{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 16.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾
am ḥasibtum an tutrakụ wa lammā ya’lamillāhullażīna jāhadụ mingkum wa lam yattakhiżụ min dụnillāhi wa lā rasụlihī wa lal-mu`minīna walījah, wallāhu khabīrum bimā ta’malụn
QS. At-Taubah [9] : 16
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Merupakan sunnatullah (ketentuan Allah) diturunkannya bala (cobaan dan ujian). Maka janganlah kalian (wahai orang-orang mukmin) mengira bahwa Allah akan meninggalkan kalian tanpa memberi ujian; agar Allah mengetahui siapa di antara kalian yang ikhlas dalam berjihad dan tidak meminta perlindungan selain kepada Allah, Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin. Dan Allah Maha Mengetahui semua apa yang kalian kerjakan dan akan membalasnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apakah kalian mengira.
hai orang-orang mukmin, bahwa Kami membiarkan kalian terlupakan tanpa menguji kalian dengan urusan-urusan yang melaluinya akan kelihatan orang-orang yang mempunyai kesabaran dan keteguhan yang benar dari orang yang dusta. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
…sedangkan Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kalian dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.
Yang dimaksud dengan walijah ialah teman yang setia dan teman yang akrab, bahkan mereka secara lahir batin selalu bernasihat baik karena Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian, cukuplah dengan salah satunya tanpa yang lainnya, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair:
Aku tidak mengetahui jika aku bertujuan ke suatu daerah yang aku berkeinginan untuk mendapat kebaikan, manakah di antara keduanya yang akan membantuku.
Dalam ayat lain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al ‘Ankabut:1-3)
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga. (Ali Imran:142), hingga akhir ayat.
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kalian sekarang ini. (Ali Imran:179), hingga akhir ayat
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berjihad, setelah itu Dia menjelaskan hikmah yang terkandung di dalam jihad. Yaitu untuk menguji hamba-hamba-Nya, siapakah di antara mereka yang taat kepada-Nya dan siapakah yang durhaka terhadap-Nya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengetahui apa yang telah ada, apa yang akan ada, dan apa yang tidak ada, seandainya ia ada, maka apakah yang bakal terjadi? Dia mengetahui sesuatu sebelum kejadiannya dan sesudah kejadiannya menurut apa adanya. Tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada Rabb selain Dia, dan tidak ada seorang pun yang dapat menolak apa yang telah ditakdirkan dan apa yang telah diputuskanNya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman kepada hamba-hambaNya yang beriman setelah memerintahkan mereka agar berjihad, أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja)”, tanpa cobaan, ujian, dan perintah yang membuktikan antara yang benar dan yang dusta (dalam keimanannya). وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ “Sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu.” Yakni pengetahuan tentang usaha ka-lian yang nampak pada amalan nyata yang berakibat pahala dan siksa, maka Dia mengetahui orang-orang yang berjihad di jalanNya untuk meninggikan kalimat Allah وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً “Dan tidak menjadikan teman yang setia selain Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman,” yakni wali dari kalangan orang-orang kafir, akan tetapi menjadikan Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman sebagai wali. Maka Allah mensyariatkan jihad untuk mewujudkan tujuan besar ini, yaitu agar orang-orang yang benar keimanan mereka, yang tidak cenderung kecuali kepada agama Allah, dibedakan dari orang-orang yang dusta, yang mengklaim iman namun mereka mengangkat wali-wali dan kawan-kawan ka-rib selain Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman. وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Mengetahui apa yang kamu lakukan lalu Dia mengujimu dengan sesuatu yang membuktikan imanmu dan membalasmu atas amal perbuatanmu yang baik dan yang buruk.
Ayat-ayat yang lalu menerangkan kewajiban kaum muslim untuk memerangi kaum musyrik yang merusak perjanjian damai dengan mereka, sedang ayat ini menegaskan alasannya bahwa perintah berperang itu demi membedakan mana yang berperang dengan ikhlas karena Allah dan yang mengharap duniawi semata. Apakah kamu, wahai kaum mukminin, mengira bahwa kamu akan dibiarkan begitu saja hanya gara-gara kamu mengaku sebagai orang mukmin (lihat: surah al’ankabut/29: 1-3), padahal Allah belum mengetahui kesungguhan keimanan kamu sebagai orang-orang yang berjihad di antara kamu dengan jihad yang sesungguhnya sehingga kaum musyrik tidak lagi berani merusak perjanjian dan mencerca agamamu, dan apakah juga telah terbukti bahwa kamu tidak mengambil kaum musyrik yang menjadi musuhmu itu sebagai teman yang setia selain Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, sebab mereka akan selalu menciptakan kerusakan dan fitnah di antara kamu’ sungguh, Allah mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan dan akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Rangkaian ayat-ayat di atas menunjukkan pembatalan perjanjian dengan kaum musyrik, sedang ayat ini menegaskan pembatalan amalamal mereka yang selalu mereka banggakan, seperti memakmurkan masjid. Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik, setelah penaklukan kota mekah, memakmurkan masjid Allah, yakni masjidilharam dan juga masjid-masjid yang lain, padahal mereka mengakui sendiri kalau mereka itu kafir. Sebab, tanpa didasari iman yang benar, maka amal mereka itu akan sia-sia belaka, dan justru kekufurannya itu menjadikan mereka kekal di dalam neraka sedangkan amal-amal baiknya tidak ada manfaatnya bagi mereka. (lihat: surah ibra’him/14: 18 dan an-nur/24: 38).
At-Taubah Ayat 16 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 16, Makna At-Taubah Ayat 16, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 16, At-Taubah Ayat 16 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 16
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)