{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 38.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ ﴿٣٨﴾
yā ayyuhallażīna āmanụ mā lakum iżā qīla lakumunfirụ fī sabīlillāhiṡ ṡāqaltum ilal-arḍ, a raḍītum bil-ḥayātid-dun-yā minal-ākhirah, fa mā matā’ul-ḥayātid-dun-yā fil-ākhirati illā qalīl
QS. At-Taubah [9] : 38
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan menjalankan syariat-Nya, bagaimana kalian jika dikatakan kepada kalian, “Keluarlah kalian untuk berjihad di jalan Allah memerangi musuh-musuh kalian”, kalian merasa malas dan ingin tinggal di rumah kalian? Apakah kalian sudah merasa puas dengan kenikmatan dunia, daripada kenikmatan yang akan kalian dapatkan di akhirat?Yang kalian nikmati di dunia hanyalah kesenangan yang sedikit dan fana, sedangkan kenikmatan akhirat yang telah Allah persiapkan bagi orang-orang mukmin yang berjihad di jalan-Nya sangatlah banyak dan abadi.
Ini adalah permulaan celaan yang ditujukan kepada orang-orang yang tidak ikut dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam Perang Tabuk. Saat itu buah-buahan sedang meranum dan masak, dan cuaca sangat terik dan panas. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kalian, “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah.
Artinya, apabila kalian diseru untuk berperang di jalan Allah.
…kalian merasa berat dan ingin tinggal di tempat kalian?
Yakni kalian malas dan cenderung untuk tetap tinggal di tempat dengan penuh kesantaian dan menikmati buah-buahan yang telah masak.
Apakah kalian puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat?
Maksudnya, mengapa kalian melakukan demikian, kalian puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan akhirat (Pahala akhirat) ?
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan berzuhud terhadap kehidupan di dunia dan menganjurkan kepada pahala akhirat. Untuk itu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
…padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’ dan Yahya ibnu Sa’id, keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isma’il ibnu Abu Khalid, dari Qais, dari Al-Mustaurid (saudara lelaki Bani Fihr) yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Tiada kehidupan di dunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akhirat, melainkan sebagaimana seseorang di antara kalian memasukkan jarinya ke dalam laut, maka hendaklah ia melihat apa yng didapati oleh jarinya? Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan demikian seraya berisyarat dengan jari telunjuknya.
Hadis ini diketengahkan secara munfarid oleh Imam Muslim.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Muslim ibnu Abdul Hamid Al-Himsi di Himsa, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi’ ibnu Rauh, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Khalid Al-Wahbi, telah menceritakan kepada kami Ziyad (yakni Al-Jassas), dari Abu Usman yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Abu Hurairah, “Aku telah mendengar dari teman-temanku di Basrah bahwa engkau pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Sesungguhnya Allah membalas perbuatan kebaikan dengan sejuta pahala kebaikan’.” Abu Hurairah menjawab.”Bahkan aku mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: ‘Sesungguhnya Allah membalas kebaikan dengan dua juta pahala kebaikan’.” Selanjutnya beliau membacakan firman-Nya:
Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
Kehidupan di dunia yang telah lalu dan yang kemudian tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat (yakni pahala-Nya).
As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-A’masy sehubungan dengan makna firman-Nya:
…padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
Menurutnya, perumpamaannya sama dengan bekal yang dibawa oleh seorang musafir.
Abdul Aziz ibnu Abu Hazim telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa ketika Abdul Aziz ibnu Marwan menjelang kematiannya, ia mengatakan, “Berikanlah kepadaku kain kafan yang akan dipakai untuk mengafani diriku. untuk aku lihat.” Ketika kain kafan itu diletakkan di hadapannya, maka ia memandang ke arah kain itu dan berkata, “Bukankah aku memiliki yang banyak, tiada yang menemaniku dari dunia ini kecuali hanya kain kafan ini?” Kemudian ia memalingkan punggungnya seraya menangis dan berkata, “Celakalah engkau, hai dunia, sebagai rumah. Sesungguhnya banyakmu hanyalah sedikit, sedikitmu hanyalah kecil, dan sesungguhnya kami yang bergelimang denganmu benar-benar dalam keadaan teperdaya.”
