{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 49.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ ﴿٤٩﴾
wa min-hum may yaqụlu`żal lī wa lā taftinnī, alā fil-fitnati saqaṭụ, wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīn
QS. At-Taubah [9] : 49
Dan di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Muhammad) menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahanam meliputi orang-orang yang kafir.
Di antara orang-orang munafik itu ada yang meminta izin untuk tidak ikut berjihad dan berkata, “Janganlah engkau timpakan ujian kepadaku dengan apa yang akan aku hadapi ketika keluar (berjihad), yaitu terjerumus kedalam fitnah perempuan.” Sesungguhnya mereka telah terjerumus ke dalam fitnah yang sangat besar, yaitu kemunafikan. Sesungguhnya neraka Jahanamlah yang akan meliputi orang-orang yang kufur terhadap Allah dan hari akhir dan tidak ada seorang pun dari mereka yang akan terbebas darinya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman bahwa di antara orang-orang munafik itu, hai Muhammad, terdapat orang yang mengatakan kepadamu:
Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang).
Yakni tetap tinggal di tempat.
…dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.
Maksudnya, berangkat bersamamu ke medan perang. disebabkan wanita-wanita Romawi. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.
Yaitu karena ucapan mereka yang demikian itu. berarti mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, Yazid ibnu Rauman, Abdullah ibnu Abu Bakar. Asim ibnu Qatadah dan lain-lainnya. Mereka mengatakan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang bersiap-siap untuk berangkat berjihad, beliau bersabda kepada Jadd ibnu Qais. saudara lelaki Bani Salamah, “Hai Jadd, mengapa tahun ini kamu tidak berangkat untuk memerangi Banil Asfar (orang-orang Romawi)?” Jadd menjawab, “Wahai Rasulullah, berilah saya izin untuk tidak berangkat, dan janganlah engkau jerumuskan diriku ke dalam fitnah. Demi Allah, sesungguhnya semua kaumku telah mengetahui bahwa tidak ada seorang lelaki pun yang lebih suka kepada wanita selain diriku. Dan sesungguhnya aku merasa khawatir bila melihat kaum wanita Banil Asfar, maka aku tidak dapat mengekang diriku lagi dari mereka.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berpaling darinya dan bersabda, “Saya memberi izin kepadamu untuk tidak berangkat.” Sehubungan dengan peristiwa Al-Jadd ibnu Qais inilah diturunkan firman-Nya:
Di antara mereka ada yang berkata, “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah”, hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, sesungguhnya Al-Jadd merasa takut terhadap wanita Banil Asfar sebagai alasannya untuk tidak berangkat berperang, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Karena dengan demikian berarti dia telah terjerumus ke dalam fitnah yang lebih parah, sebab ia tidak mau berangkat dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan sikapnya yang mementingkan dirinya sendiri.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Jadd ibnu Qais. Al-Jadd ibnu Qais ini adalah salah seorang yang terpandang lagi terhormat dari kalangan Bani Salamah. Di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada mereka:
Siapakah pemimpin kalian, hai Bani Salamah? Mereka menjawab, “Al-Jadd ibnu Qais, tetapi kami menilainya orang yang kikir.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Penyakit apa lagikah yang lebih parah daripada kikir? Tetapi pemimpin kalian yang sebenarnya adalah seorang pemuda yang berambut keriting dan berkulit putih, yaitu Bisyar ibnul Barra ibnu Ma’rur.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
Maksudnya, tidak ada jalan selamat bagi mereka dari neraka Jahannam, dan tidak ada jalan untuk melarikan diri bagi mereka dari neraka Jahannam. Jahannam merupakan suatu kepastian bagi mereka.
Yakni, dari kalangan orang-orang munafik itu ada yang meminta izin tidak berangkat dengan memberi alasan yang aneh, dia berkata, ائْذَنْ لِي “Berilah saya izin”, tidak pergi berperang, وَلَا تَفْتِنِّي “dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah”, dengan keluar berjihad, karena jika aku keluar berjihad dan melihat para wanita Bani al-Ashfar maka aku tidak bisa menahan diri, se-bagaimana hal itu diucapkan oleh al-Jad bin Qais, padahal maksud mereka –semoga Allah menimpakan keburukan kepadanya– adalah nifak dan riya, dengan mengatakan bahwa tujuanku baik, karena kalau aku keluar berperang berarti fitnah dan menjebloskan diri kepada keburukan, sedangkan kalau aku tidak keluar maka itu berarti keselamatan dan keterjagaan dari keburukan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman menjelaskan kedustaan perkataan ini, أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا “Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fit-nah.” Seandainya maksud ucapan orang itu adalah benar, maka penolakan berangkat jihad tetap saja mengakibatkan kerugian besar dan fitnah besar yang pasti terjadi, yaitu kemaksiatan kepada Allah dan kepada RasulNya serta keberanian kepada dosa yang besar lagi berat. Adapun kerugian berangkat berjihad maka ia lebih kecil dibandingkan dengan ketidakberangkatan, padahal ia belum tentu terjadi. Namun sebenarnya maksud orang tersebut hanyalah pe-nolakan terhadap jihad, tidak lain. Oleh karena itu Allah mengan-camnya dengan FirmanNya. وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ “Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” Mereka tidak mungkin selamat, berlari, dan menghindar darinya.
Ayat ini membeberkan sifat orang munafik yang lain, yakni berpura-pura. Dan di antara mereka ada orang yang berkata, berilah aku izin untuk tidak pergi berperang karena ada uzur pada diriku, dan janganlah engkau, wahai Muhammad, menjadikan aku terjerumus ke dalam kesulitan terutama terhadap anak istriku jika tetap pergi ke medan perang. Lalu Allah menegaskan kalau mereka sebenarnya berpura-pura. Ketahuilah, wahai nabi Muhammad, bahwa sungguh dengan sikap kepurapuraannya itu, sesungguhnya mereka telah terjerumus ke dalam kemunafikan dan kekufuran. Dan sungguh tempat mereka kelak di jahanam, dan jahanam akan selalu meliputi orang-orang yang kafir. Sifat munafik yang lain adalah bahwa jika engkau, wahai nabi Muhammad, mendapat kebaikan seperti kemenangan dalam peperangan, juga kebaikan-kebaikan yang lain, mereka, kaum munafikin, tidak senang; tetapi jika engkau ditimpa bencana, yakni kekalahan dalam peperangan, mereka berkata kepada engkau juga kepada kaum muslim yang lain, sungguh, sejak semula kami telah mengetahui kalau kamu akan mengalami kekalahan, karena itu kami mengambil sikap berhati-hati dan mempertimbangkan secara masak-masak, makanya kami putuskan untuk tidak ikut pergi berperang. Dan, dengan ucapannya itu, mereka berpaling dengan lega dan gembira karena merasa telah berhasil mengelabui rasulullah dan orang-orang mukmin.
At-Taubah Ayat 49 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 49, Makna At-Taubah Ayat 49, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 49, At-Taubah Ayat 49 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 49
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)