{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 42.
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوَىٰ وَالرَّكْبُ أَسْفَلَ مِنْكُمْ ۚ وَلَوْ تَوَاعَدْتُمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِي الْمِيعَادِ ۙ وَلَـٰكِنْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَىٰ مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ ۗ وَإِنَّ اللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٤٢﴾
iż antum bil-‘udwatid-dun-yā wa hum bil-‘udwatil-quṣwā war-rakbu asfala mingkum, walau tawā’attum lakhtalaftum fil-mī’ādi wa lākil liyaqḍiyallāhu amrang kāna maf’ụlal liyahlika man halaka ‘am bayyinatiw wa yaḥyā man ḥayya ‘am bayyinah, wa innallāha lasamī’un ‘alīm
QS. Al-Anfal [8] : 42
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Dan ingatlah ketika kalian berada di sisi lembah yang dekat dengan Madinah, musuh kalian berada pada bagian lembah yang jauh, dan kafilah dagang berada pada tempat yang lebih rendah dari kalian, yaitu di arah pantai Laut Merah. Jika diadakan perjanjian pada pertemuan ini, niscaya kalian akan berselisih pendapat. Akan tetapi, Allah mengumpulkan kalian tanpa ada perjanjian terlebih dahulu. Hal ini untuk menetapkan ketentuan-Nya yang mesti terlaksana dengan menolong pada wali (penolong)-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya (dengan mengalahkan mereka dan menawan mereka). Hal itu agar orang yang binasa itu binasanya dengan hujjah (keterangan) Allah yang nyata sehingga tidak ada alasan baginya, dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata pula. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar perkataan dua golongan itu(muslim dan musyrik); tidak ada sedikit pun yang tersembunyi dari-Nya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka niatkan dan kerjakan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitakan tentang hari Furqan melalui- Nya:
(Yaitu di hari) ketika kalian berada di pinggir lembah yang dekat
Yakni ketika kalian mengambil posisi di pinggir lembah yang dekat dengan perbatasan Madinah.
Dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh.
Artinya, sedangkan pasukan kaum musyrik mengambil posisi di pinggir lembah yang jauh dari perbatasan Madinah di jalan menuju ke arah Mekah.
…sedangkan kafilah itu.
Yaitu iringan kafilah niaga yang dipimpin oleh Abu Sufyan beserta para pengikutnya membawa barang dagangan.
…berada di bawah kalian.
Maksudnya, berada di bagian yang lebih rendah daripada kalian, yaitu dekat dengan tepi pantai.
Seandainya kalian mengadakan persetujuan.
Yakni sekiranya kalian dan orang-orang musyrik mengadakan persetujuan tentang tempat kalian bertemu, yaitu medan perang kalian.
pastilah kalian tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu. (Al Anfaal:42)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari ayahnya sehubungan dengan makna ayat ini.”Seandainya hal tersebut terjadi berdasarkan perjanjian antara kalian dan mereka (kaum musyrik), kemudian kalian mendengar banyaknya jumlah personel pasukan kaum musyrik, sedangkan jumlah personel kalian sedikit, niscaya kalian tidak mau bertemu dengan mereka dalam medan perang.”
Tetapi Allah (mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan.
Artinya, agar Allah melakukan keputusan menurut apa yang dikehendaki-Nya dengan kekuasaan-Nya, yaitu memenangkan agama Islam dan para pemeluknya, serta mengalahkan kaum musyrik tanpa kalian harus bersusah payah. Allah melaksanakan hal tersebut dengan kelembutan-Nya.
