{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 26.
۞ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ ۚ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٢٦﴾
lillażīna aḥsanul-ḥusnā wa ziyādah, wa lā yar-haqu wujụhahum qataruw wa lā żillah, ulā`ika aṣ-ḥābul-jannati hum fīhā khālidụn
QS. Yunus [10] : 26
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
Telah disediakan surga bagi orang-orang mukmin yang beribadah dengan baik kepada Allah dan menaati apa yang diperintahkan dan dilarang. Sebagai tambahannya adalah melihat Allah di surga, mendapat ampunan dan keridhaan-Nya, serta wajah mereka tidak tertutupi debu ataupun kehinaan, sebagaimana yang dalami para penghuni neraka. Mereka yang memiliki sifat-sifat seperti inilah para penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan pahala bagi orang yang berbuat baik dalam amalnya selama di dunia ini, yaitu beriman dan beramal saleh, bahwa mereka mendapat balasan yang baik di negeri akhirat nanti. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar Rahmaan:60)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan tambahannya.
Maksudnya, pahala amal yang baik itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat kebaikan sampai dengan tujuh ratus kali lipat, bahkan lebih dari itu. Balasan kebaikan itu mencakup semua kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada ahli surga di dalam surga, berupa gedung-gedung, bidadari-bidadari yang bermata jeli, rida Allah kepada mereka, dan apa yang disimpan oleh Allah buat mereka berupa hal-hal yang menyejukkan hati dan pandangan mata. Dan yang paling utama di antara semua nikmat surgawi itu ialah memandang kepada Zat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Yang Mahamulia. Sesungguhnya nikmat ini jauh lebih besar daripada semua yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka, mereka sebenarnya tidak berhak mendapatkannya karena amal perbuatan mereka, melainkan berkat kemurahan dan rahmat dari Allah semata.
Sehubungan dengan tafsir makna ayat ini yang diinterpretasikan dengan pengertian memandang Zat Allah Yang Mahamulia, telah diriwayatkan dari Abu Bakar As-Siddiq, Huzaifah ibnul Yaman, Abdullah ibnu Abbas, Sa’id ibnul Musayyab, Abdur Rahman ibnu Abu Laila, Abdur Rahman ibnu Basit, Mujahid, Ikrimah, Amir ibnu Sa’d, Ata, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf dan Khalaf.
Sehubungan dengan hal ini, banyak hadis yang diriwayatkan dari Nabi Saw yang menerangkannya, antara lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Sabit Al-Bannani, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Suhaib r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus:26) Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Apabila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka ada suara yang menyerukan, “Hai ahli surga, sesungguhnya Allah telah menjanjikan suatu janji kepada kalian, sekarang Dia hendak menunaikannya kepada kalian. Mereka berkata, “Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan amal kami, bukankah Allah telah membuat wajah kami menjadi putih dan memasukkan kami ke dalam surga serta menyelamatkan kami dari neraka?” Dilanjutkan bahwa lalu Allah membuka hijab-Nya bagi mereka, maka mereka dapat memandang kepada Allah. Demi Allah, Allah belum pernah memberikan suatu nikmat yang lebih mereka sukai daripada memandang Dzat-Nya, dan tidak (pula) lebih menyenangkan mata (hati) mereka (selain dari memandang kepada Dzat Allah).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sejumlah orang dari kalangan para imam melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dan telah menceritakan kepadaku Syabib, dari Aban, dari Abu Tamimah Al-Hijaimi, bahwa ia pernah mendengar Abu Musa Al-Asy’ari menceritakan hadis berikut dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: Sesungguhnya Allah pada hari kiamat nanti memerintahkan juru penyeru untuk menyerukan, “Hai penduduk surga —dengan suara yang dapat didengar oleh mereka semua dari awal hingga akhirnya—, sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian pahala yang terbaik dan tambahannya. Pahala yang terbaik adalah surga, sedangkan tambahannya ialah memandang kepada Dzat Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya pula melalui hadis Abu Bakar Al-Huzali, dari Abu Tamimah Al-Hujaimi, dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Mukhtar, dari Ibnu Juraij, dari Ata, dari Ka’b ibnu Ujrah. dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sehubungan dengan firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus:26) Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: (Tambahannya ialah) memandang kepada Zat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdur Rahim, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abu Salamah, bahwa ia pernah mendengar Zahir mengatakan dari orang yang mendengarnya dari Abul Aliyah, telah menceritakan kepada kami Ubay ibnu Ka’b, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengenai firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikut: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (Yunus:26) Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Pahala yang terbaik adalah surga, sedangkan tambahannya ialah memandang kepada Zat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui hadis Zuhair dengan sanad yang sama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam.
