{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 81.
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ ﴿٨١﴾
fariḥal-mukhallafụna bimaq’adihim khilāfa rasụlillāhi wa karihū ay yujāhidụ bi`amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi wa qālụ lā tanfirụ fil-ḥarr, qul nāru jahannama asyaddu ḥarrā, lau kānụ yafqahụn
QS. At-Taubah [9] : 81
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah (Muhammad), “Api neraka Jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui.
Orang-orang yang ditinggalkan oleh Rasulullah itu bergembira dengan diamnya mereka di Madinah, mereka tidak mau mengikuti Rasul. Mereka tidak suka berjihad bersamanya dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka berkata kepada yang lain, “Jangan kalian berperang di waktu panas ini” Peristiwa perang Tabuk memang terjadi pada musim yang sangat panas. Katakanlah kepada mereka olehmu (wahai Rasul), “Sesungguhnya api neraka lebih sangat panas, kalau mereka mengetahuinya.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman mencela orang-orang munafik yang tidak ikut menemani Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berangkat ke medan Perang Tabuk, dan bahkan mereka gembira dengan ketidakberangkatan mereka setelah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berangkat.
…dan mereka tidak suka berjihad.
Bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
…dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, dan mereka berkata.
Yakni sebagian dari orang-orang munafik itu berkata kepada sebagian yang lainnya.
Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.
Demikian itu karena keberangkatan ke medan Tabuk bertepatan dengan musim panas yang terik, yaitu di saat orang-orang sedang suka bernaung di bawah pohon yang sedang berbuah. Karena itulah mereka berkata kepada sesamanya: Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. (At Taubah:81)
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Rasul-Nya:
Katakanlah (kepada mereka), “Neraka Jahannam itu.
Yaitu neraka Jahannam yang kelak bakal menjadi tempat tinggal kalian.
…lebih sangat panas (nya).
Panasnya lebih daripada panas terik yang kalian hindari itu, bahkan jauh lebih panas pula daripada api (di dunia ini).
Imam Malik telah meriwayatkan dari Abuz Zanad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: “Api manusia yang biasa kalian nyalakan itu merupakan sepertujuh puluh dari panasnya api neraka Jahannam.” Mereka (para sahabat bertanya), “Wahai Rasulullah, sekalipun panas api itu sudah cukup.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Api neraka Jahannam lebih panas enam puluh sembilan kali lipat daripada api di dunia.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Malik dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abuz Zanad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya api kalian ini merupakan suatu bagian dari tujuh puluh bagian neraka Jahannam. padahal telah dicelup dua kali ke dalam laut. Seandainya tidak dicelup dahulu, niscaya Allah tidak akjan memberikan manfaat apapun padanya bagi seseorang.
Hadis ini pun sanadnya sahih.
Imam Abu Isa At-Turmuzi dan Ibnu Majah telah meriwayatkan:
dari Abbas Ad-Duri dan dari Yahya ibnu Abu Bukair, dari Syarik, dari Asim, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Allah menyalakan api selama seribu tahun hingga berwarna merah, kemudian menyalakannya lagi selama seribu tahun hingga warnanya menjadi putih, lalu menyalakannya lagi selama seribu tahun hingga berubah warna menjadi hitam, maka api (neraka) itu berwarna hitam seperti malam yang gelap gulita.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa ia tidak mengetahui seorang pun yang me-rafa -kannya kecuali hanya Yahya.
Al-Hafiz Abu Bakar Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan dari Ibrahim ibnu Muhammad, dari Muhammad ibnul Husain ibnu Makram, dari Ubaidillah ibnu Sa’id. dari pamannya, dari Syarik (yaitu Ibnu Abdullah An-Nakhi’) dengan lafaz yang semisal.
Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan pula melalui riwayat Mubarak ibnu Fudalah, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At Tahriim:6) Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Allah menyalakannya selama seribu tahun hingga warnanya menjadi putih, dan seribu tahun lagi hingga warnanya menjadi merah, lalu seribu tahun lagi hingga warnanya menjadi hitam seperti malam hari, nyalanya tidak bersinar.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani telah meriwayatkan melalui hadis Tamam ibnu Najih —yang masih diperselisihkan predikatnya—, dari Al-Hasan, dari Anas yang me-rafa’-kannya:
Seandainya suatu percikan (dari api neraka Jahannam) ada di belahan timur (bumi), niscaya panasnya akan terasa sampai ke belahan barat (nya).
Al-A’masy telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, darf An-Nu’man ibnu Basyir yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya kelak di hari kiamat adalah seseorang yang mengenakan sepasang terompah dan sepasang tali terompah dari api neraka Jahannam. Karena keduanya itu otak orang yang bersangkutan mendidih, sebagaimana panci mendidih. Seakan-akan tidak ada seseorang dari kalangan penghuni neraka yang lebih berat siksanya daripada dia, padahal kenyataannya dia adalah yang paling ringan siksaannya daripada mereka.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Al-A’masy.