Di dalam hadis Ka’b ibnu Malik disebutkan, sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan kaum muslim berangkat ke luar Madinah hanyalah untuk menghadap iringan kafilah orang-orang Quraisy, tetapi pada akhirnya Allah mempertemukan mereka dengan musuh mereka tanpa perjanjian terlebih dahulu.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya’qub, telah menceritakan kepadaku Ibnu Ulayyah, dari Ibnu Aun, dari Umair ibnu Ishaq yang mengatakan bahwa Abu Sufyan berangkat dari negeri Syam bersama iringan kafilah untuk pulang ke Mekah. Sementara itu Abu Jahal berangkat pula (bersama pasukannya) untuk melindungi kafilah itu dari hadangan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan para sahabatnya. Akhirnya mereka bertemu di Badar tanpa disadari oleh kedua belah pihak, dan bertemulah para pengambil air minum dari kedua pasukan kemudian masing-masing dari kedua belah pihak bangkit untuk berperang.
Muhammad ibnu Ishaq telah mengatakan di dalam kitab bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berangkat. Ketika berada di dekat Sarra. beliau mengutus Busbus ibnu Amr dan Addi ibnu AbuzZagba—kedua-duanya dari Bani Juhani— untuk mencari informasi tentang iring-iringan Abu Sufyan dan kafilahnya. Mereka berdua berangkat. Ketika sampai di Badar, keduanya mengistirahatkan unta kendaraannya masing-masing di sebuah Lereng Batha, dan meminum air dari wadah air yang mereka bawa. Tiba-tiba keduanya mendengar dua orang wanita sedang bersengketa. Salah seorang wanita itu berkata kepada temannya, “Bayarlah hakku.” Temannya menjawab, “Sesungguhnya kafilah itu tiba pada esok hari atau lusa. lalu saya akan membayar hakmu.” Keduanya dipisahkan oleh Majdi ibnu Amr seraya berkata, “Dia benar.” Busbus mendengar pembicaraan tersebut, lalu dengan segera keduanya menaiki unta kendaraannya dan berangkat menuju tempat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk menyampaikan informasi tersebut. Sesampainya di hadapan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, keduanya langsung menyampaikan berita itu. Setelah keduanya pergi, datanglah Abu Sufyan dengan sikap yang penuh waspada. Ia berjalan di depan kafilahnya dan berkata kepada Majdi ibnu Amr, “Apakah engkau melihat seseorang yang engkau curigai di mata air ini?” Majdi ibnu Amr berkata, “Tidak, demi Allah, hanya saja saya telah melihat dua orang pengendara sedang mengistirahatkan unta kendaraannya di lereng ini, lalu minum dari girbah yang dibawanya, kemudian meneruskan perjalanannya.” Abu Sufyan datang ke tempat keduanya mengistirahatkan kendaraan untanya, kemudian ia mengambil sesuatu dari bekas kotoran unta kendaraan keduanya itu dan memecahkannya. Tiba-tiba di dalam kotoran itu terdapat biji kurma, maka ia berkata, “Demi Allah, ini adalah makanan ternak orang-orang Yasrib (Madinah).” Maka ia segera kembali dengan cepat dan memacu unta kendaraannya menelusuri jalan pantai, dan setelah ia merasa bahwa kafilahnya dalam keadaan aman, maka ia berkirim surat kepada pasukan Quraisy yang isinya mengatakan.”Sesungguhnya Allah telah menyelamatkan kafilah kalian, harta benda, dan orang-orang kalian, maka kembalilah kalian ke Mekah.” Tetapi Abu Jahal berkata, “Demi Allah, kami tidak akan kembali sebelum datang di Badar —Badar adalah salah satu tempat yang digunakan sebagai pasar oleh orang-orang Arab—. lalu kami akan tinggal padanya selama tiga hari sambil makan-makan, menyembelih unta dan minum khamr sambil mendengarkan biduan-biduan menyanyi untuk kami, dan seluruh orang Arab akan mendengar perihal kami dan perjalanan kami ini. Dengan demikian, mereka pasti akan gentar terhadap kami sesudahnya untuk selamanya.” Tetapi Al-Akhnas ibnu Syuraiq berkata, “Hai golongan Bani Zahrah. sesungguhnya Allah telah menyelamatkan harta benda kalian, juga telah menyelamatkan teman-teman kalian, maka kembalilah kalian (ke Mekah).” Mereka menaati seruan itu. Maka Bani Zahrah kembali pulang ke Mekah dan tidak ikut ke Badar, mereka diikuti pula oleh Bani Addi.