{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 61.
۞ وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿٦١﴾
wa in janaḥụ lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal ‘alallāh, innahụ huwas-samī’ul-‘alīm
QS. Al-Anfal [8] : 61
Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Apabila mereka condong untuk menyudahi peperangan dan menginginkan perdamaian, condonglah kamu (wahai nabi) pada hal tersebut, dan serahkan urusanmu kepada Allah, percayalah kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar akan perkataan mereka dan Maha Mengetahui terhadap niat mereka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan, “Bila kamu (Muhammad) merasa khawatir terjadi pengkhianatan dari suatu kaum, maka kembalikanlah perjanjian mereka kepada diri mereka secara jujur. Dan jika mereka tetap berkesinambungan memerangi dan memusuhimu, maka perangilah mereka.”
…dan jika mereka condong.
Yakni cenderung.
…kepada perdamaian.
Yaitu damai dan mengadakan gencatan senjata.
…maka condonglah kepadanya.
Maksudnya, cenderunglah kami kepadanya dan terimalah usulan mereka itu. Karena itu, ketika kaum musyrik pada tahun Perjanjian Hudaibiyyah mengajukan usulan perdamaian dan gencatan senjata antara mereka dan Rasulullah selama sembilan tahun, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menerima usulan mereka, sekalipun ada usulan persyaratan lain yang diajukan mereka.
Abdullah ibnul Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Bakar Al-Maqdami, telah menceritakan kepadaku Fudail ibnu Sulaiman (yakni An-Numairi), telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Yahya, dari Iyas ibnu Amr Al-Aslami, dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Sesungguhnya kelak akan terjadi perselisihan atau suatu perkara. Jika kamu mampu mengadakan perdamaian, maka lakukanlah.
Mujahid mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizah, tetapi pendapat ini masih perlu dipertimbangkan, karena konteks ayat secara keseluruhan berkenaan dengan kejadian Perang Badar, dan penyebutannya mencakup semua permasalahannya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Zaid ibnu Aslam, Ata Al-Khurrasani, lkrimah, Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa ayat ini di-mansukh oleh Ayat Pedang (ayat yang memerintahkan berjihad) di dalam surat At-Taubah. yaitu firman-Nya:
Peranglilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian.(At Taubah:29), hingga akhir ayat.
Pendapat inipun masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat surat At-Taubah ini di dalamnya disebutkan perintah memerangi mereka, jika keadaannya memungkinkan. Adapun jika musuh dalam keadaan kuat dan kokoh, maka diperbolehkan mengadakan perjanjian gencatan senjata dengan mereka, seperti pengertian yang ditunjukkan oleh ayat yang mulia ini. Juga seperti yang telah dilakukan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam perjanjian Hudaibiyah. Sesungguhnya tidak ada pertentangan dan tidak ada pe-nasikh-an serta tidak ada pen-takhsis-an dalam kedua ayat tersebut.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan bertawakallah kepada Allah.
Yakni lakukanlah perjanjian perdamaian dengan mereka dan bertawakallah kepada Allah, karena sesungguhnya Dialah Yang mencukupi kalian dan Yang akan menolong kalian, sekalipun mereka bermaksud melakukan tipu muslihat dalam perjanjian perdamaiannya, yaitu untuk menghimpun kekuatan dan persiapan untuk memerangi kalian di masa mendatang:
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman وَإِنْ جَنَحُوا “Dan jika mereka condong”, yakni orang-orang kafir yang memerangi kaum Muslimin. Yakni, mereka condong kepada kedamaian dan genjatan senjata, فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ “maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah.” Yakni, ikutilah keinginan mereka dengan bertawakal kepada Allah karena hal itu mengandung banyak faidah, di antaranya bahwa kedamaian adalah tuntutan di setiap waktu, jika mereka yang me-mulai dalam hal ini maka harus diikuti. Di antara faidah lainnya adalah, bahwa hal itu memberi waktu bagi pasukan Muslim untuk menyusun kekuatan dan mempersiap-kan diri untuk waktu berikutnya jika diperlukan. Di antara faidahnya juga adalah, bahwa jika kamu berdamai dan masing-masing pihak mengetahui apa yang ada pada selain-nya, maka Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang di atasnya. Siapa pun yang mempunyai akal dan ilmu, jika memang dia itu obyektif, maka dia pasti akan mengutamakan agama Islam daripada agama lainnya, karena keindahan Islam dalam perintah dan larangan, dalam pergaulan dengan makhluk, dan dalam ke-adilan. Dan bahwa tidak ada kezhaliman dan aniaya sedikit pun dalam Islam, maka dalam kondisi tersebut akan muncul simpatisan dan pengikut dalam jumlah yang banyak, sehingga perdamaian itu menjadi batu loncatan bagi orang-orang Muslim untuk mengalah-kan orang-orang kafir.
Perang diizinkan dalam islam adalah demi melindungi dakwah, mempertahankan diri dan atau melawan kezaliman, meski berperang bukanlah satu-satunya cara yang dikehendaki, bahkan terciptanya perdamaian adalah lebih didambakan oleh islam. Dan karena itu, wahai kaum muslim, jika mereka atau sebagian dari orang-orang kafir itu condong kepada perdamaian, maka terimalah, sebab bukan perang itu sendiri yang dikehendaki islam, dan untuk menguatkan mental kalian dari kemungkinan munculnya pengkhianatan di balik perdamaian tersebut, maka bertawakAllah kepada Allah, serahkan seluruh urusan kepada-Nya setelah berusaha sekuat tenaga. Sungguh, dia maha mendengar segala bentuk percakapan mereka, maha mengetahui apa saja yang mereka rencanakan atas kalian, dan Allah pasti akan membela kalian. Dan jika mereka, orang-orang kafir, hendak menipumu dengan bersikap baik dan seolah-olah cenderung kepada perdamaian, maka sesungguhnya cukuplah Allah menjadi pelindung bagimu. Dialah satu-satu-Nya yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya, baik melalui cara yang wajar maupun yang tidak disadari dan dengan dukungan orang-orang mukmin, yaitu dari kaum muhajirin dan ansar.
Al-Anfal Ayat 61 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 61, Makna Al-Anfal Ayat 61, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 61, Al-Anfal Ayat 61 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 61
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75