Ketahuilah bahwa banyak ayat di dalam surat yang mulia ini turun pada perang Tabuk, ketika Nabi a menyiapkan kaum Muslimin untuk memerangi Romawi, sementara waktu itu adalah musim panas, bekal minim dan kehidupan sedang sulit, maka sebagian kaum Muslimin merasa berat yang membuat Allah ‘Azza wa Jalla menegur dan mendorong mereka, Dia ‘Azza wajalla berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا “Hai orang-orang yang beriman”, tidakkah kalian tahu tuntutan keimanan dan sebab keyakinan adalah bersegera melaksanakan perintah Allah dan berlomba-lomba menuju ridhaNya, berjihad melawan musuhnya serta memenangkan agamamu? مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ “Apakah sebabnya apa-bila dikatakan kepada kamu, ‘Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah,’ kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?” Yakni kamu bermalas-malasan, cenderung dan condong kepada keselamatan dan enak-enakan. أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ “Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat?” Yakni keadaanmu tidak lain kecuali sama dengan keadaan orang yang rela dengan dunia dan mengejarnya tanpa peduli terhadap akhirat, seolah-olah dia tidak beriman kepadanya. فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “Pa-dahal kenikmatan hidup di dunia ini”, yang kamu condong kepadanya dan kamu dahulukan di atas akhirat إِلَّا قَلِيلٌ “hanyalah sedikit.” Bukankah Allah telah memberimu akal untuk menimbang segala urusan, mana yang lebih berhak untuk didahulukan? Bu-kankah dunia dari awal sampai ujung tiada bandingannya dengan akhirat? Berapakah umur manusia di dunia yang sangat pendek itu sehingga dia menjadikannya tujuan akhir, sehingga seluruh usaha-nya, pikirannya, tindak tanduknya, dan ambisinya tidak lebih ke-cuali untuk dunia yang pendek yang penuh dengan polusi yang sarat dengan marabahaya? Dengan dasar apakah kamu mementing-kannya di atas kehidupan akhirat, yang padanya terdapat seluruh nikmat, yang padanya terdapat seluruh apa yang diinginkan oleh jiwa dan dinikmati oleh mata dan kamu pun kekal di dalamnya? Demi Allah, tidak akan mendahulukan dunia di atas akhirat orang yang imannya mantap di hatinya, pikirannya matang di kepalanya, yang termasuk sebagai Ulil Albab (orang-orang yang berakal).
Ayat yang lalu memerintahkan untuk memerangi kaum musyrik yang menyerang mereka di mana saja dan kapan saja, maka ayat ini menje-laskan salah satu peperangan itu, yakni perang tabuk yang terjadi pada tahun ke-9 hijriah. Wahai orang-orang yang beriman! mengapa kalian bermalas-malasan apabila dikatakan kepada kamu, berangkatlah untuk berperang di jalan Allah. Dengan adanya perintah perang ini kamu me-rasa berat dan ingin tinggal di tempatmu karena takut menghadapi musuh dengan jumlah yang lebih besar ditambah kondisi yang sangat panas, sementara itu pohon kurma sudah mulai berbuah’ apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia yang sementara dan tidak kekal daripada kehidupan di akhirat yang kekal abadi’ padahal kenikmatan hidup di dunia ini, sebanyak apa pun jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanyalah sedikit dan tidak bergunamereka bukan saja dikecam, namun juga diancam jika tidak berangkat perang. Karena itu, Allah menegaskan bahwa jika kenikmatan duniawi telah memberatkanmu sehingga kamu tidak berangkat untuk berperang beserta rasulullah, padahal kamu tidak ada halangan untuk itu, maka niscaya Allah akan menghukum kamu baik di dunia dengan kehinaan atau dikucilkan mau-pun di akhirat kelak dengan azab yang pedih, dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain yang lebih baik, lebih kuat dan lebih taat, dan ketahuilah, bahwa keengganan kamu untuk berperang dan bahkan ketidaktaatanmu terhadap semua perintah Allah itu tidak akan meru-gikan-Nya sedikit pun (lihat: surah ibra’him/14: 8). Dan Allah mahakuasa atas segala sesuatu.
At-Taubah Ayat 38 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 38, Makna At-Taubah Ayat 38, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 38, At-Taubah Ayat 38 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 38
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)