{8} Al-Anfal / الأنفال | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يونس / Yunus {10} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 100.
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١٠٠﴾
was-sābiqụnal-awwalụna minal-muhājirīna wal-anṣāri wallażīnattaba’ụhum bi`iḥsānir raḍiyallāhu ‘an-hum wa raḍụ ‘an-hu wa a’adda lahum jannātin tajrī taḥtahal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, żālikal-fauzul-‘aẓīm
QS. At-Taubah [9] : 100
Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.
Dan orang-orang yang mendahului orang lainnya dan yang pertama-tama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dari orang-orang Muhajirin, yaitu mereka yang meninggalkan kaum dan keluarga mereka untuk pindah menuju negeri Islam, dan orang Anshar, yaitu mereka yang menolong Rasulullah dari musuh-musuhnya (orang-orang kafir); dan orang-orang yang mengikuti mereka berbuat baik dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan untuk mencari keridhaan Allah, merekalah orang yang mendapatkan keridhaan Allah karena ketaatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya. Mereka pun ridha kepada Allah atas limpahan pahala yang mereka terima karena ketaatan dan keimanan mereka. Allah menyediakan surga bagi mereka, yang mengalir di bawah istana dan pohon-pohonnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang sangat besar. Ayat ini menceritakan pujian Allah terhadap para sahabat dan kedudukan mereka yang mulia. Sesungguhnya memuliakan para sahabat Rasulullah termasuk keimanan yang mendasar.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang rida-Nya kepada orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin, Ansar, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka, untuk itu Dia menyediakan bagi mereka surga-surga yang penuh dengan kenikmatan dan kenikmatan yang kekal lagi abadi.
Asy-Sya’bi mengatakan bahwa orang-orang yang terdahulu masuk islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar ialah mereka yang mengikuti bai’at Ridwan pada tahun Perjanjian Hudaibiyyah.
Abu Musa Al-Asy’ari, Sa’id ibnul Musayyab, Muhammad ibnu Sirin, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang salat menghadap ke dua arah kiblat bersama-sama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi mengatakan bahwa Khalifah Umar ibnul Khattab melewati seorang lelaki yang sedang membaca firmanNya berikut ini: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar. (At Taubah:100) Maka Umar memegang tangan lelaki itu dan bertanya, “Siapakah yang mengajarkan ayat ini kepadamu?” Lelaki itu menjawab, “Ubay ibnu Ka’b.” Umar berkata, “Kamu jangan berpisah dariku sebelum aku hadapkan kamu kepadanya.” Setelah Umar menghadapkan lelaki itu kepada Ubay, Umar bertanya, “Apakah engkau telah mengajarkan bacaan ayat ini kepadanya dengan bacaan demikian?” Ubay ibnu Ka’b menjawab, “Ya.” Umar bertanya, “Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ?” Ubay ibnu Ka’b menjawab, “Ya.” Umar berkata, “Sesungguhnya aku berpendapat sebelumnya bahwa kami (para sahabat) telah menduduki tingkatan yang tinggi yang tidak akan dicapai oleh orang-orang sesudah kita.” Maka Ubay ibnu Ka’b menjawab bahwa yang membenarkan ayat ini terdapat pada permulaan surat Al-Jumu’ah. yaitu firman-Nya:
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al Jumuah:3)
Di dalam surat Al-Hasyr disebutkan melalui firman-Nya:
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar). (Al Hasyr:10)
Dan dalam surat Al-Anfal disebutkan melalui firman-Nya:
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu. (Al Anfaal:75), hingga akhir ayat.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Telah diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri bahwa ia membaca rafa’ lafaz Al-Ansar karena di- ataf-kan kepada As-Sabiqunal Awwaluna.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memberitakan bahwa Dia telah rida kepada orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Maka celakalah bagi orang yang membenci mereka, mencaci mereka, atau membenci dan mencaci sebagian dari mereka. Terlebih lagi terhadap penghulu para sahabat sesudah Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan yang paling baik serta paling utama di antara mereka, yaitu As-Siddiqul Akbar —khalifah Rasulullah yang pertama— Abu Bakar ibnu Abu Quhafah r.a.
