{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 2.
أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ رَجُلٍ مِنْهُمْ أَنْ أَنْذِرِ النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ قَالَ الْكَافِرُونَ إِنَّ هَـٰذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ ﴿٢﴾
a kāna lin-nāsi ‘ajaban an auḥainā ilā rajulim min-hum an anżirin-nāsa wa basysyirillażīna āmanū anna lahum qadama ṣidqin ‘inda rabbihim, qālal-kāfirụna inna hāżā lasāḥirum mubīn
QS. Yunus [10] : 2
Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberi wahyu kepada seorang laki-laki di antara mereka, “Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan.” Orang-orang kafir berkata, “Orang ini (Muhammad) benar-benar pesihir.”
Apakah mengherankan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan Al Qur’an kepada salah seorang di antara mereka yang mengingatkan akan siksa Allah dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik atas amal shalih yang mereka kerjakan? Maka dari itu, tatkala Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam membawa firman Allah dan membacakannya di hadapan mereka, orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya Muhammad adalah seorang penyihir. Yang disampaikannya itu tidak lain adalah sihir yang jelas-jelas tidak benar.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia., hingga akhir ayat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengingkari sikap orang-orang kafir yang merasa heran terhadap para rasul karena para rasul itu dari kalangan manusia, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam kisah-Nya mengenai umat-umat terdahulu melalui firman-Nya:
Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami? (Ath Taghabun:6)
Nabi Hud dan Nabi Saleh berkata kepada kaumnya masing-masing, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan apakah kalian (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian dengan perantaraan seorang laki-laki dari golongan kalian. (Al A’raf:63)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pun berfirman menceritakan perihal orang-orang kafir Quraisy, bahwa mereka telah mengatakan:
Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Maha Esa? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Shaad:5)
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa setelah Allah mengutus Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjadi rasul, maka orang-orang Arab mengingkari hal tersebut, atau ada sebagian dari mereka yang mengingkarinya. Lalu mereka berkata, “Mahabesar Allah, bila Dia mengutus Rasul-Nya seorang manusia seperti Muhammad ini.” Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia…, hingga akhir ayat.
Mengenai firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.
Para ulama berselisih pendapat tentang takwil ayat ini.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
…gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.
Bahwa dalam kitab terdahulu (Lauh Mahfuz) telah dituliskan bahwa mereka memperoleh kebahagiaan.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
…bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.
Yakni pahala yang baik karena amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.
Makna ayat ini sama dengan firman-Nya:
untuk memberi peringatan akan siksaan yang sangat pedih. (Al Kahfi:2), hingga akhir ayat.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.
Yakni amal-amal saleh, yaitu salat, puasa, sedekah, dan tasbih mereka. Mujahid mengatakan bahwa Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberikan syafaat kepada mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam dan Muqatil ibnu Hayyan. Qatadah mengatakan, makna ayat ialah kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang dikatakan oleh Mujahid, bahwa makna yang dimaksud ialah amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan dan menjadi tabungan bagi mereka di sisi Tuhannya. Perihalnya sama dengan kalimat yang mengatakan, “Qadamun fil Islam, ” yakni mempunyai jasa dalam Islam.
Hissan ibnu Sabit telah mengatakan:
Kami mempunyai jasa yang besar kepadamu dan kami berbeda dengan para pendahulu kami berkat ketaatan (kami) kepada Allah, sebagai jasa berikutnya.
Zur Rummah dalam salah satu bait syairnya mengatakan:
Kalian mempunyai jasa yang besar yang tidak dilupakan oleh semua orang, bahwa jasa itu sekalipun dari yang berkedudukan biasa, keharumannya dapat menutupi laut.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.”
Dengan kata lain, sekalipun Kami telah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri —yakni dari kaum mereka sendiri— untuk menyampaikan berita gembira dan memberi peringatan kepada mereka: orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus:2) Mubin artinya jelas dan nyata, padahal mereka adalah orang-orang yang dusta dalam hal tersebut.
