{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 74.
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ ۚ كَذَٰلِكَ نَطْبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ ﴿٧٤﴾
ṡumma ba’aṡnā mim ba’dihī rusulan ilā qaumihim fa jā`ụhum bil-bayyināti fa mā kānụ liyu`minụ bimā każżabụ bihī ming qabl, każālika naṭba’u ‘alā qulụbil-mu’tadīn
QS. Yunus [10] : 74
Kemudian setelahnya (Nuh), Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan yang jelas, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas.
Sesudah Nuh, Kami utus para Rasul kepada kaum mereka masing-masing (seperti Nabi Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Syuaib dan selain mereka). Setiap rasul itu mendatangi kaumnya dengan membawa mukjizat yang menunjukkan risalah kenabiannya dan kebenaran apa yang dibawanya. Akan tetapi, mereka tidak mempercayai dan mengingkarinya sebagaimana yang diperbuat oleh umat Nabi Nuh dan umat-umat terdahulu. Hati mereka dikunci, sebagaimana dikuncinya hati hati umat-umat terdahulu sehingga mereka tidak beriman. Juga hati umat-umat sesudahnya yang menyerupai mereka, yaitu mereka yang melampaui batasan-batasan Allah dan menyelisihi seruan rasul-rasul mereka untuk menaati-Nya, sebagai hukuman atas dosa yang mereka perbuat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. (Yunus:74) Maksudnya: Sesudah Nuh, datanglah para rasul dengan membawa hujah-hujah, dalil-dalil, dan keterangan-keterangan yang membenarkan apa yang disampaikan oleh para rasul itu kepada mereka.
…tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya.
Yakni umat-umat itu tidaklah mau beriman kepada apa yang disampaikan kepada mereka oleh rasul-rasul-Nya, karena mereka sudah terbiasa mendustakan para rasul sejak para rasul diutus kepada mereka pada pertama kalinya. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka (Al An’am:110), hingga akhir ayat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.
Sebagaimana Allah mengunci mati hati mereka sehingga mereka tidak beriman karena kedustaan mereka itu. demikian pula Allah mengunci mati hati orang-orang yang serupa dengan mereka sesudah mereka tiada. Hati orang-orang yang serupa dengan mereka terkunci mati, yang karenanya mereka tidak mau beriman sehingga mereka menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri siksaan yang sangat pedih.
Makna yang dimaksud ialah Allah telah membinasakan umat-umat yang mendustakan rasul-rasul-Nya dan menyelamatkan orang-orang yang beriman kepada para rasul. Yang demikian itu terjadi pada masa sesudah Nabi Nuh a.s., karena sesungguhnya manusia itu sebelum Nuh a.s. dari mulai masa Nabi Adam a.s. berada dalam agama Islam hingga manusia memulai penyembahan kepada berhala-berhala. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutus Nabi Nuh a.s. kepada mereka. Karena itulah di hari kiamat kelak orang-orang mukmin akan berkata kepada Nabi Nuh a.s., “Engkau adalah rasul Allah yang pertama untuk penduduk bumi.”
Ibnu Abbas mengatakan bahwa jarak masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah sepuluh generasi, semuanya memeluk agama Islam.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. (Al Israa’:17)
Di dalam ayat ini terkandung makna peringatan yang besar bagi orang-orang musyrik Arab yang mendustakan penghulu para rasul dan penutup para nabi dan para rasul, yaitu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dengan kata lain, apabila orang-orang yang mendustakan rasul-rasul Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah tertimpa azab dan pembalasan seperti yang telah disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam Kitab-Nya itu. maka apakah yang diduga oleh orang-orang musyrik Arab sehingga mereka berani melakukan hal yang lebih berat daripada para pendusta rasul di masa silam?
Tafsir Ayat:
Maksudnya, kemudian Kami mengutus sesudah Nuh ‘alaihissalam رُسُلًا إِلَى قَوْمِهِمْ “beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing)”, yang mendustakan (ajaran Nuh), kemudian rasul-rasul itu menyeru kepada hidayah dan memperingatkan sebab-sebab kebinasaan. فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ “Maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata.” Maksudnya semua Nabi menopang dakwahnya dengan ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran sesuatu yang didakwahkannya, فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ “tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya.” Maksudnya, bahwa Allah menghukum mereka di mana mereka didatangi oleh seorang rasul tetapi mereka segera menyambutnya dengan pendustaan, Allah mengunci hati mereka dan menghalangi keimanan setelah sebelumnya mereka masih mungkin mendapatkannya, sebagaimana Firman Allah,
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ
“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur`an) pada permulaannya.” (QS. Al-An’am: 110).
Oleh karena itu, Allah berfirman di sini كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ “Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.” Maksudnya, Kami menutupnya dengan rapat sehingga tidak ada kebaikan yang sampai kepadanya. Allah tidak menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka dengan menolak dan mendustakan kebenaran yang datang kepada mereka pertama kali.
Kemudian setelahnya yakni nabi nuh, kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka masing-masing, seperti nabi hud, saleh, ibrahim, lut, dan syuaib, maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan yang jelas, agar mereka beriman kepada Allah, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu, yakni sebelum datangnya keterangan yang nyata, telah biasa mendustakannya. Demikianlah kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas, karena mereka telah memilih tidak mau menerima kebenaran. Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan kisah nabi nuh dan para rasul terdahulu, lalu dalam ayat ini dijelaskan kisah nabi musa. Kemudian setelah mereka, yakni para rasul terdahulu, kami utus musa dan harun kepada fir’aun dan para pemuka kaumnya, dengan membawa tandatanda kebesaran dan kekuasaan kami. Ternyata mereka menyombongkan diri, yakni mendustakan dan enggan menerima kebenaran, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
Yunus Ayat 74 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 74, Makna Yunus Ayat 74, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 74, Yunus Ayat 74 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 74
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)