{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 63.
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿٦٣﴾
wa allafa baina qulụbihim, lau anfaqta mā fil-arḍi jamī’am mā allafta baina qulụbihim wa lākinnallāha allafa bainahum, innahụ ‘azīzun ḥakīm
QS. Al-Anfal [8] : 63
dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.
62-63. Dan apabila mereka yang membuat perjanjian denganmu itu hendak berbuat makar, sesungguhnya Allah akan melindungimu dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang menurunkan kepadamu pertolongan-Nya dan memperkuatmu dengan orang-orang mukmin dari golongan Muhajirin dan Anshar. Dia-lah yang telah mempersatukan hati mereka (orang mukmin) setelah bercerai berai. Andaikata engkau membelanjakan seluruh harta didunia untuk mempersatukan hati mereka, niscaya engkau tidak akan dapat melakukannya. Akan tetapi, Allah mempersatukan mereka dalam keimanan, sehingga jadilah mereka saudara yang saling mencintai dan menyayangi. Sesungguhnya Allah Mahakuasa dalam kerajaan-Nya dan Maha Bijaksana dalam urusan dan pengaturan-Nya.
Yakni Mahaperkasa Zat-Nya, maka Dia tidak akan mengecewakan orang-orang yang bertawakal kepada-Nya: lagi Mahabijaksana dalam semua perbuatan dan hukum-hukum Nya.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Al-Hafiz, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Bisyr As-Sairafi Al-Qazwaini di rumah kami, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Muhammad ibnul Husain Al-Qandili Al-Istirbazi, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq Ibrahim ibnu Muhammad ibnun Nu’man As-Saffar, telah menceritakan kepada kami Maimun ibnul Hakam, telah menceritakan kepada kami Bakar ibnusy Syarud, dari Muhammad ibnu Muslim At-Taifi, dari Ibrahim ibnu Maisarah, dari Tawus, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa kerabat hubungan rahim dapat terputuskan dan pemberian nikmat dapat diingkari, tetapi belum pernah terlihat suatu perumpamaan yang mengungkapkan penjinakan hati di antara sesama orang-orang yang bertikai, karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka., hingga akhir ayat.
Imam Baihaqi mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah teks ini berhubungan dengan perkataan Ibnu Abbas ataukah hanya sekadar ucapan perawi yang meriwayatkannya.
Abu Ishaq Al-Subai’i telah meriwayatkan dari Abul Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas’ud r.a.. bahwa Abul Ahwas pernah mendengar Ibnu Mas’ud membacakan firman-Nya:
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka., hingga akhir ayat
Kemudian Ibnu Mas’ud r.a. mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang saling menyenangi karena Allah. Menurut riwayat lain ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang saling menyukai Karena Allah.
Demikianlah menurut riwayat Imam Nasai dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya. lalu Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Ibnu Tawus dari ayahnya. dari Ibnu Abbas yang mengatakan “Sesungguhnya silaturahmi itu dapat terputuskan, dan nikmat itu dapat teringkari, dan sesungguhnya Allah itu apabila mendekatkan (melunakkan) di antara hati orang-orang yang tadinya bermusuhan, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkannya.” Kemudian Ibnu Abbas membacakan firman-Nya:
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan mereka.
Asar ini diriwayatkan oleh Imam Hakim pula.
Abu Amr Al-Auza’i mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdah ibnu Abu Lubabah, dari Mujahid yang ia jumpai, lalu Mujahid memegang tangannya dan berkata, “Apabila dua orang yang saling menyukai karena Allah bersua, lalu salah seorang di antaranya memegang tangan sahabatnya dan tersenyum kepadanya, maka berguguranlah semua dosanya sebagaimana daun-daun kering berguguran.” Abdah berkata, “Sesungguhnya hal itu mudah.” Ibnu Abbas menjawab, “Jangan kamu katakan demikian, karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka
Abdah mengatakan bahwa setelah itu dia mengakui Ibnu Abbas lebih mendalam ilmunya daripada dirinya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Yaman, dari Ibrahim Al-Jazari, dari Al-Walid ibnu Abu Mugis. dari Mujahid yang mengatakan bahwa apabila dua orang muslim bersua, lalu keduanya berjabatan tangan, maka keduanya mendapat ampunan. Al-Walid bertanya kepada Mujahid, “Apakah hanya dengan tangan keduanya diampuni?” Mujahid menjawab, “Tidakkah engkau mendengar firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
‘Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka
Maka Al-Walid berkata kepada Mujahid, “Engkau lebih mengetahui daripada aku.” Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Talhah ibnu Musarrif, dari Mujahid.
Ibnu Aun telah meriwayatkan dari Umair ibnu Ishaq yang telah menyatakan bahwa kami dahulu sering membicarakan bahwa hal yang mula-mula diangkat (dilenyapkan) dari manusia ialah kerukunan.
