{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 65.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ﴿٦٥﴾
wa la`in sa`altahum layaqụlunna innamā kunnā nakhụḍu wa nal’ab, qul a billāhi wa āyātihī wa rasụlihī kuntum tastahzi`ụn
QS. At-Taubah [9] : 65
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
Apabila engkau (hai Muhammad) bertanya kepada mereka tentang olok-olokan yang mereka ucapkan kepadamu dan para sahabatmu, niscaya mereka akan berkata, “Kami hanyalah bercakap-cakap, tidak ada maksud untuk mengejek.” Maka katakanlah kepada mereka, “Apakah kalian bermaksud mengolok-olok Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya?”
Abu Ma’syar Al-Madini telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi dan lain-lainnya yang semuanya mengatakan bahwa ada seorang lelaki dari kalangan orang-orang munafik mengatakan, “Menurut penilaianku, mereka yang menjadi tamu kita tiada lain adalah orang-orang yang paling mengabdi kepada perutnya, paling dusta lisannya, dan paling pengecut di saat perang berkecamuk.” Lalu hal itu disampaikan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan lelaki itu datang kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah berada di atas untanya dan memacunya untuk berangkat, kemudian lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawabnya melalui firman-Nya: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok1 (At Taubah:65) Sampai dengan firman-Nya: mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (At Taubah:66) Sedangkan kedua telapak kaki lelaki itu terseret di atas batu-batuan, tetapi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak menolehnya, dan lelaki itu bergantungan pada pedang Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Hisyam ibnu Sa’d, dari Zaid ibnu Aslam, dari Abdullah ibnu Umar yang mengatakan bahwa seorang lelaki dalam Perang Tabuk mengatakan dalam suatu majelis, ”Saya belum pernah melihat orang seperti tamu-tamu kita itu. Mereka adalah pengabdi perutnya, paling dusta lisannya, dan paling pengecut dalam perang.” Maka seorang lelaki lain yang ada di dalam masjid berkata, “Kamu dusta, sebenarnya kamu adalah orang munafik. Aku benar-benar akan menceritakan hal itu kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ” Maka berita itu sampai kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Al-Qur’an yang mengenainya pun diturunkan. Abdullah ibnu Umar mengatakan, “Aku melihat lelaki itu bergantung pada tali pelana unta Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan dikenai oleh batu-batuan yang terlemparkan (oleh injakan kaki unta Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? (At Taubah:65), hingga akhir ayat’.”
Al-Lais meriwayatkan hal yang semisal dari Hisyam ibnu Sa’d.
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa segolongan orang munafik yang antara lain Wadi’ah ibnu Sabit (saudara Bani Umayyah ibnu Zaid ibnu Amr ibnu Auf) dan seorang lelaki dari Bani Asyja’ (teman sepakta Bani Salamah yang dikenal dengan nama Makhsyi ibnu Humair) berjalan bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang saat itu sedang menuju ke medan Tabuk. Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Apakah kalian menduga bahwa memerangi keperkasaan dan keteguhan Bani Asfar (orang-orang Romawi) itu sama dengan peperangan yang terjadi di antara orang-orang Arab sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain? Demi Allah, sesungguhnya kami dan kalian besok seakan-akan terjepit di bukit-bukit itu.” Mereka mengatakan demikian dengan maksud menakut-nakuti dan melemahkan semangat kaum muslim.
Makhsyi ibnu Humair berkata, “Demi Allah, saya lebih suka bila diputuskan hukuman kepada setiap orang di antara kita dengan seratus kali deraan. Dan sesungguhnya kita pasti kalah bila diturunkan Al-Qur’an yang membeberkan perkataan kalian ini.”
Menurut berita yang sampai kepadaku (perawi), Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada Ammar ibnu Yasir, “Susullah kaum munafik itu, karena sesungguhnya mereka telah terbakar, dan tanyailah mereka tentang apa yang telah mereka ucapkan itu. Jika mereka mengingkari ucapannya, maka katakanlah bahwa kalian telah mengatakan anu dan anu.”
Maka Ammar berangkat menemui mereka dan mengatakan hal tersebut. Lalu mereka menghadap Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk meminta maaf.
Wadi’ah ibnu Sabit berkata kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang saat itu telah berada di atas unta kendaraannyam sedangkan Wadi’ah memegang tali pelananya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.”
Makhsyi ibnu Humair berkata, “Wahai Rasulullah, hapuslah namaku dan nama ayahku (yakni gantilah).” Dan tersebutlah bahwa di antara orang yang dimaafkan dalam ayat ini ialah Makhsyi ibnu Humair. Lalu ia mengganti namanya menjadi Abdur Rahman, dan memohon kepada Allah agar dirinya gugur sebagai syuhada tanpa diketahui tempatnya. Akhirnya ia gugur dalam Perang Yamamah dan tidak dijumpai bekas-bekasnya.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” (At Taubah:65) Ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berangkat menuju ke medan Tabuk, sedangkan orang-orang munafik ikut berangkat bersamanya dengan mengambil posisi di depannya, lalu mereka berkata, “Orang ini (yakni Nabi) menduga bahwa dia dapat menaklukkan kerajaan Romawi berikut semua bentengnya. Alangkah jauhnya dari kenyataan.” Maka Allah memperlihatkan kepada Nabi-Nya apa yang mereka perbincangkan itu. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ”Hadapkanlah orang-orang itu kepadaku!”
