{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 48.
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ ۖ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ ۚ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿٤٨﴾
wa iż zayyana lahumusy-syaiṭānu a’mālahum wa qāla lā gāliba lakumul-yauma minan-nāsi wa innī jārul lakum, fa lammā tarā`atil-fi`atāni nakaṣa ‘alā ‘aqibaihi wa qāla innī barī`um mingkum innī arā mā lā tarauna innī akhāfullāh, wallāhu syadīdul-‘iqāb
QS. Al-Anfal [8] : 48
Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya.
Ingatlah oleh kalian, ketika setan menjadikan orang-orang musyrik itu memandang bagus apa yang mereka datangi dan rencana yang mereka ingin lakukan. Ia (setan) berkata kepada mereka, “Hari ini tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian. Dan sungguh aku adalah penolong kalian.”Maka tatkala berhadapan kedua kelompok, orang-orang musyrik bersama setan dan orang-orang muslim bersama malaikat, setan itu malah melarikan diri, sambil berkata kepada orang-orang musyrik, “Aku melepaskan diri dari kalian, aku bisa melihat malaikat yang tidak bisa kalian lihat datang menolong orang-orang muslim itu. Aku takut kepada Allah.” Maka setan itu meninggalkan orang-orang musyrik dan berlepas diri dari mereka. Sesungguhnya siksa Allah sangat keras bagi orang yang berbuat maksiat kepada-Nya dan tidak bertaubat dengan sungguh-sungguh (taubat nasuha).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan.
“Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindung kalian.”, hingga akhir ayat.
Setan laknatullah menjadikan mereka memandang baik niat dan kedatangan mereka itu, dan memberikan semangat kepada mereka melalui bisikannya bahwa tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengalahkan mereka pada hari itu. Setan pun melenyapkan rasa takut dari mereka karena mereka merasa khawatir bila kampung halaman mereka yang ditinggalkan akan diserang oleh Bani Bakar, musuh mereka. Maka setan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya saya ini adalah pelindung kalian.”
Demikian itu terjadi setelah setan menyerupakan dirinya dengan rupa Suraqah ibnu Malik ibnu Ju’syum, pemimpin Bani Mudlaj. orang yang disegani di kawasan itu. Padahal semuanya itu adalah perbuatan setan belaka, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (An Nisaa:120)
Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, “Ketika Perang Badar terjadi, iblis bergerak dengan membawa panjinya berikut pasukannya bersama pasukan kaum musyrik. Lalu iblis membisikkan ke dalam hati pasukan kaum musyrik bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan mereka, dan sesungguhnya ia adalah pelindung mereka.” Ketika mereka bersua dengan pasukan kaum muslim dan setan melihat bala-bantuan para malaikat di pihak pasukan kaum muslim, setan itu berbalik ke belakang (mundur). Yakni setan mundur melarikan diri seraya berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat.. hingga akhir ayat.
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa iblis datang pada hari Perang Badar bersama pasukan setan yang dibawanya, sedangkan panjinya dia sendiri yang memegang. Iblis saat itu merupakan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari kalangan Bani Mudlaj, yaitu dalam rupa Suraqah ibnu Malik ibnu Ju’syum. Lalu setan berkata kepada kaum musyrik, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindung kalian.” Tetapi ketika kedua belah pihak berhadap-hadapan, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke arah wajah orang-orang musyrik, maka mereka mundur ke belakang. Dan Malaikat Jibril a.s. datang mengejar iblis. Ketika iblis melihatnya—saat itu tangan iblis memegang tangan salah seorang dari pasukan kaum musyrik— maka dengan serta merta iblis menarik tangannya, lalu lari terbirit-birit bersama pasukannya. Maka lelaki yang dipeganginya itu berkata.”Hai Suraqah, bukankah kamu tadi mengatakan bahwa kamu adalah pelindung saya?” Iblis berkata yang disitir oleh firman-Nya: Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat, sesungguhnya saya takut kepada Allah. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (Al Anfaal:48) Demikian itu terjadi ketika setan melihat para malaikat.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Kalbi, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas. bahwa iblis keluar bersama pasukan Quraisy dalam rupa Suraqah Ibnu Malik Ibnu Ju’syum. Ketika iblis datang di medan perang dan melihat para malaikat, maka ia berbalik ke belakang dan lari seraya berkata.”Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian.” Maka Al-Haris ibnu Hisyam memeganginya, tetapi iblis memukul wajah Al-Haris sehingga Al-Haris jatuh terjungkal dalam keadaan tak sadarkan diri. Ketika dikatakan kepadanya, “Celakalah engkau, hai Suraqah! Dalam keadaan yang genting ini engkau membuat diri kami terhina (kalah) dan engkau terlepas diri dari kami.” Iblis menjawab, “Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian karena saya dapat melihat apa yang tidak dapat kalian lihat. Sesungguhnya saya takut kepada Allah. Dan Allah itu sangat keras siksa-Nya.”