Lain halnya dengan golongan yang terhina dari kalangan golongan Rafidah (Khawarij), mereka memusuhi sahabat yang paling utama, membenci mereka serta memusuhinya, semoga Allah melindungi kita dari hal tersebut. Hal ini jelas menunjukkan bahwa akal mereka telah terbalik dan kalbu mereka telah tertutup. Maka mana mungkin mereka dinamakan sebagai orang yang beriman kepada Al-Qur’an bila mereka mencaci orang-orang yang telah diridai oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى?
Berbeda dengan golongan ahli sunnah, maka mereka rida kepada orang-orang yang diridai oleh Allah, mencaci orang-orang yang dicaci oleh Allah dan Rasul-Nya, memihak kepada orang-orang yang dipihak oleh Allah, dan memusuhi orang-orang yang dimusuhi oleh Allah. Dengan demikian, mereka adalah orang-orang yang mengikuti (Rasul dan sahabat-sahabatnya), bukan orang-orang ahli bid’ah, dan mereka adalah orang-orang yang bertaklid, bukan orang-orang yang memulai. Mereka itulah golongan Allah yang beruntung dan hamba-hamba-Nya yang beriman.
Tafsir Ayat:
As-Sabiqun adalah orang-orang yang mendahului umat ini kepada iman, hijrah, jihad, dan menegakkan Agama Allah, مِنَ الْمُهَاجِرِينَ “di antara orang-orang Muhajirin”,
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan(Nya) dan mereka me-nolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hasyr: 8).
وَالْأَنْصَارِ “dan orang-orang Anshar”,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون
“Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah ber-iman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka men-cintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” (QS. Al-Hasyr: 9).
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ “Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik”, dalam akidah, perkataan, dan perbuatan. Mereka itulah yang selamat dari celaan, mendapatkan pujian yang tinggi, dan kemuliaan terbaik dari Allah. رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ “Allah ridha kepada mereka.” Dan Ridha Allah جَلَّ جَلالُهُ lebih besar daripada nikmat Surga. وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ “Dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya”, yang mengalir ke pangkal-pangkal pohon dan kebun yang elok lagi indah dan taman yang mempesona. خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا “Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” Mereka tidak ingin berpindah darinya, dan tidak mencari penggantinya, karena apa pun yang mereka inginkan akan mereka dapatkan dan apa yang mereka harapkan pasti terlaksana. ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “Itulah kemenangan yang besar”, yang padanya terwujud bagi mereka semua yang disukai oleh jiwa, yang dinikmati oleh ruh, yang diinginkan oleh hati dan yang dihasrati oleh jasmani serta tertolak dari mereka segala yang tidak diinginkan.
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa orang arab badui ada yang imannya lemah dan ada yang kuat, lalu Allah menjelaskan sekelompok orang yang imannya sangat kuat. Mereka adalah orang-orang yang terdahulu berhasil meraih dan melaksanakan kebajikan sebelum yang lainnya melaksanakan, lagi yang pertama-tama masuk islam di antara orang-orang muhajirin dari mekah ke habasyah (ethiopia) dan ke madinah, dan kaum ansar, yakni penduduk madinah yang menerima dan membela umat islam, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dengan iman dan amal saleh serta mau berkorban untuk membela Allah dan rasul-Nya. Allah rida kepada mereka, yakni menerima amal saleh mereka dan mereka pun rida kepada Allah atas anugerah iman yang memenuhi hati mereka. Anugerah yang lebih besar lagi adalah Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (lihat: surah al-wa’qi’ah/56: 10-14) dan di antara orang-orang arab badui yang tinggal di sekitarmu, ada orang-orang munafik. Dan di antara penduduk madinah (yahudi) ada juga orang-orang munafik, mereka sudah terbiasa licik dan berdusta, sehingga keterlaluan dan melampaui batas dalam kemunafikannya. Engkau wahai nabi Muhammad tidak mengetahui siapa mereka, karena begitu lihainya dan terlatihnya mereka dengan kemunafikan, tetapi kami mengetahuinya. Nanti mereka akan kami siksa dua kali, pertama: ketika terbongkarnya kemunafikan mereka, sehingga mereka malu dan terhina, dan kedua: ketika malaikat mencabut nyawa mereka dengan cara yang sangat kasar, (lihat: surah al-anfa’l/8: 50), kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar kelak di akhirat.
At-Taubah Ayat 100 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 100, Makna At-Taubah Ayat 100, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 100, At-Taubah Ayat 100 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 100
Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)