{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 78.
قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ ﴿٧٨﴾
qālū a ji`tanā litalfitanā ‘ammā wajadnā ‘alaihi ābā`anā wa takụna lakumal-kibriyā`u fil-arḍ, wa mā naḥnu lakumā bimu`minīn
QS. Yunus [10] : 78
Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa (kepercayaan) yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya (menyembah berhala), dan agar kamu berdua mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua.”
Fir’aun dan pengikutnya berkata kepada Musa, “Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari beribadah kepada selain Allah, sebagaimana yang telah dikerjakan nenek moyang kami. Dan agar kalian berdua (Musa dan Harun) memiliki keagungan dan kemuliaan di bumi ini (Mesir)? Kami tidak akan mempercayai kalian berdua bahwa kalian adalah Rasul yang diutus kepada kami agar kami menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya.
Maksudnya adalah agama yang mereka peluk di masa lalu.
…dan supaya kamu berdua.
Yakni bagi kamu dan Harun.
…kekuasaan.
Artinya, kebesaran dan kepemimpinan.
Di muka bumi kami tidak akan mempercayai kamu berdua.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sering kali menyebutkan kisah Musa a.s. bersama Fir’aun dalam Kitab-Nya yang mulia, karena sesungguhnya di dalamnya terkandung kisah yang paling menakjubkan. Sesungguhnya pada mulanya Fir’aun berlaku sangat hati-hati dan waspada terhadap kelahiran Musa. Lalu takdir Allah menundukkannya, sehingga Fir’aun sendiri —tanpa sepengetahuannya— justru yang memelihara orang yang diwaspadainya ini di dalam istananya, satu kamar dengannya, serta satu meja makan, karena menganggapnya sebagai anaknya sendiri.
Kemudian Musa tumbuh besar dan Allah membuatkan baginya suatu penyebab yang menjadi lantaran bagi pengusirannya dari istana Fir’aun dan para pemuka kaumnya. Lalu Allah memberinya kenabian dan kerasulan serta dapat berbicara langsung dengan-Nya.
Nabi Musa diutus oleh Allah kepada Fir’aun untuk menyerunya agar menyembah Allah dan kembali kepada-Nya. Saat itu Fir’aun berada dalam puncak kejayaannya dengan segala kebesaran dan pengaruh yang dimilikinya.
Nabi Musa a.s. datang kepadanya dengan membawa risalah dari Allah dan tiada yang membantunya kecuali hanya saudara kandungnya, Yaitu Nabi Harun a.s. Tetapi Fir’aun membangkang, angkuh serta egois, emosi dan kecongkakannya makin menjadi-jadi. Bahkan dia mengaku-ngaku hal yang tidak pantas bagi dirinya, berani berbuat kurang ajar terhadap Allah, serta menghina dan menganiaya golongan orang-orang yang beriman dari kalangan kaum Bani Israil.
Akan tetapi. Allah memelihara Rasul-Nya (yaitu Nabi Musa) dan Nabi Harun serta meliputi keduanya dengan pertolongan-Nya dan menjaganya dengan mata kekuasaan-Nya yang tidak pernah tidur.
Hujah, perdebatan, dan mukjizat-mukjizat ditegakkan di tangan Nabi Musa. dan Allah menampakkannya melalui Nabi Musa secara berangsur-angsur dan berturut-turut, sehingga membuat akal kebingungan dan hati merasa kagum dengannya. Di hadapan mukjizat-mukjizat itu tiada suatu daya upaya pun yang dapat menghadapinya. Hal seperti itu tidak lain kecuali datang dari orang yang dikuatkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Setiap kali mukjizat muncul, disusul dengan mukjizat lainnya yang lebih mengagumkan.
Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka suatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar daripada mukjizat-mukjizat sebelumnya. (Az Zukhruf:48)
Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya —semoga Allah melaknat mereka— tetap bersikeras mendustakan semua mukjizat itu, mengingkarinya dan menyombongkan diri terhadapnya, sehingga pada akhirnya Allah menimpakan azabnya kepada mereka dengan azab yang tidak dapat dihindari, yaitu Allah menenggelamkan mereka semuanya dalam sekejap.
Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai keakar-akamya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Al An’am:45)
Tafsir Ayat:
قَالُوا “Mereka berkata”, kepada Musa, sebagai bentuk penolakan ucapannya dengan apa yang mana dia tidak mampu untuk menolaknya. أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya.” Maksudnya, apakah kamu datang kepada kami untuk menghalangi kami dari syirik dan ibadah kepada selain Allah yang kami dapati turun temurun dari nenek moyang kami dan memerintahkan kami agar menyembah Allah semata tanpa sekutu bagiNya. Mereka menjadikan ucapan nenek moyang mereka yang sesat sebagai hujjah yang dengannya mereka menolak kebenaran yang dibawa oleh Musa ‘alaihissalam.
Dan FirmanNya, وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ “Dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi?” Maksudnya, kamu datang kepada kami agar kamu menjadi pemimpin dan mengusir kami dari tanah air kami? Ini adalah tipuan dari mereka, promosi terhadap kebodohan mereka dan provokasi kepada orang awam agar memusuhi Musa dan tidak beriman kepadanya. Ini tidak dijadikan sebagai hujjah oleh orang yang mengetahui hakikat dan mampu membedakan perkara-perkara, karena hujjah tidak ditolak kecuali dengan hujjah dan bukti.
Adapun orang yang hadir membawa kebenaran lalu kebenarannya ditolak dengan ucapan yang seperti ini maka itu menunjukkan kelemahan orang yang menghadirkannya untuk mendatangkan argumen yang bisa menolak pendapat lawan dialognya, karena seandainya dia mempunyai hujjah, niscaya dia menurunkannya dan tidak mengucapkan, “Tujuanmu adalah begini-begini, atau targetmu adalah ini dan ini.” Sama saja dia jujur atau dusta dalam ucapannya dan pemberitaannya tentang maksud lawannya, padahal setiap orang yang mengetahui keadaan Musa dan ajaran yang didakwah-kannya, niscaya dia akan mengetahui bahwa dia sama sekali tidak memiliki tujuan berkuasa di muka bumi, tujuan Musa sama dengan tujuan para rasul yang lain: memberi petunjuk dan membimbing manusia kepada apa yang bermanfaat bagi mereka. Akan tetapi perkara sebenarnya adalah apa yang mereka ungkapkan sendiri dengan ucapannya, وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ “Kami tidak akan mempercayai kamu berdua.” Sebagai bentuk pengingkaran dan kesombongan bukan karena kebatilan apa yang dibawa oleh Musa dan Harun, tidak pula karena kerancuan padanya dan tidak pula karena makna-makna lainnya kecuali karena kezhaliman, permusuhan dan kekuasaan yang mereka tuduhkan kepada Musa dan Harun.
Setelah firaun dan kaumnya mendengar jawaban nabi musa, lalu mereka berkata, apakah engkau, wahai musa, datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, yakni menyembah berhala, dan agar kamu berdua mempunyai kekuasaan di bumi, yakni di negeri mesir’ kami tidak akan mempercayai kamu berdua. Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan penolakan firaun dan kaumnya terhadap dakwah nabi musa, lalu pada ayat ini dijelaskan tentang langkah yang diambil oleh firaun untuk menantang nabi musa dan fir’aun berkata kepada pemuka kaumnya, datangkanlah kepadaku semua penyihir yang ulung untuk melawan musa!
Yunus Ayat 78 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 78, Makna Yunus Ayat 78, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 78, Yunus Ayat 78 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 78
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)