{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 17.
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ ۚ أُولَـٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ ﴿١٧﴾
mā kāna lil-musyrikīna ay ya’murụ masājidallāhi syāhidīna ‘alā anfusihim bil-kufr, ulā`ika ḥabiṭat a’māluhum, wa fin-nāri hum khālidụn
QS. At-Taubah [9] : 17
Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka.
Bukanlah perilaku orang-orang musyrik untuk memakmurkan Baitullah, sedangkan mereka mengumumkan kekufuran mereka dan menjadikan sekutu bagi Allah. Amal mereka akan dihapus semuanya pada hari Kiamat, tempat kembali mereka adalah neraka dan mereka akan kekal di dalamnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwa tidaklah layak bagi orang-orang musyrik memakmurkan masjid-masjid Allah yang dibangun atas nama-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Sebagian ulama ada yang membacanya masjidallahi (dalam bentuk tunggal). Makna yang dimaksud ialah Masjidil Haram, masjid yang paling mulia di bumi ini, yang sejak pertama dibangun untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Orang yang membangunnya adalah kekasih Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu Nabi Ibrahim a.s.
Sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir, yakni keadaan dan ucapan mereka mengungkapkan kekafiran mereka. As-Saddi telah mengatakan, “Seandainya Anda tanyakan kepada seorang Nasrani, ‘Apakah agamamu?’ Niscaya dia menjawab, ‘Nasrani.’ Dan seandainya Anda tanyakan kepada seorang Yahudi, ‘Apakah agamamu?’ Niscaya dia menjawab. ‘Yahudi.’ Dan terhadap orang sabiin, niscaya dia menjawab bahwa dia adalah pemeluk agama sabiah, dan terhadap orang musyrik dia akan menjawab sebagai seorang musyrik.”
Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya.
karena kemusyrikan mereka.
Dan mereka kekal di dalam neraka.
Dalam ayat lain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Mengapa Allah tidak mengazab mereka, padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasainya hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al Anfaal:34)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, مَا كَانَ “Tidaklah pantas”, yakni tidak semestinya dan tidak layak لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ “orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah”, dengan ibadah, shalat dan ketaatan-ketaatan lainnya. Sementara mereka bersaksi dan mengakui bahwa diri mereka adalah kafir, dengan kesaksian keadaan dan fitrah mereka, serta pengetahuan banyak kalangan dari mereka bahwa mereka di atas kekufuran dan kebatilan. Jika mereka شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ “mengakui bahwa mereka sendiri kafir,” tidak memiliki iman yang merupakan syarat diterimanya amal, bagaimana mereka mengklaim bahwa diri mereka adalah orang-orang yang memakmurkan masjid Allah, padahal mereka tidak mempunyai dasar dan amal mereka adalah batal. Oleh karena itu Allah berfirman, أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ “Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya”, yakni batal dan sia-sia. ﮋ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ “Dan mereka kekal di dalam neraka.”
Rangkaian ayat-ayat di atas menunjukkan pembatalan perjanjian dengan kaum musyrik, sedang ayat ini menegaskan pembatalan amalamal mereka yang selalu mereka banggakan, seperti memakmurkan masjid. Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik, setelah penaklukan kota mekah, memakmurkan masjid Allah, yakni masjidilharam dan juga masjid-masjid yang lain, padahal mereka mengakui sendiri kalau mereka itu kafir. Sebab, tanpa didasari iman yang benar, maka amal mereka itu akan sia-sia belaka, dan justru kekufurannya itu menjadikan mereka kekal di dalam neraka sedangkan amal-amal baiknya tidak ada manfaatnya bagi mereka. (lihat: surah ibra’him/14: 18 dan an-nur/24: 38). Inilah kriteria mereka yang berhak memakmurkan masjid. Sesungguhnya yang paling berhak memakmurkan masjid Allah hanyalah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap atau senantiasa melaksanakan salat, menunaikan zakat jika mampu dan tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah, maka mudah-Mudahan mereka termasuk orang-orang yang bisa diharapkan untuk selalu mendapat petunjuk ke jalan yang benar.
At-Taubah Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 17, Makna At-Taubah Ayat 17, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 17, At-Taubah Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 17
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)