{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 32.
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ ﴿٣٢﴾
yurīdụna ay yuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim wa ya`ballāhu illā ay yutimma nụrahụ walau karihal-kāfirụn
QS. At-Taubah [9] : 32
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.
Orang-orang kafir dengan pengingkarannya itu hendak menghancurkan agama Islam dan mendustakan bukti-bukti dan dalil-dalil keesaan Allah yang disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Dan Allah tidak menghendaki, kecuali menyempurnakan agama-Nya dan menegakkannya, dan meninggikan kalimat-Nya, meskipun orang-orang kair itu tidak menyukainya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menceritakan perihal orang-orang kafir dari kalangan kaum musyrik dan kaum Ahli Kitab:
Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah.
Yakni petunjuk dan agama yang hak yang Allah turunkan melalui Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Mereka bermaksud memadamkannya dengan bantahan dan kedustaan yang mereka buat-buat. Allah mengumpamakan perbuatan mereka itu dengan seseorang yang berkeinginan memadamkan sinar matahari atau cahaya rembulan dengan tiupan. Dengan kata lain hal ini jelas tidak mungkin dan tidak ada jalan untuk itu. Maka demikian pula apa yang disampaikan oleh Allah melalui Rasul-Nya, pasti akan sempurna dan akan menang. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawab niat dan kehendak mereka itu melalui firman-Nya:
…dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
Istilah kafir menurut pengertian bahasa ialah ‘orang yang menutupi sesuatu dan menyembunyikannya’. Karena itu, maka malam hari dinamakan kafir, sebab ia menutupi segala sesuatu dengan kegelapannya. Seorang petani dinamakan pula kafir menurut istilah bahasa, karena ia mengubur biji (benih) tanaman ke dalam tanah, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya (menurut salah satu qiraat), yaitu: {أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ}”Menyenangkan hati penanam-penanamnya”.
Manakala terbukti bahwa tidak ada hujjah atas apa yang mereka katakan, dan tidak ada bukti atas apa yang mereka letak-kan, akan tetapi ia hanyalah ucapan dan kedustaan yang mereka ada-adakan, maka Allah mengabarkan bahwa, يُرِيدُونَ “mereka berkehendak”, dengan ini أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ “memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka.” Cahaya Allah adalah agamaNya yang dengannya Dia mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab. Allah menamakannya cahaya karena ia dijadikan sebagai cahaya penerang dalam kegelapan kebodohan dan agama-agama yang batil. Ia adalah ilmu dan amal dengan ke-benaran, sedangkan selainnya adalah kebalikannya. Orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang musyrikin lain yang menyerupai mereka ingin memadamkan cahaya Allah hanya dengan ucapan mereka yang sama sekali tak berdalil. وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya”, karena itu adalah cahaya yang terang kuat, yang tidak mungkin bagi se-luruh makhluk untuk memadamkannya meski mereka bersatu, sementara yang menurunkannya adalah pemegang ubun-ubun segenap hamba. Dan Dia menjamin menjaganya dari siapa pun yang ingin berbuat jahat kepadanya. Oleh karena itu, Dia berfirman, وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai,” dan berusaha dengan keras dalam menolak dan membatalkannya, sesungguhnya usaha mereka tidak akan memu-daratkan kebenaran sedikit pun.
Dengan keyakinan dan akidah sesat yang tidak disadari itulah, mereka berusaha keras hendak memadamkan cahaya Allah, yaitu agama islam. Mereka akan melakukan dengan berbagai cara, baik dengan mulut, yakni ucapan-ucapan, maupun tindakan-tindakan, bahkan cara apa pun yang mereka yakini bisa memadamkan cahaya agama islam tersebut. Namun, Allah menolaknya, malah dia berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, yaitu dengan semakin meninggikan agama islam dan menolong rasulnya walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai islam menjadi besar. Bukan saja dia meninggikan agama islam, tetapi dia juga yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk, yakni Al-Qur’an, yang berisi berita-berita yang benar serta bukti-bukti nyata tentang keesaan Allah, dan agama yang benar, yakni sikap keberagamaan yang lurus yang membawa manfaat, baik di dunia maupun di akhirat, untuk diunggulkan atas segala agama baik agama-agama yang lebih dulu ada, maupun agama-agama baru yang diciptakan oleh manusia, walaupun terhadap kenyataan itu orang-orang musyrik tidak menyukai-Nya.
At-Taubah Ayat 32 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 32, Makna At-Taubah Ayat 32, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 32, At-Taubah Ayat 32 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 32
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)