{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 24.
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٢٤﴾
innamā maṡalul-ḥayātid-dun-yā kamā`in anzalnāhu minas-samā`i fakhtalaṭa bihī nabātul-arḍi mimmā ya`kulun-nāsu wal-an’ām, ḥattā iżā akhażatil-arḍu zukhrufahā wazzayyanat wa ẓanna ahluhā annahum qādirụna ‘alaihā atāhā amrunā lailan au nahāran fa ja’alnāhā ḥaṣīdang ka`al lam tagna bil-ams, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy yatafakkarụn
QS. Yunus [10] : 24
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia yang kalian banggakan dengan harta dan kekayaan itu seperti hujan yang Kami turunkan dari langit ke bumi. Lalu tumbuhlah berbagai macam tumbuhan, yang bercampur sebagiannya dengan yang lain. Ada yang dimanfaatkan manusia dari hasil buah-buahan dan ada juga tetumbuhan yang dimakan binatang. Ketika telah sempurna keindahan bumi dengan tanamannya, dan penduduknya mengira bahwa mereka dapat memanen hasilnya dan memanfaatkannya, tiba-tiba datanglah ketentuan Kami dengan menghancurkan tumbuh-tumbuhan itu pada waktu siang dan malam. Jadilah tanaman dan pepohonan itu seakan sudah dipanen dan ditebang tanpa ada yang tersisa, seolah-olah tanaman itu tidak pernah ada sebelumnya di muka bumi. Demikianlah, kerusakan itu datang terhadap harta benda duniawi yang kalian banggakan, maka Allah menjadikannya fana dan membinasakannya. Sebagaimana Kami telah menjelaskan kepada kalian (wahai manusia) perumpamaan dunia ini dan Kami beritahukan akan hakikatnya. Demikian jelaslah tanda-tanda kekuasaan Kami bagi orang-orang yang memikirkan ayat-ayat Allah dan merenungkan apa yang bermanfaat bagi mereka di dunia dan di akhirat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membuat perumpamaan tentang bunga kehidupan dunia dan perhiasannya serta kefanaannya yang cepat dengan tumbuh-tumbuhan yang dikeluarkan oleh Allah dari tanah melalui air hujan yang diturunkan dari langit. Tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka ragam macam dan jenisnya itu ada yang dimakan oleh manusia, ada pula yang dimakan oleh binatang ternak, seperti rumput, ilalang, dan lain sebagainya.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya.
Yakni perhiasannya yang fana telah sempurna.
…dan memakai (pula) perhiasannya.
Sehingga semua yang dikeluarkannya tampak indah dihiasi dengan bunga-bungaan yang aneka ragam warna dan bentuknya.
…dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya
Maksudnya, mampu menuai dan memetik hasilnya. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datanglah sa’iqah atau angin kencang yang sangat dingin sehingga dedaunannya menjadi kering dan buahnya membusuk. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:
…tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang hari, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit.
Yakni menjadi kering, sebelumnya segar lagi hijau.
…seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Yaitu seakan-akan tidak pernah tumbuh sebelum itu.
Menurut Qatadah, seakan-akan belum pernah tumbuh dengan segar. Demikianlah keadaan semua urusan sesudah kehancurannya, maka akan kelihatan seakan-akan belum pernah ada.
Di dalam sebuah hadis disebutkan seperti berikut:
(Kelak di hari kiamat) didatangkan seorang penghuni dunia yang paling senang, lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sekali celup, kemudian dikatakan kepadanya, “Apakah kamu pernah mengalami suatu kebaikan? Dan apakah kamu pernah mengalami suatu kesenangan?” Maka ia menjawab, “Tidak.” Lalu didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, kemudian ia dimasukkan ke dalam kehidupan yang penuh dengan kenikmatan (surga) sekali masuk. Sesudah itu dikatakan kepadanya, “Apakah kamu pernah mengalami suatu kesengsaraan?” Maka dia menjawab, “Tidak.”
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman menceritakan tentang orang-orang yang binasa:
lalu mereka mati bergelimpangan di dalam rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. (Huud:67-68)
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami).