Yakni kegelapan dan kehitaman di Padang Mahsyar, seperti yang dialami oleh orang-orang kafir lagi pendurhaka, maka wajah mereka hitam lagi kotor oleh debu yang hitam.
…dan tidak (pula) kehinaan.
Maksudnya, kehinaan dan diremehkan. Dengan kata lain, keadaan mereka —baik lahir maupun batinnya— tidak terkena kehinaan, bahkan keadaan mereka adalah seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. (Al Insaan:11)
Yaitu kesegaran dalam wajah mereka dan kegembiraan dalam kalbu mereka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka berkat kemurahan dan rahmat-Nya, amin.
Manakala Dia mengajak kepada Darussalam maka seakan-akan jiwa itu berhasrat kepada amal perbuatan yang mengantarkan kepada surga, maka Dia menyampaikannya dengan Firman-Nya, لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ “Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” Maksudnya, orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah hendaklah beribadah kepadaNya dengan pijakan muraqabah (merasa diawasi), dan ketulusan dalam beribadah, serta melaksanakan apa yang dia mampu darinya. Mereka juga berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dengan apa yang mereka mampu, berupa perbuatan baik yang bersifat perkataan, dan perbuatan: memberikan kebaikan materi, kebaikan jasmani, amar ma’ruf, nahi mungkar, mengajar orang-orang bodoh, memberi nasihat kepada orang-orang yang berpaling dan kebaikan-kebaikan yang lain. Orang-orang yang berbuat baik itulah yang mendapatkan kebaikan yaitu Surga yang sempurna kebaikannya dan sebuah tambahan yaitu melihat Wajah Allah yang mulia, mendengar FirmanNya, meraih ridhaNya, berbahagia dengan kedekatan kepadaNya. Dengan ini terwujudlah harapan tertinggi yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap dan sesuatu yang dimohon oleh orang-orang yang memohon.
Kemudian Dia menyebutkan lenyapnya ketakutan mereka, Dia berfirman, وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ “Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan.” Maksudnya, mereka tidak ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan dari segi apa pun, karena jika sesuatu yang tidak diinginkan menimpa manusia, maka hal itu akan terbaca di wajahnya, ia akan kusut dan suram. Adapun mereka (yang beramal shalih), maka Allah berfirman tentang mereka,
تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيم
“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Muthaffifin: 24).
Mereka itu adalah penduduk surga yang tinggal kekal di dalamnya, tidak berpindah, tidak lenyap dan tidak akan berubah.
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik, yaitu surga, dan tambahannya, yakni kenikmatan melihat Allah (lihat: surah al-qiya’mah/75: 22-23). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam akibat kesedihan dan tidak pula dalam kehinaan, tetapi muka mereka berseri-seri ekspresi kegembiraan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Adapun orang-orang yang berbuat kejahatan akan mendapat balasan kejahatan yang setimpal dengan yang telah mereka kerjakan dan mereka diselubungi kehinaan akibat dari kejahatan tersebut. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun yang menyelamatkan mereka dari azab Allah, seakan-akan wajah mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita, yakni suram dan muram ekspresi dari penyesalan dan kesedihan yang mendalam. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Yunus Ayat 26 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 26, Makna Yunus Ayat 26, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 26, Yunus Ayat 26 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 26
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)