{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 45.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٤٥﴾
yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītum fi`atan faṡbutụ ważkurullāha kaṡīral la’allakum tufliḥụn
QS. Al-Anfal [8] : 45
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.
Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, serta menjalankan syariat-Nya! Apabila kalian bertemu dengan sekelompok orang kafir yang bersiap memerangi kalian, berteguhhatilah dan janganlah kalian mundur dari mereka. Sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya seraya berdoa dan berharap turunnya pertolongan dan kemenangan kepada kalian dan mengalahkan musuh kalian, agar kalian beruntung.
Allah mengajarkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman etika menghadapi musuh dan keberanian dalam berperang melawan musuh di medan perang. Untuk itu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian.
Ditetapkan di dalam kitab Sahihain, dari Abdullah ibnu Abu Aufa. Bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di hari-hari beliau menunggu musuh. Bilamana suasana memasuki petang hari beliau berdiri di hadapan mereka dan bersabda:
Hai manusia, janganlah kalian berharap untuk bersua dengan musuh, tetapi mohonlah keselamatan kepada Allah. Dan apabila kalian bersua dengan musuh, hadapilah dengan sabar (keteguhan hati), dan ketahuilah bahwa surga itu terletak di bawah naungan pedang (senjata). Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa: Ya Allah, wahai Yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an), Yang menggiring awan, Yang mengalahkan golongan-golongan bersekutu, kalahkanlah mereka dan tolonglah kami dalam menghadapi mereka.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Sufyan As-Sauri, dari Abdur Rahman ibnu Ziyad, dari Abdullah ibnu Yazid, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Janganlah kalian mengharapkan untuk bersua dengan musuh, tetapi mohonlah keselamatan kepada Allah, dan apabila kalian bersua dengan mereka, maka hadapilah dengan hati yang teguh dan berzikirlah kepada Allah. Dari jika mereka gaduh dan berteriak-teriak. maka kalian harus tetap diam.
Al-Hafiz Abu Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Hasyim Al-Bagawi. telah menceritakan kepada kami Umayyah Ibnu Bustam. telah menceritakan kepada kami Mu’tamir ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Sabit Ibnu Zaid, dari seorang lelaki dari Zaid ibnu Arqam, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ secara marfu’, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah menyukai diam dalam tiga perkara, yaitu di saat pembacaan Al-Qur’an di saat bertempur di medan perang, dan di saat menghadiri jenazah.
Di dalam liadis marfu’ lainnya disebutkaa bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Telah berfirman
Sesungguhnya hamba-Ku yang sebenarnya ialah seseorang yang selalu ingat kepada-Ku di saat dia sedang memukulkan senjata.
Dengan kata lain, keadaannya yang demikian tidak membuatnya lupa untuk berzikir, berdoa, dan meminta pertolongan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Sa’id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa Allah telah memfardukan berzikir kepada-Nya dalam keadaan sibuk yang bagaimanapun, sekalipun sedang dalam keadaan memukulkan pedang di medan perang.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, dari Ibnu Juraij, dari Ata yang mengatakan bahwa diwajibkan diam dan berzikir kepada Allah di saat menghadapi peperangan di medan pertempuran. Kemudian Ata membacakan ayat ini. Ibnu Juraij berkata, “Bolehkah mereka mengeraskan suara zikirnya?” Ata menjawab.”Ya.””
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu W ahb. telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Abbas. dari Yazid ibnu Fauzar, dari Ka’b Al-Ahbar yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang lebih disukai oleh Allah selain membaca Al-Qur’an dan zikir. Seandainya tidak ada hal tersebut, niscaya Dia tidak memerintahkan manusia untuk mengerjakan salat dan berjihad. Tidakkah kalian melihat bahwa Dia memerintahkan manusia untuk berzikir dalam keadaan perang sekalipun, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya, agar kalian beruntung.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh).” Yakni, sekelompok orang-orang kafir yang memerangi kamu, فاثبتوا “maka berteguh hatilah”, dalam menghadapi mereka, gunakan kesabaran atas ketaatan besar ini, yang buahnya adalah kemuliaan dan ke-menangan, minta tolonglah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah, لعلكم تفلحون “agar kamu beruntung.” Yakni kemenangan atas musuhmu yang kamu inginkan. Jadi, kesabaran, keteguhan dan memperbanyak dzikir kepada Allah adalah penyebab besar kemenangan.
Usai memaparkan kenikmatan yang Allah karuniakan kepada umat islam pada perang badar, seperti kemenangan dan ganimah, pada ayat ini Allah mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin saat menghadapi musuh. Wahai orang-orang yang beriman! apabila kamu bertemu pasukan musuh, maka berteguh hatilah dengan tetap menunjukkan keberanian setelah melakukan persiapan yang matang dan janganlah gentar apalagi melemah dalam membela kebenaran, dan sebutlah nama Allah banyak-banyak, yakni berzikir dan berdoalah semoga Allah memberikan kemenangan agar kamu beruntung. Bukan hanya itu, orang-orang mukmin juga diperintahkan agar senantiasa menghiasi diri dengan menaati Allah dan rasul-Nya. Dan taatilah Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih atau saling berdebat yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan bahkan kekuatan kalian hilang sehingga tidak berdaya sama sekali; dan bersabarlah ketika menghadapi musuh dalam situasi dan kondisi apa pun. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar. Allah akan selalu menolong hamba-hambanya yang membela dan mempertahankan kebenaran dengan penuh kesabaran, kesungguhan, dan semata-mata didasari atas ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.
Al-Anfal Ayat 45 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 45, Makna Al-Anfal Ayat 45, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 45, Al-Anfal Ayat 45 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 45
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)