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan pula kepadaku Yazid ibnu Ruman, dari Urwah ibnuz Zubair yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah berada di dekat Badar, beliau mengirim Ali ibau Abu Talib, Sa’d ibnu Abu Waqqas, dan Az-Zubair ibnul Awwan bersama sejumlah sahabatnya untuk mencari berita keadaan musuh. Akhirnya mereka berhasil menangkap pesuruh orang-orang Quraisy yang ditugaskan untuk mengambil air, seorang di antaranya adalah pesuruh Bani Sa’id ibnul As, sedangkan yang lainnya pesuruh dari Banil Hajjaj. Mereka membawa keduanya ke hadapan Rasutullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan ternyata mereka menjumpai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang salat. Maka para sahabat mengintrogasi keduanya.””Siapakah kalian ini?” keduanya menjawab, “Kami adalah pesuruh orang-orang Quraisy untuk mengambil air minum buat mereka dari mata air.” Para sahabat tidak senang dengan jawaban itu, karena mereka berharap bahwa kedua pesuruh tersebut adalah pesuruh Abu Sufyan. maka mereka memukulinya. Setelah mereka menekan keduanya, maka keduanya terpaksa menjawab bahwa mereka berdua adalah pesuruh Abu Sufyan. Mendengar jawaban itu para sahabat membiarkan keduanya dan tidak memukulinya lagi. Saat itu Rasululah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang rukuk, lalu sujud dua kali dan salam, kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Apabila keduanya berkata benar kepada kalian, maka kalian memukulinya, dan apabila keduanya berdusta kepada kalian, maka kalian membiarkannya. Demi Allah, mereka berdua benar: mereka adalah pesuruh orang-orang Quraisy. Ceritakanlah kepadaku tentang Quraisy.” Keduanya menjelaskan bahwa orang-orang Quraisy saat itu telah berada di belakang bukit yang terlihat berada di pinggir lembah yang jauh itu. Yang dimaksud dengan bukit di sini adalah bukit pasir. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya kepada keduanya, “Ada berapakah jumlah mereka?” Keduanya menjawab, “Banyak.” Rasulullah Saw bertanya, “Berapakah bilangan mereka?” Keduanya menjawab.”Tidak tahu.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Berapa ekorkah unta yang mereka sembelih tiap harinya?” Keduanya menjawab, “Terkadang sembilan ekor, adakalanya pula sepuluh ekor unta.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Kalau demikian, jumlah mereka antara sembilan ratus sampai seribu orang personel.” Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya kepada keduanya, “Siapakah kalangan terhormat Quraisy yang ada bersama mereka?” Keduanya mengatakan bahwa mereka adalah Atabah ibnu Rabi’ah, Syaibah ibnu Rabi’ah, Abul Buhturi ibnu Hisyam, Hakim ibnu Hizam, Naufal ibnu Khuwailid, Al-Haris ibnu Amir ibnu Naufal. Tuaimah ibnu Addi ibnu Naufal, An-Nadr ibnu Haris, Zam’ah ibnul Aswad, Abu Jahal ibnu Hisyam, Umayyah ibnu Khalaf, Nabih serta Munabbih (keduanya anak Al-Hajjaj), Suhail ibnu Amr, dan Amr ibnu Abdu Wad. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menghadap ke arah orang-orang, lalu bersabda:
Inilah Mekah yang menyerahkan kepada kalian putra-putra tercintanya.