Muhammad ibnu Umar Al-Waqidi mengatakan, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu Uqbah, dari Syu’bah maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, bahwa ketika kedua belah pihak saling berhadapan, Rasulullah Saw tidak sadarkan diri selama sesaat, lalu sadar kembali. Maka beliau menyampaikan berita gembira kepada pasukan kaum muslim akan kedatangan Jibril bersama bala tentara yang terdiri atas para malaikat berada di sayap kanan, Malaikat Mikail bersama pasukan malaikat lainnya berada di sayap kiri, dan Malaikat Israfil bersama pasukan malaikatnya lagi sebanyak seribu malaikat. Iblis saat itu menyerupakan dirinya dalam bentuk Suraqah ibnu Malik ibnu Jusyum Al-Mudlaji sedang mengatur pasukan kaum musyrik dan memberikan semangat kepada mereka, “Hari ini tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengalahkan kalian.’ Ketika musuh Allah —iblis— melihat para malaikat, maka ia berbalik ke belakang dan berkata, “Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang tidak dapat kalian lihat.” Begitu mendengar ucapannya itu Al-Haris memeganginya karena dia melihatnya dalam bentuk dan rupa Suraqah ibnu Malik ibnu Ju’syum. Tetapi iblis memukul dada Al-Haris hingga jatuh, lalu iblis pergi, tak kelihatan lagi batang hidungnya. Iblis jatuh ke laut, lalu menyingsingkan bajunya seraya berkata, “Wahai Tuhanku, inilah janji-Mu yang telah Engkau janjikan kepadaku.”
Menurut yang ada pada Imam Tabrani dari Rifa’ah ibnu Rafi’, disebutkan hal yang berdekatan dengan teks hadis ini. Mengenai pembahasannya yang lebih luas lagi disebutkan di dalam kitab Sirah.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Ruman, dari Urwah ibnuz Zubair, bahwa ketika kaum musyrik telah sepakat untuk berangkat. maka orang-orang Quraisy teringat akan permusuhan yang terjadi antara mereka dan Bani Bakar. Maka hal itu hampir saja membuat mereka membatalkan niatnya. Tetapi iblis datang menampakkan dirinya kepada mereka dalam rupa Suraqah ibnu Malik ibnu Ju’syum Al-Mudlaji, salah seorang pemimpin Bani Kinanah yang cukup disegani. Lalu iblis berkata, “Saya ini adalah pelindung kalian bila Kinanah datang kepada kalian dengan sesuatu yang tidak kalian sukai (yakni menjamin keselamatan kampung halaman kalian yang kalian tinggalkan) ” Maka pasukan Quraisy cepat-cepat berangkat.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, menurut kisah yang sampai kepadaku disebutkan bahwa mereka (pasukan kaum musyrik) melihat iblis dalam rupa Suraqah ibnu Malik di setiap rumah, hal itu tidak mereka ingkari lagi. Ketika saat Perang Badar tiba dan kedua pasukan sudah saling berhadapan. maka orang yang melihat iblis itu berbalik ke belakang adalah Al-Haris ibnu Hisyam atau Umair ibnu Wahb. lalu ia bertanya, “Kemanakah Suraqah. ke manakah Warnil —musuh Allah— pergi?” Lalu ia pergi menangkapnya dan menyerahkannya kepada mereka. Iblis —musuh Allah— melihat bala tentara Allah yang memperkuat Rasul-Nya dan pasukan kaum mukmin. maka ia berbalik ke belakang dan mengatakan, “Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian, sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian, sesungguhnya saya melihat apa yang tidak dapat kalian lihat.” Kala itulah iblis mengatakan yang sebenarnya, yaitu, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah. Dan Allah amat keras siksa-Nya.”
