan fitnah lainnya terjadi di saat mereka kembali ke Mekah dan melihat penduduk Madinah berdatangan memeluk agama Islam.
Kemudian datanglah kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari Madinah para pemimpin orang-orang yang telah masuk Islam dari kalangan mereka. Lalu mereka menjumpai Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pada musim haji, dan mereka langsung berbaiat mengucapkan janji setianya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di Aqabah. Mereka pun mengucapkan janji serta ikrar mereka, “Bahwasanya kami adalah sebagian dari kamu, dan kamu adalah sebagian dari kami. Dan barang siapa di antara sahabat-sahabatmu datang kepada kami, maka kami akan membelanya sebagaimana kami membela diri kami sendiri.”
Pada saat itulah orang-orang Quraisy memperkeras penindasannya kepada kaum muslim. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan para sahabatnya untuk keluar menuju Madinah. Peristiwa ini merupakan fitnah yang paling akhir, dan fitnah ini pulalah yang menyebabkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabatnya hijrah ke Madinah. Saat itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Dan perangilah mereka, supaya tidak ada fitnah, dan supaya agama itu semata mata bagi Allah (Al Anfal :39)
Kemudian Muhammad ibnu Jarir meriwayatkannya dari Yunus ibnu Abdul A’la, dari Ibnu Wahb, dari Abdur Rahman ibnu Abuz Zanad, dari ayahnya, dari Urwah ibnuz Zubair, bahwa Al-Walid (yakni Ibnu Abdul Malik ibnu Marwan) berkirim surat kepada Urwah yang isinya seperti apa yang disebutkan di atas.
Sanad hadis ini sahih sampai kepada Urwah ibnuz Zubair.
(40) وَاِنْ تَوَلَّوْا “Dan jika mereka berpaling”, dari ketaatan dan terbenam ke dalam kelalaian, فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَوْلٰىكُمْ ۗنِعْمَ الْمَوْلٰى “maka keta-huilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung”, yang melindungi orang-orang yang beriman, menyampaikan ke-baikan kepada mereka, dan memudahkan urusan dunia dan agama mereka, وَنِعْمَ النَّصِيْرُ “dan sebaik-baik Penolong”, yang menolong me-reka dan menolak dari mereka tipu daya orang-orang busuk serta jebakan orang-orang jahat. Barangsiapa penolong dan pelindung-nya adalah Allah, maka tidak ada ketakutan baginya, dan barang-siapa yang Allah tidak menolongnya, maka tidak ada kemuliaan ataupun kemenangan untuknya.
Dan jika mereka berpaling dari ajakanmu untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan tidak menghentikan penganiayaan, maka ketahuilah dengan penuh keyakinan bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu, karena itu jangan khawatirkan ancaman mereka, serahkan sepenuhnya kepada Allah setelah kamu berusaha sesuai kemampuan kamu. Dia adalah sebaik-baik pelindung, karena tidak ada yang dapat membatalkan perlindungan-Nya, dan tidak ada selain-Nya yang dapat memberi perlindungan, dan dia juga adalah sebaik-baik penolong, karena selain Allah boleh jadi suatu ketika melemah dan tidak mampu menolongsetelah memerintahkan umat islam memerangi orang-orang kafir jika mereka memerangi umat islam, maka pada ayat ini Allah menjelaskan ketentuan pembagian ganimah, yang ketentuannya hanya dilakukan oleh Allah semata. Karena itu, ketahuilah, wahai orang-orang beriman, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, yaitu harta yang diperoleh dari orang-orang kafir melalui pertempuran, maka seperlima untuk Allah, rasul yang digunakan untuk kemaslahatan umat yang ditetapkan sendiri oleh beliau, kerabat rasul, bani ha’syim dan bani mua’a’alib, anak yatim, karena mereka kehilangan orang tua yang bertanggung jawab untuk membiayai hidupnya, orang miskin yang membutuhkan bantuan, dan ibnu sabil, yaitu orang yang kehabisan bekal ketika sedang dalam perjalanan. Demikian ini, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan berupa ayat-ayat yang berfungsi untuk penguatan mental dan pertolongan, kepada hamba kami, nabi Muhammad, di hari furqa’n, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan pada perang badar, 17 ramadan tahun kedua hijriah, yang dalam hitungan kalian kalah, sementara mereka menduga keras akan memperoleh kemenangan, ternyata kaum musliminlah yang memperoleh kemenangan berkat pertolongan Allah, sebab Allah mahakuasa atas segala sesuatu, termasuk memenangkan kelompok kecil atas kelompok yang besar.
Al-Anfal Ayat 40 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 40, Makna Al-Anfal Ayat 40, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 40, Al-Anfal Ayat 40 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 40
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)