Maka mereka dipanggil, lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Kalian telah mengatakan anu dan anu.” Tetapi mereka bersumpah seraya berkata, “Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan ayat ini, bahwa seorang lelaki dari kalangan orang-orang yang dimaafkan —jika Allah menghendakinya— mengatakan dalam doanya, “Ya Allah, sesungguhnya aku mendengar suatu ayat yang ditujukan terhadap diriku sehingga membuat semua kulitku pucat dan hatiku bergetar ketakutan karenanya. Ya Allah, jadikanlah kematianku dalam keadaan membela jalan-Mu, tanpa ada seorang pun yang mengatakan, ‘Saya telah memandikannya, saya telah mengafaninya, dan saya telah menguburnya’.”
Qatadah melanjutkan kisahnya, “Setelah itu ia gugur dalam Perang Yamamah, dan tidak ada seorang muslim pun yang mencarinya melainkan menemukan yang lainnya (yakni mayat orang lain, sedangkan mayatnya tidak diketemukan).”
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu)”, tentang hinaan mereka terha-dap kaum Muslimin dan agama mereka. Sekelompok dari mereka berkata di perang Tabuk, “Kami tidak melihat seperti para qari kami itu –maksudnya adalah Nabi a dan sahabat-sahabatnya– paling besar perutnya, paling dusta ucapannya, dan paling penakut pada saat perang … dan ejekan-ejekan lain semisalnya. Ketika mereka mengetahui bahwa Nabi a telah mengetahui apa yang mereka katakan, mereka datang meminta maaf dan berkata, لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Yakni kami mengatakan ucapan yang kami tidak bermaksud mengatakannya, kami pun tidak bermaksud mencela dan menghina. Allah ‘Azza wa Jalla membantah dengan menjelaskan ketidakbenaran alasan mereka dan kebohongan mereka dalam hal itu. قُلْ “Kata-kanlah”, kepada mereka, قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesu-dah beriman.” Karena mengolok-olok Allah dan RasulNya adalah kekufuran yang mengeluarkan dari Islam, karena pondasi Islam terbangun di atas sikap pengagungan kepada Allah, agama dan RasulNya, sementara memperolok-olok sesuatu darinya sangat ber-tentangan dan bertabrakan dengan pondasi utama ini, oleh karena itu, begitu mereka datang kepada Rasul untuk meminta maaf dengan ucapan itu, Rasul hanya menjawab, قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” FirmanNya, إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ “Jika Kami memaafkan sego-longan dari kamu (lantaran mereka taubat)”, menyesal dan memohon ampun kepada Allah, نُعَذِّبْ طَائِفَةً “niscaya Kami akan mengazab go-longan (yang lain),” dari kalian disebabkan mereka كَانُوا مُجْرِمِينَ “adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa”, selalu berdiri di atas kekufuran dan kemunafikan. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa menyimpan rahasia buruk, khususnya rahasia makar terhadap agamaNya, meng-olok-olokNya, ayat-ayatNya, serta RasulNya, maka Allah c akan menampakkannya, membeberkannya, dan menghukum pelakunya dengan keras. Dan bahwa barangsiapa yang menghina sesuatu dari Kitabullah atau Sunnah Rasul yang shahih darinya atau mencela-nya atau merendahkannya atau memperolok-olok Rasul atau me-rendahkannya, maka dia adalah kafir kepada Allah yang Maha-agung, dan bahwa taubat akan diterima dari segala dosa, meskipun dosa itu besar.
Kalaulah suatu saat sikap buruk mereka terungkap yang berakibat munculnya kecaman dari orang-orang mukmin, maka mereka akan berdalih seperti diungkap pada ayat ini. Dan jika kamu, wahai nabi Muhammad, dan siapa saja menanyakan kepada mereka tentang sikap dan ucapan mereka itu, niscaya mereka akan menjawab, sesungguhnya kami, dengan ucapan-ucapan itu hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja. Kami tidak sungguh-sungguh mengolok-olok. Atas jawaban itu, mereka justru dikecam dan bahkan Allah memerintahkan rasul-Nya. Katakanlah, kepada mereka, mengapa kepada Allah dan ayat-ayat-Nya serta rasul-Nya kamu selalu beroloatas sikap dan perilaku burukmu itu tidak perlu kamu meminta maaf kepada siapa pun, sebab kamu sejatinya sudah tahu kalau alasan yang kamu ajukan itu tidak benar. Meski kamu mengajukan seribu satu alasan, kamu tetap tidak bisa terselamatkan dari dosa besar, karena kamu dengan sikapmu itu telah benar-benar kafir setelah kamu menampakkan dirimu sebagai orang beriman. Jika kami memaafkan sebagian dari kamu karena telah tobat, niscaya kami akan tetap mengazab golongan yang lain karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa yang menjadikan mereka terhalang dari bertobat.
At-Taubah Ayat 65 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 65, Makna At-Taubah Ayat 65, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 65, At-Taubah Ayat 65 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 65
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)