Hal yang sama telah diriwayatkan dari As-Saddi, Ad-Dahhak, Al-Hasan Al-Basri, Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi, dan lain-Lainnya.
Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa ketika iblis melihat Malaikat Jibril a.s. turun bersama pasukan para malaikat, iblis mengakui bahwa dirinya tidak mempunyai kekuatan untuk melawan malaikat, maka ia berkata, “Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang tidak dapat kalian lihat. sesungguhnya saya takut kepada Allah.” Iblis dusta, demi Allah, sebenarnya iblis tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tetapi dia mengetahui bahwa dia tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk melawan para malaikat. Demikianlah kebiasaan musuh Allah kepada orang yang taat kepadanya dan menuruti apa yang dikatakannya. Tetapi saat perkara yang hak bersua dengan perkara yang batil, maka iblis menyerahkan pasukan kaum musyrik kepada pasukan kaum muslim dan dia berlepas diri dari para pengikutnya saat itu.
Menurut kami pengertian kebiasaan ini ditujukan kepada orang-orang yang menurut kepadanya (iblis), seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain:
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu.” Maka tatkala manusia itu lelah kafir, ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (Al Hasyr:16)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim:22)
Yunus ibnu Bukair telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ishaq, bahwa telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Abu Bakar ibnu Amr ibnu Hazm, dari sebagian orang dari kalangan Bani Sa’idah yang mengatakan bahwa ia mendengar Abu Usaid Malik ibnu Rabi’ah sesudah kedua matanya tidak dapat melihat, Ia mengatakan.”Seandainya kalian sekarang bersamaku di Badar dan aku masih dapat melihat, niscaya aku akan menceritakan kepada kalian (yakni akan menunjukkan kepada kalian) lereng tempat para malaikat keluar, aku tidak ragu dan tidak dusta menceritakannya.” Ketika malaikat turun dan iblis melihatnya, maka Allah menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman. (Al Anfaal:12) Orang-orang mukmin saat itu beroleh peneguh hati dari Allah. yaitu melalui para malaikat yang saat itu datang berupa laki-laki yang dikenal oleh orang yang melihatnya, lalu malaikat berkata, “Bergembiralah kamu, karena sesungguhnya mereka (pasukan musuh) tidak mempunyai kekuatan apa pun, dan Allah selalu bersama kalian.” Maka pasukan kaum muslim maju menyerang pasukan kaum musyrik. Dan ketika iblis melihat malaikat, maka ia berbalik ke belakang dan berkata.” Sesangguhnya aku berlepas diri dari kalian, sesungguhnya aku dapat melihat apa yang tidak dapat kalian lihat.” Saat itu iblis menyerupai Suraqah. Kemudian Abu Jahal datang dan memberikan semangat kepada teman-temannya, ”Jangan sekali-kali kalian takut dengan penghinaan Suraqah terhadap kalian (sebab ia lari meninggalkan medan perang), karena sesungguhnya dia telah bersekongkol dengan Muhammad dan para sahabatnya.” Abu Jahal mengatakan pula, “Demi Lata dan Uzza, kita tidak akan kembali sebelum kita mendesak Muhammad dan sahabat-sahabatnya ke bukit itu. Kalian tidak usah perangi mereka, tetapi tangkaplah mereka dalam keadaan hidup-hidup.”
Ungkapan Abu Jahal ini sama dengan yang dikatakan oleh Fir’aun kepada ahli sihirnya ketika mereka menyerah kepada Musa dan masuk Islam, yaitu seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya. (Al A’raf:123)
Sesungguhnya dia benar-benar pemimpin kalian Yang mengajarkan sihir kepada kalian (Asy Syu’ara:49, Thaha: 71)
Ungkapan ini mengandung makna pendustaan dan buat-buatan, karena itulah dikatakan bahwa Abu Jahal adalah Fir’aunnya umat ini (umat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
Malik ibnu Anas telah meriwayatkan dari Ibrahim ibnu Abu Ulayah, dari Talhah ibnu Ubaidillah ibnu Kuraiz, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Tidaklah iblis melihat dirinya pada suatu hari dalam rupa yang paling kecil, paling hina, paling menjengkelkan dan paling mendongkolkan selain hari Arafah. Demikian itu karena dia melihat turunnya rahmat dan ampunan dari dosa-dosa yang hanya disamai oleh hari Perang Badar. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dilihat iblis dalam Perang Badar? ‘Rasulullah menjawab. “Karena sesungguhnya dia melihat Jibril memimpin para malaikat.”