Muslim telah mengatakan pula bahwa:
telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syibah, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu Kasir, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu Muhammad, dari Suhail ibnu Abu Saleh, dari An-Nu’man ibnu Abu Ayyasy, dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya di hari kiamat ialah seseorang yang dipakaikan kepadanya sepasang terompah dari api, otaknya mendidih karena panas kedua terompahnya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu Ajlan, bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah menceritakan hadis berikut dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya ialah seorang lelaki yang dipakaikan kepadanya sepasang terompah, hingga otaknya mendidih karena panas kedua terompahnya.
Sanad ini jayyid lagi kuat, semua perawinya dengan syarat Imam Muslim. Hadis dan asar mengenai hal ini cukup banyak.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia:
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala. (Al Ma’aarij:15-16)
Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), “Rasakanlah azab yang membakar ini.”(Al Hajj:19-22)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab (An–Nisa : 56)
Dan dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan melalui firman-Nya:
Katakanlah.”Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas (nya),” jikalau mereka mengetahui.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman menjelaskan kekurangajaran orang-orang munafik dengan tidak berangkat berjihad dan tidak adanya perhatian mereka dalam hal itu, yang menunjukkan tidak adanya iman pada mereka dan bahwa mereka memilih kekufuran di atas keimanan. فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ “Orang-orang yang di-tinggalkan (tidak ikut berperang) itu merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah.” Ini tidak sekedar tidak mau berang-kat perang, akan tetapi ia lebih dari itu, tidak berangkat berperang ini adalah haram hukumnya, dan lebih dari itu ia menunjukkan kerelaan dengan perbuatan dosa dan membanggakannya. وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ “Dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.” Lain halnya dengan orang-orang yang beriman, yang jika tidak bisa ikut berperang –meski dengan alasan yang benar– mereka pasti bersedih dan menyesali dengan kesedihan dan penyesalan yang dalam, orang-orang Mukmin me-nyukai berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, karena hati mereka yang diselimuti oleh keimanan dan mereka berharap karunia Allah, kebaikan, nikmat, dan rizkiNya. وقالوا “Dan mereka berkata”, yakni orang-orang munafik, لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Yakni mereka berkata bahwa berangkat berjihad adalah kesulitan atas kami karena terik matahari, mereka mendahulukan istirahat yang pendek yang pasti habis daripada istirahat yang abadi lagi sempurna, mereka lebih takut panas yang bisa dilindungi oleh naungan dan lenyap oleh pagi dan petang hari daripada panas yang panasnya tidak terukur yaitu neraka yang menyala-nyala. Oleh ka-rena itu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ “Katakanlah, ‘Api Neraka Jahanam itu lebih sangat panas(nya),’ jikalau mereka menge-tahui.”
Setelah ayat sebelumnya menerangkan kebusukan sifat dan sikap orang-orang munafik, maka ayat ini kembali menunjukkan sifat buruk mereka yang lain yaitu tidak turut berperang. Orang-orang yang ditinggalkan, yakni tidak ikut berperang karena alasan-alasan yang dibuat-buat sehingga beliau mengizinkan untuk tidak ikut perang atau beliau memang tidak ingin mereka ikut dalam perang tabuk tersebut, merasa gembira dengan duduk-duduk diam tidak turut berperang sepeninggal atau setelah keberangkatan rasulullah beserta pasukan muslim menuju medan perang. Mereka memang tidak suka berjihad dengan menyumbangkan harta dan mempertaruhkan jiwa dan raga mereka di jalan Allah dan bahkan mereka berusaha menghalang-halangi teman-temannya dengan berkata, janganlah kamu berangkat pergi berperang dalam panas terik ini. Demi menanggapi perkataan mereka, beliau diperintahkan, katakanlah wahai nabi Muhammad, api neraka jahanam lebih panas, jika mereka mengetahui dan menyadari akan ancaman tersebut tentulah mereka akan turut berperang. Karena itu, wahai nabi Muhammad, biarkanlah mereka tertawa sejenak karena merasa senang dengan tidak ikut berperang tetapi tidak dicela, dan kelak di akhirat mereka akan menangis yang sebanyakbanyaknya, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat di dunia, seperti mencela, berdusta, menghasut, termasuk membuatbuat alasan agar diizinkan tidak ikut jihad.
At-Taubah Ayat 81 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 81, Makna At-Taubah Ayat 81, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 81, At-Taubah Ayat 81 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 81
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)