Muhammad ibnu Ishaq rahimahullah mengatakan, telah menceritakan pula kepadaku Abdullah ibnu Abu Bakar ibnu Hazm bahwa Sa’d ibnu Mu’az pernah mengatakan, “Ketika kedua pasukan bertemu dalam medan Perang Badar, orang-orang berkata, ‘Wahai Rasulullah, maukah kami bangunkan untukmu suatu kemah untuk tempat bernaungmu dan tempat menambatkan unta kendaraanmu beserta barang-barangmu, sedangkan kami akan menghadapi musuh kita? Jika kami mendapat kemenangan dari Allah atas mereka dan beroleh kejayaan, maka itu adalah yang kita harapkan. Tetapi jika keadaan berbalik, maka engkau naiki unta kendaraanmu dan pergi untuk bergabung dengan kaum kami yang ada di belakang kami. Sesungguhnya, demi Allah, banyak kaum di belakang kami, yang kami ini bila dibandingkan dengan mereka bukanlah semata-mata orang-orang yang paling cinta kepadamu. Seandainya mereka mengetahui bahwa engkau akan menjumpai peperangan, niscaya tidak ada seorang pun dari mereka yang membiarkanmu, mereka pasti mendukung dan menolong kamu”.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memujinya dan mendoakan kebaikan untuknya. Lalu dibangunkanlah sebuah kemah. Kemah itu menjadi tempat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan Abu Bakar, tidak ada orang lain kecuali mereka berdua.
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa pada pagi harinya pasukan Quraisy berangkat ke medan perang. Ketika mereka tiba, terlihat oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mereka sedang menuruni Bukit Uqanqal menuju Lembah Badar. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa:
Ya Allah, inilah Quraisy, telah datang dengan kesombongan dan keangkuhannya menentang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, hancurkanlah mereka siang hari ini juga.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah agar orang yang kafir itu kafir dengan keterangan yang nyata karena telah melihat ayat (tanda) dan pelajaran, dan agar orang yang beriman itu beriman dengan keterangan yang nyata pula.
Tafsir ini baik makna yang dimaksud secara panjang lebar ialah sesungguhnya Allah mempertemukan kalian dengan musuh kalian di suatu tepat tanpa perjanjian terlebih dahulu di antara kalian, agar Allah menolong kalian atas mereka dan meninggikan kalimat hak atas kalimat yang batil, agar urusan itu jelas, hujah dan buktinya pun pasti dan gamblang, sehingga tidak ada lagi alasan dan keraguan bagi seseorang untuk menilainya. Saat itu akan binasalah orang yang binasa, yakni orang yang kafir akan terus berlangsung pada kekafirannya dengan nyata dan sadar akan jalan yang ditempuhnya, bahwa dirinya dalam jalan yang batil, mengingat telah jelasnya hujjah terhadap dirinya.
…dan agar orang yang hidup itu hidupnya.
Yakni orang yang beriman itu berimannya.
Dengan keterangan yang nyata.
Maksudnya, berdasarkan hujah dan pengetahuannya.
Iman adalah kehidupan kalbu, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, dan dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia. (Al An’am:122)
Siti Aisyah r.a. pernah mengatakan dalam kisah tuduhan yang dusta (hadisul ifki).”Maka binasalah orang yang binasa karena menuduhku.” Yakni kedustaan dan kebohongan yang dibuat-buatnya terhadap diri Siti Aisyah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar.
Yaitu Maha mendengar doa kalian, rintihan kalian, dan permintaan tolong kalian kepada-Nya.
…lagi Maha Mengetahui.
Artinya, Maha Mengetahui perihal kalian, bahwasanya kalian berhak mendapat kemenangan atas musuh-musuh kalian yang kafir Iagi pengingkar itu.