Maksudnya, begitulah caranya Kami menjelaskan bukti-bukti dan dalil-dalil:
…kepada orang-orang yang berpikir.
agar mereka mengambil pelajaran dari perumpamaan ini yang menunjukkan akan lenyapnya dunia dari pemiliknya dengan cepat, tetapi mereka teperdaya olehnya, merasa yakin dan pasti bahwa diri mereka pasti dapat memetik hasilnya pada waktunya, tetapi akhirnya dunia luput dari mereka. Karena sesungguhnya watak dunia itu selalu lari dari orang yang memburunya dan selalu memburu orang yang menghindarinya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah membuat perumpamaan dunia dengan tumbuh-tumbuhan dalam berbagai ayat dari Kitab-Nya. Di dalam surat Al-Kahfi, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al Kahfi:45)
Demikian pula yang terdapat di dalam surat Az-Zumar dan Al-Hadid, Allah membuat perumpamaan untuk kehidupan dunia dengan hal tersebut.
Tafsir Ayat:
Ini adalah perumpamaan yang merupakan salah satu perumpamaan yang terbaik, pas dengan keadaan dunia, karena kenikmatan, syahwat, kedudukannya dan lain-lain menjadi indah –jika ia menjadi indah dalam waktu singkat-, jika ia telah lengkap dan sempurna maka ia terkikis dan terlepas dari pemiliknya atau pemiliknya terlepas darinya, maka kedua tangannya hampa, hatinya penuh dengan kecemasan, kesedihan dan penyesalan karenanya, hal itu seperti مَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأرْضِ “air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu karena air itu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur.” Maksudnya, tumbuh padanya dari segala jenis dan pasangan yang indah. مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ “Di antaranya ada yang dimakan manusia”, seperti biji-bijian dan buah-buahan, وَ “dan” apa yang dimakan oleh الأنْعَامُ “binatang ternak.” Seperti rerumputan dan daun-daunan yang beraneka ragam. حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ الأرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ “Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya.” Maksudnya, indah pemandangannya, ia berhias dengan daun-daunnya maka ia menjadi kebahagiaan bagi orang-orang yang memandang, ketenangan bagi orang yang membuang penat dan tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang merenungkan. Kamu pun melihat pemandangan yang unik, hijau, kuning putih dan lain-lain. وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا “Dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya.” Maksudnya, mereka ingin itu berlangsung terus menerus karena memang itulah yang mereka cari dan inginkan, akan tetapi manakala mereka dalam kondisi tersebut, datanglah keputusan Allah, أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالأمْسِ “di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.” Maksudnya, seolah-olah tak pernah ada. Ini adalah keadaan dunia, sama persis. كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ “Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami).” Maksudnya, Kami menerangkannya dengan mendekatkan makna-maknanya kepada akal dengan membuat perumpamaan لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون “kepada orang-orang yang berpikir”, memakai akal mereka untuk yang bermanfaat bagi mereka. Adapun orang yang lalai dan berpaling, maka tanda-tanda kebesaran Allah tidak berguna baginya, keterangan tidak mengikis keraguannya.
Manakala Allah menyebutkan keadaan dunia dan hasil dari kenikmatannya, maka Dia menanamkan kecintaan manusia kepada alam akhirat yang kekal.
Setelah dijelaskan bahwa kenikmatan yang diperoleh bagi orangorang musyrik hanyalah kenikmatan duniawi, lalu diingatkan bahwa sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi yang kamu dambakan sampai melupakan kehidupan akhirat itu akan cepat sirna, hanya seperti air hujan yang kami turunkan dari langit, kemudian meresap ke dalam bumi, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur karena air itu, di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya karena tanamannya telah tumbuh warna-warni dengan sangat rindang, dan berhias indah dengan gunung-gunung dan lembah-lembahnya telah menghijau dengan beragam tanam-tanamannya, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, yakni memetik hasilnya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami berupa bencana atau hama pada waktu malam atau siang, lalu kami jadikan tanamannya seperti tanaman yang sudah disabit, yakni telah dipanen, bahkan kedahsyatan azab tersebut mengesankan seakan-akan belum pernah tumbuh tanaman kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kami kepada orang yang berpikir yang mau mengambil pelajaran dari azab yang telah ditimpakan kepada orangorang yang durhaka. Agar manusia tidak tertipu dengan kehidupan dunia yang fana, lalu Allah memberikan tuntunan menuju jalan yang benar dan penuh kedamaian. Dan Allah menyeru manusia ke da’rus-sala’m, yakni surga, dan memberikan petunjuk kepada orang yang dia kehendaki ke jalan yang lurus, yakni islam. Petunjuk Allah diberikan kepada siapa saja yang mau menerimanya.
Yunus Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 24, Makna Yunus Ayat 24, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 24, Yunus Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 24
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)