Meskipun demikian, kebanyakan mereka berpaling, maka mereka tidak mengetahui, mereka heran, أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ أَنْ أَنْذِرِ النَّاسَ “bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, ‘Berilah peringatan kepada manusia,” terhadap azab Allah, takut-takutilah mereka dengan siksaNya dan ingatkanlah mereka dengan ayat-ayat Allah, وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا “dan gembirakanlah orang-orang beriman”, dengan iman yang benar, أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ “bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Rabb mereka.” Maksudnya mereka mempunyai balasan yang melimpah dan pahala yang tersimpan di sisi Allah karena amal-amal shalih yang benar yang mereka kerjakan dahulu.
Orang-orang kafir merasa heran terhadap orang agung ini dengan keheranan yang membuat mereka mengingkarinya. قَالَ الْكَافِرُونَ “Orang-orang kafir berkata,” yaitu tentangnya إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ “Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” Yakni dengan sihir yang jelas, tidak samar bagi siapa pun menurut mereka. Ini adalah kebodohan dan pengingkaran mereka. Mereka merasa heran terhadap suatu perkara yang tidak layak dianggap suatu keheranan dan keanehan. Padahal seharusnya yang dianggap suatu yang mengherankan itu justru kebodohan mereka terhadap kemaslahatan mereka, bagaimana (mungkin bisa terjadi) mereka tidak beriman kepada Rasulullah yang mulia yang diutus oleh Allah dari kalangan mereka sendiri. Mereka benar-benar mengenalnya, akan tetapi menentang dakwahnya dan berusaha membatalkan agamanya. Allah akan tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir membencinya.
Oleh karena itu, pantaskah manusia menjadi heran bahwa kami memberi wahyu, yakni memberi informasi dan tuntunan agama secara pasti, cepat, dan berbentuk rahasia, kepada seorang laki-laki di antara mereka, yakni nabi Muhammad yang dikenal sangat jujur sehingga mendapat gelar al-amin. Melalui wahyu tersebut kami perintahkan kepadanya: berilah peringatan kepada manusia bahwa hari pembalasan itu pasti datang dan orang yang jahat akan disiksa karena kejahatannya, dan gembirakanlah orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi, yakni kemuliaan di sisi tuhan kelak di akhirat. Setelah mendengar dan menyaksikan ayat-ayat Al-Qur’an yang disampaikan oleh nabi Muhammad ternyata sangat mempesona, maka orang-orang kafir berkata, orang ini, yakni nabi Muhammad, benar-benar pesihir yang nyata, dan yang dibawanya adalah sihir, sehingga membuat orang-orang terpesona dan mengikuti seruannya. Demikianlah sifat angkuh orang-orang yang tidak mau mengakui bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah. Kalau orang kafir merasa heran atas diturunkannya Al-Qur’an kepada nabi Muhammad, maka apakah mereka tidak merasa heran dengan penciptaan langit dan bumi serta segala isinya’ tuhan mahakuasa menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad, sebagaimana dia mahakuasa menciptakan langit dan bumi. Sesungguhnya tuhan kamu dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi yang terbentang luas, dalam enam masa untuk memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu perlu proses, melalui perencanaan yang matang dan dikerjakan secara maksimal. Jika Allah menghendaki, maka dia mahakuasa menciptakan keduanya dalam sekejap. Setelah sempurna masa penciptaan langit dan bumi, kemudian dia bersemayam di atas ‘arsy, singgasana untuk mengatur segala urusan makhluk-Nya. Tidak ada yang dapat memberi syafaat, yakni pertolongan pada hari kiamat untuk mendapat keringanan atau terbebas dari azab Allah kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, zat yang mahaagung, tuhanmu yang memelihara dan membimbingmu, maka sembahlah dia, karena hanya dia yang berhak disembah, jangan mempersekutukan dia dengan apa pun. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran dari kesempurnaan penciptaan langit dan bumi beserta isinya’ semuanya tunduk, patuh, dan bertasbih kepada Allah, tuhan pengatur segala urusan.
Yunus Ayat 2 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 2, Makna Yunus Ayat 2, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 2, Yunus Ayat 2 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 2
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)