Bila ditinjau dari jalur ini, maka hadis ini berpredikat mursal.
“Dan ketika setan menjadikan me-reka memandang baik pekerjaan mereka”, menjadikannya indah dalam hati mereka dan menipunya, وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ “dan me-ngatakan, ‘Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengalahkanmu pada hari ini,” karena kamu dengan jumlah, senjata dan kondisi yang mana Muhammad dan teman-temannya tidak mampu melawanmu. وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ “Dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.” Dari siapa pun yang kamu takutkan keburukannya, karena iblis menam-pakkan diri dalam wujud Suraqah bin Malik bin Ju’syum al-Mudliji, dan mereka takut kepada Bani Mudlij karena adanya permusuhan di antara mereka. Setan berkata kepada mereka, “Aku-lah pelindung-mu.” Maka tenanglah mereka dan hadir dengan kesombongan dan keyakinan menang. فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ “Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan)”, pasukan Muslimin dan pasukan kafirin, lalu tiba-tiba setan melihat Jibril j memimpin pasukan malaikat, maka ia sangat ketakutan. نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ “setan itu balik ke belakang”, yakni lari terbirit-birit وَقَالَ “seraya berkata”, kepada orang yang ia tipu dan perdayai. إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ “Sesungguhnya saya berlepas diri darimu, sesungguhnya saya dapat me-lihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat.” Yakni aku melihat malaikat yang tak seorang pun sanggup melawannya. إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ “Sesungguhnya saya takut kepada Allah.” Yakni takut akan menyege-rakan azab kepadaku di dunia. وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan Allah sangat keras siksaNya.” Ada kemungkinan setan telah menipu mereka dan membisik-kan di dalam dada mereka bahwa mereka tidak akan dikalahkan oleh manusia siapa pun, dan bahwa ia melindungi mereka. Ketika ia berhasil menggiring ke medan perang, maka ia berlepas diri dari mereka dan meninggalkan mereka, sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ ﰀ فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ”(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala manusia itu telah kafir, ia berkata, ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam’. Maka kesu-dahan keduanya adalah, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam Neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zhalim.” (Al-Hasyr: 16-17).
Setelah beberapa ayat sebelumnya memaparkan berbagai hal yang terkait dengan perang badar, maka ayat ini menjelaskan kebohongan janji setan terhadap kaum musyrik pada perang badar tersebut. Ingatlah ketika setan menjadikan terasa atau terlihat indah bagi mereka, orangorang musyrik, perbuatan dosa mereka, yakni berperang melawan kebenaran dan seraya mengatakan, tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian, wahai orang-orang musyrik, pada hari ini, yakni perang badar. Dan kalau ada yang berani melawan kalian, sungguh, aku adalah penolongmu. Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat, berhadapan, setan berbalik ke belakang meninggalkan kaum musyrik seraya berkata, sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian; aku dapat melihat apa yang kalian tidak dapat melihatnya; yakni para malaikat yang turun membantu kaum mukmin, sesungguhnya aku takut kepada Allah. Demikian ini, disebabkan Allah sangat keras siksa-Nyakaum munafik senantiasa menghina kaum mukmin yang tetap berangkat perang meski jumlah lawan jauh lebih banyak. Ingatlah, ketika orang-orang munafik di madinah dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, yakni orang-orang islam yang belum mantap keimanannya sehingga tidak ikut hijrah ke madinah, berkata, ketika menyaksikan jumlah pasukan mukmin sangat sedikit dibanding jumlah pasukan ka-um musyrik, mereka itu, orang-orang mukmin, ditipu oleh agamanya dengan tetap berperang. Mereka mengira hanya dengan bekal iman dan takwa akan memperoleh kemenangan. Katakanlah, wahai rasul, barang siapa bertawakal kepada Allah dengan disertai usaha yang sung-guh-sungguh, maka ketahuilah bahwa Allah akan membela bahkan mem-berinya kemenangan, sebab Allah mahaperkasa lagi mahabijaksana.
Al-Anfal Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 48, Makna Al-Anfal Ayat 48, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 48, Al-Anfal Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 48
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)