{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 20.
وَيَقُولُونَ لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ ۖ فَقُلْ إِنَّمَا الْغَيْبُ لِلَّهِ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ ﴿٢٠﴾
wa yaqụlụna lau lā unzila ‘alaihi āyatum mir rabbih, fa qul innamal-gaibu lillāhi fantaẓirụ, innī ma’akum minal-muntaẓirīn
QS. Yunus [10] : 20
Dan mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu bukti (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sungguh, segala yang gaib itu hanya milik Allah; sebab itu tunggu (sajalah) olehmu. Ketahuilah aku juga menunggu bersama kamu.”
Orang-orang kafir yang keras kepala itu berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad suatu ilmu dan keterangan serta bukti nyata dari Rabb-nya yang kami ketahui bahwa itu adalah bukti dan kebenaran ucapannya?” Katakanlah (hai Muhammad) kepada mereka, “Tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah. apabila Dia menghendaki, Dia akan berbuat dan apabila tidak maka tidak akan berbuat. Maka tunggulah oleh kalian apa yang akan Allah putuskan antara kami dan kalian, yaitu dengan menyegerakan hukuman bagi orang yang berbuat kebatilan di antara kita dan menyelamatkan orang yang benar, dan Aku pun termasuk orang yang menunggu.”
Orang-orang kafir pendusta dan pengingkar itu mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad suatu mukjizat dari Tuhannya?” Mereka bermaksud seperti apa yang telah diberikan kepada kaum Samud —yaitu unta Nabi Saleh— atau Muhammad dapat mengubah Bukit Safa menjadi emas. atau menggeserkan dari mereka bukit-bukit Mekah dan menggantikannya dengan taman-taman dan sungai-sungai, atau hal lainnya yang semacam, yang Allah mampu melakukannya.
Akan tetapi, Allah Mahabijaksana dalam semua perbuatan dan ucapan-Nya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana. Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. (Al Furqaan:10-11)
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalang-halangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. (Al Israa’:59). hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Sesungguhnya sunnah-Ku (ketetapan-Ku) terhadap makhluk-Ku ialah apabila Aku berikan kepada mereka apa yang mereka minta itu, mendingan jika mereka beriman kepadanya, tetapi jika mereka tidak beriman kepadanya, niscaya Aku segerakan siksaan-Ku terhadap mereka.”
Karena itulah ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disuruh memilih antara memberikan kepada mereka apa yang mereka minta dengan syarat mereka harus beriman—jika tidak beriman, maka mereka akan diazab— dan antara menangguhkan mereka, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memilih penangguhan bagi mereka. Itulah sikap Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada umatnya, beliau sangat penyantun terhadap mereka. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan petunjuk kepada Nabi-Nya dalam menjawab permintaan mereka melalui firman-Nya:
Katakanlah, “Sesungguhnya yang gaib itu kepunyaan Allah.”
Dengan kata lain, semua perkara itu adalah kepunyaan Allah, Dia mengetahui akibat dari semua urusan.
…sebab itu tunggu (sajalah) oleh kalian, sesungguhnya aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu
Maksudnya, jika kalian tidak mau beriman sebelum kalian menyaksikan apa yang kalian minta, maka tunggulah keputusan Allah tentang aku dan kalian. Padahal mereka telah menyaksikan sebagian dari mukjizat-mukjizat yang diperlihatkan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada mereka, bahkan hal itu jauh lebih besar daripada apa yang mereka minta. Yaitu ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berada di hadapan mereka, lalu mengisyaratkan tangannya ke arah bulan di malam purnama, maka bulan itu terbelah menjadi dua, yang satu berada di belakang bukit, sedangkan yang lainnya berada di hadapan bukit. Hal ini lebih besar daripada semua mukjizat bumi yang pernah mereka minta dan yang tidak mereka minta. Seandainya Allah mengetahui bahwa mereka meminta hal tersebut dengan permintaan ingin mendapat hidayah dan bukti penguat, niscaya Dia mengabulkan permintaan mereka. Akan tetapi. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengetahui bahwa mereka meminta hanya semata-mata terdorong oleh keingkaran mereka dan ingin menguji. Karena itulah Allah membiarkan mereka dalam keraguannya. Dan Allah mengetahui bahwa tidak ada seorang pun dari mereka yang mau beriman, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan. (Yunus:96-97), hingga akhir ayat.