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا “(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat.” Yakni di pinggir lembah yang dekat de-ngan Madinah, sementara mereka di pinggirnya (yang lain) yang jauh dari Madinah. Satu lembah telah mengumpulkan kamu dengan mereka والركب “sedang kafilah” yang kamu incar dan itu bukan-lah yang diinginkan oleh Allah أسفل منكم “berada di bawah kamu,” melewati pinggir laut. وَلَوْ تَوَاعَدْتُمْ “Sekiranya kamu mengadakan per-setujuan (untuk menentukan hari pertempuran)”, dengan mereka sesuai dengan kondisi dan keadaan tersebut لَاخْتَلَفْتُمْ فِي الْمِيعَادِ “pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu.” Yakni pasti ada maju mundurnya atau pemilihan tempat dan lain-lain sebagai-nya yang memalingkanmu atau mereka dari perjanjian. Akan tetapi Allah-lah yang mengumpulkanmu dengan mereka dalam kondisi tersebut. لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولًا “Agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan”, yang telah ditakdirkan sejak azali yang mesti terjadi. لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ “Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata.” Yakni supaya ia menjadi hujjah dan bukti bagi penentang, sehingga ketika dia memilih ke-kufuran dengan dasar ilmu dan keyakinan terhadap kebatilannya, maka tidak ada lagi alasan baginya di hadapan Allah. وَيَحْيَى مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ “Dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula).” Yakni bashirah dan keyakinan orang Mukmin bertambah dengan bukti-bukti kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah kepada kedua kelompok yang cukup menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal. وَإِنَّ اللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maha Mendengar segala suara dengan bahasa yang beraneka ragam dan keperluan yang bermacam-macam, Maha Mengetahui yang lahir, yang batin, yang rahasia, yang ghaib, dan yang nampak.
Ayat berikutnya menginformasikan tentang faktor penting yang membuat perang badar yang sesungguhnya tidak seimbang itu benarbenar terjadi, yaitu ketika kalian, wahai orang-orang mukmin, berada di pinggir lembah yang dekat ke arah kota madinah, dan mereka, orangorang kafir, berada di pinggir lembah yang jauh dari kota madinah sedang kafilah itu yang dipimpin oleh abu sufya’n berada lebih rendah, yakni lebih dekat dari kalian, kira-kira 5 mil saja. Sekiranya kalian mengadakan persetujuan untuk menentukan hari pertempuran, niscaya kalian berbeda pendapat dalam menentukan-Nya karena jumlah kalian jauh lebih sedikit dibanding jumlah pasukan kafir, tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan atau mesti terjadi dalam kehidupan, yaitu meninggikan kalimat-Nya dengan memberi kemenangan dan kemuliaan kepada kaum muslim serta kehancuran dan kehinaan bagi orang-orang kafir. Demikian ini, agar orang yang binasa atau terbunuh dalam peperangan itu binasa dengan bukti yang nyata, yakni melihat dan mengalami sendiri akibat kedurhakaannya dan agar orang yang hidup atau selamat dari pertempuran itu hidup dengan bukti yang nyata juga, yaitu dengan melihat bukti kekuasaan Allah. Sungguh, Allah maha mendengar permohonan orang-orang beriman agar diberi kemenangan pada perang yang sangat menentukan tersebut, maha mengetahui keadaan mereka bahwa mereka memang berhak atas pertolongan itulebih lanjut dijelaskan dengan rinci terjadinya perang badar yang tidak seimbang tersebut. Ingatlah wahai nabi Muhammad, ketika Allah memperlihatkan jumlah mereka, pasukan kafir, di dalam mimpimu berjumlah sedikit, lalu engkau menyampaikan kepada sahabat-sahabatmu sehingga mereka kuat mentalnya dan lebih berani. Sebab, sekiranya Allah memperlihatkan mereka berjumlah banyak, tentu kalian, wahai orangorang mukmin, menjadi gentar dan tentu kalian akan berbantah-bantahan dalam urusan itu menyangkut keterlibatan mereka pada perang badar tersebut, tetapi Allah telah menyelamatkan kamu dengan cara menunjukkan jumlah mereka terlihat sedikit dan lemah melalui mimpi nabi. Sungguh, Allah maha mengetahui apa yang ada dalam hatimu, termasuk rasa berani dan gentar dalam menghadapi peperangan.
Al-Anfal Ayat 42 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 42, Makna Al-Anfal Ayat 42, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 42, Al-Anfal Ayat 42 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 42
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)