Al-Hafiz Abul Qasim Sulaiman ibnu Ahmad At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Ishaq At-Tusturi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Umar Al-Qawariri, telah menceritakan kepada kami Salim ibnu Gailan, bahwa ia pernah mendengar Ja’d (yaitu Abu Usman) mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Abu Usman An-Nahdi, dari Salman Al-Farisi, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya seorang muslim itu apabila bersua dengan saudara semuslimnya. lalu ia menjabat tangannya, maka berguguranlah dosa keduanya, sebagaimana daun-daun kering berguguran dari pohonnya di hari yang berangin kencang. Dan selain itu diampunilah bagi keduanya dosa-dosanya, sekalipun banyaknya seperti buih lautan
62-63. tidak ada yang di khawatirkan dalam perdamaian kecuali suatu hal, yaitu bahwa mungkin saja tujuan mereka dalam perdamaian tersebut adalah untuk menipu kaum Muslimin dengan memanfaatkan kesempatan untuk menyerang mereka, maka Allah memberi tahukan bahwa Dia adalah pelindung mereka dan cukuplah Allah sebagai pelindung, bahwa akibat buruk makar mereka akan menimpa mereka sendiri. Dia berfirman, “dan jika mereka hendak bermaksud untuk menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah menjadi pelindungmu.” Yakni melindungimu dari apa yang menyakitimu. Dia-lah yang mengurusi kemaslahatan dan keperluanmu sebagaimana perlindungan batuannya yang menetramkan hatimu telah kamu rasakan sebelumnya. “dia-lah yang memperkuatmu dengan pertolongannya dan dengan para Mukmin.” Yakni, Allah membantu dengan pertolongan langit yakni pertolongan dariNya yang tidak ada sesuatupun yang dapat menadinginya, dan pertolongan dengan orang-orang Mumin dengan membimbing mereka untuk membantumu. “Dan yang mempersatukan hati mereka,” sehingga mereka kompak bersatu yang karena persatuan itu kekuatan mereka pun bertambah, dan ini bukan karena usaha seseorang, bukan pula dengan kekuatan yang selain kekuatan Allah. “ walaupun kamu membelanjakan semua kekayaanmu yang berada di bumi”, serupa, emas, perak, dan yang selainnya untuk menyatukan mereka setelah perselisihan dan perpecahan yang berat itu, “ niscaya kamu tidak akan dapat mempersatukan hati mereka”, karena tidak ada yang mampu membolak-balik hati kecuali Allah. “Akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa Lagi Mahabijaksana.” Dan diantara keperkasaaNya adalah menyatukan dan mempertemukan setelah sebelumnya tercerai-berai sebagaimana firman Allah,
“dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali-Imran:103).
Dan sebagai bukti dukungan Allah kepada nabi Muhammad adalah bahwa dia yang mempersatukan hati mereka orang yang beriman, seperti suku aus dan khazraj. Bahkan hal itu rasanya mustahil bisa terwujud, walaupun kamu menginfakkan semua kekayaan yang berada di bumi, dan meski kamu mengerahkan segala upaya dan kemampuanmu niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Demikian ini, karena mereka telah bermusuhan dalam rentang waktu yang cukup lama dalam sebuah peperangan yang dikenal dengan perang bu’aÅ¡, bahkan itu telah berjalan sampai ratusan tahun. Akan tetapi, Allah melalui agama islam telah mempersatukan hati mereka. Mereka rela meninggalkan rasa kesukuan yang sudah sedemikian melekat untuk melebur ke dalam ukhuwwah isla’miyyah. Sungguh, dia mahaperkasa, sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menandingi-Nya, mahabijaksana atas segala kebijakan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan atas dasar cinta dan kasih sayang yang hakiki tidak mungkin terwujud hanya dengan harta kekayaan, akan tetapi harus didasarkan atas keluhuran budi dan ketulusan jiwa. Setelah ayat sebelumnya menegaskan kalau masuknya seseorang ke dalam islam bukan semata-mata usaha manusia tetapi juga anugerah Allah, maka melalui ayat ini Allah hendak menguatkan jiwa rasulullah dan kaum mukmin agar tetap konsisten dalam berdakwah dan tidak pernah merasa gentar dengan orang-orang kafir atau siapa pun yang menghalang-halangi dan bahkan memeranginya, sebab di belakangnya ada yang mahakuat, Allah. Karena itu, beliau diseru, wahai nabi Muhammad! tidak ada satu pun yang bisa diandalkan untuk melindungimu, cukuplah Allah menjadi pelindung bagimu dan dikuatkan dengan dukungan dari orang-orang mukmin yang mengikutimu.
Al-Anfal Ayat 63 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 63, Makna Al-Anfal Ayat 63, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 63, Al-Anfal Ayat 63 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 63
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)