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. (Al An’am:111), hingga akhir ayat.
Juga karena di dalam diri mereka yang tidak mau beriman terdapat kesombongan yang tinggi, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu (pintu-pintu) langit. (Al Hijr:14), hingga akhir ayat berikutnya.
Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur. (Ath Thuur:44), hingga akhir ayat.
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” (Al An’am:7)
Orang-orang seperti itu permintaan mereka tidak usah dijawab (diperkenankan) karena tidak ada gunanya. Permintaan mereka hanya berdasarkan pada keingkaran dan pembangkangannya, karena kedurhakaan dan kerusakan yang ada dalam diri mereka sudah terlalu parah. Sebab itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
…sebab itu tunggu (sajalah) oleh kalian, sesungguhnya aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.
Tafsir Ayat:
وَيَقُولُونَ “Dan mereka berkata”, yakni orang-orang yang mendustakan lagi menentang, لَوْلا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ “mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Rabbnya?” Mereka memaksudkan ayat-ayat yang mereka usulkan seperti ucapan mereka,
لَوْلا أُنزلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرً
“Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malai-kat itu memberikan peringatan bersama-sama dengannya?” (QS. Al-Furqan: 7).
Dan perkataan mereka,
وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الأرْضِ يَنْبُوعًا
“Dan mereka berkata, ‘Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami’.” (QS. Al-Isra`: 90).
فَقُلْ “Maka katakanlah”, kepada mereka jika mereka menuntut ayat-ayat kepadamu, إِنَّمَا الْغَيْبُ لِلَّهِ “sesungguhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah.” Maksudnya, Dialah yang ilmuNya meliputi segala keadaan manusia, Dia mengatur mereka sesuai dengan tuntutan ilmuNya dan hikmahNya yang indah, tak seorang pun memiliki hak mengatur hukum, dalil, tujuan akhir dan penjelasan alasan hukum. فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ “Sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersamamu termasuk orang-orang yang menunggu.” Maksudnya, masing-masing menunggu apa yang akan diperoleh oleh kawannya, lihatlah siapa pemilik akibat (baik).
Setelah dijelaskan perselisihan yang terjadi diantara umat manusia, lalu kembali dijelaskan tentang tuntutan orang musyrik agar Allah memberikan mujizat yang kasat mata kepada nabi Muhammad. Dan mereka berkata, mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu bukti, yakni mukjizat dari tuhannya, yakni mukjizat yang dapat diindra’ padahal mujizat seperti yang mereka minta sesungguhnya telah diturunkan kepada para nabi sebelum nabi Muhammad, tetapi umat para nabi tersebut tetap ingkar. Katakanlah, wahai nabi Muhammad sungguh, segala yang gaib itu hanya milik Allah; sebab itu tunggu sajalah olehmu, apakah Allah akan mengabulkan permintaanmu atau tidak. Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Ketahuilah, sesungguhnya aku juga menunggu bersama kamu, apa keputusan Allah untuk kita semua. Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan sifat buruk orang musyrik lalu dalam ayat ini dijelaskan sifat dasar manusia pada umumnya. Dan apabila kami memberikan suatu rahmat, keselamatan kepada manusia yang durhaka, setelah mereka ditimpa bencana, baik pada diri, harta, keluarga, dan alam lingkungan mereka, maka mereka tidak bersyukur, bahkan mereka segera melakukan segala tipu daya menentang ayat-ayat kami. Katakanlah, Allah lebih cepat pembalasannya atas tipu daya itu. Sesungguhnya malaikat-malaikat kami mencatat tipu dayamu. Tidak ada sedikitpun perbuatan manusia yang terlewat dari pengawasan Allah dan kelak di akhirat dia akan memberikan balasan dengan seadil-adilnya.
Yunus Ayat 20 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 20, Makna Yunus Ayat 20, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 20, Yunus Ayat 20 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 20
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)