{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 90.
۞ وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٩٠﴾
wa jāwaznā bibanī isrā`īlal-baḥra fa atba’ahum fir’aunu wa junụduhụ bagyaw wa ‘adwā, ḥattā iżā adrakahul-garaqu qāla āmantu annahụ lā ilāha illallażī āmanat bihī banū isrā`īla wa ana minal-muslimīn
QS. Yunus [10] : 90
Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri).”
Dan Kami membelah lautan agar Bani Israil dapat melintasinya, kemudian Fir’aun dan bala tentaranya mengikuti dengan tujuan menganiaya dan menindas mereka. Fir’aun dan tentaranya masuk ke dalam laut di belakang mereka. Saat hampir tenggelam, Fir’aun berkata, “Saya percaya bahwa tidak ada ilah melainkan ilah yang dipercayai oleh Bani Israil dan saya termasuk orang yang mengesakan-Nya, lagi berserah diri kepada-Nya dengan tunduk dan taat.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang penenggelaman Fir’aun bersama bala tentaranya. Sesungguhnya orang-orang Bani Israil ketika pergi meninggalkan negeri Mesir mengiringi Nabi Musa a.s.. jumlah mereka —menurut suatu pendapat— ada enam ratus ribu orang selain keluarga mereka. Sebelum itu mereka pernah meminjam dari orang-orang Qibti (Egypt) banyak perhiasan emas yang belum sempat mereka kembalikan kepada para pemiliknya, akhirnya perhiasan itu dibawa oleh mereka.
Mendengar berita kepergian mereka, kemarahan Fir’aun semakin menjadi-jadi terhadap kaum Bani Israil. Maka ia mengirimkan banyak utusannya untuk mengumpulkan bala tentaranya dari berbagai kota besar yang berada di bawah kekuasaannya. Lalu ia menaiki kendaraannya dan pergi mengejar kaum Bani Israil, diikuti oleh pasukan yang sangat besar jumlahnya, sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى terhadap mereka. Tidak ada seorang pun yang tertinggal dari Fir’aun, termasuk kalangan orang-orang yang mempunyai pengaruh dan kekuasaan di berbagai wilayah kerajaannya.
Fir’aun bersama bala tentaranya akhirnya berhasil mengejar kaum Bani Israil di waktu matahari terbit. Disebutkan oleh firman-Nya:
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (Asy-Syuara: 61)
Demikian itu terjadi setelah kaum Bani Israil sampai di tepi laut. sedangkan Fir’aun dan pasukannya berada di belakang mereka, dan tiada jalan lain bagi kedua belah pihak melainkan hanya berperang.
Pengikut-pengikut Nabi Musa a.s. mendesaknya untuk mencari jalan selamat dari kejaran mereka. Maka Nabi Musa a.s. menjawab bahwa ia diperintahkan oleh Allah untuk menempuh jalan itu.
Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku. (Asy Syu’ara:62)
Bilamana dalam keadaan terjepit, maka jalan keluar menjadi luas. Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk memukul laut yang ada di hadapannya dengan tongkatnya. Maka Musa memukul laut itu dengan tongkatnya, dan laut itu pun terbelah. Tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar, semuanya ada dua belas belahan, sehingga tiap-tiap sibt (kabilah) Bani Israil menempuh satu jalan darinya. Dan Allah memerintahkan kepada angin untuk bertiup sehingga mengeringkan tanahnya.
maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah takut akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam). (Thaahaa:77)
Sepanjang jalan air itu berlubang seperti jendela agar masing-masing kaum dapat melihat kaum lainnya dan agar mereka jangan menduga bahwa teman mereka binasa. Akhirnya kaum Bani Israil dapat melewati laut itu dengan selamat.
Setelah mereka sampai di tepi yang lainnya tanpa ada yang ketinggalan, maka Fir’aun dan bala tentaranya baru sampai ke tepi laut dari arah yang berlawanan. Saat itu Fir’aun bersama seratus ribu pasukan berkuda dan pasukan lainnya yang beraneka ragam.
Ketika melihat laut terbelah, ia merasa ngeri dan surut serta berniat akan kembali bersama pasukannya. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi, tiada jalan untuk menghindar dari takdir yang telah dipastikan. Doa Nabi Musa telah diperkenankan, akhirnya datanglah Malaikat Jibril a.s. seraya menunggang kudanya yang menarik, lalu kuda Malaikat Jibril lewat di dekat (di samping) kuda Fir’aun dan merayunya. Kemudian Malaikat Jibril langsung masuk ke jalan laut itu, maka semua kuda yang ada di belakangnya ikut memasuki laut itu menyusulnya.
Fir’aun tidak dapat berbuat apa-apa, maka ia memberikan semangat kepada pembesar-pembesar kaumnya, “Bani Israil bukanlah orang-orang yang lebih berhak untuk menempuh laut ini daripada kita.” Maka semuanya masuk ke dalam laut, dan Malaikat Mikail berada di belakang mereka menggiring semuanya tanpa ada seorang pun yang dibiarkannya melainkan ikut menyusul teman-temannya.
Setelah semua pasukan berada di dalam laut tanpa ada yang ketinggalan, dan yang terdepan dari seluruh rombongan mereka hampir sampai di tepi laut yang lainnya, maka Allah Yang Mahakuasa memerintahkan kepada laut agar menutup dan menelan mereka. Maka laut menelan mereka semuanya tanpa ada seorang pun dari mereka yang selamat. Ombak laut mengombang-ambingkan mereka, mencampakkan dan membantingnya, menelan Fir’aun dan mengungkungnya sehingga Fir’aun menghadapi sakaratul maut. Maka pada saat itu juga Fir’aun berkata, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Yunus:90)
Fir’aun baru beriman di saat iman tiada manfaatnya lagi baginya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, “Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami mempersekutukan(nya) dengan Allah.” Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. (Al-Mu’min: 84-85)
Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam menjawab Fir’aun yang telah mengatakan kata-kata tersebut, yaitu:
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu.
Tafsir Ayat:
Allah memerintahkan Musa agar membawa Bani Israil pergi di waktu malam. Allah mengabarkan bahwa mereka akan mengikutinya. Fir’aun membuat pengumuman di seluruh penjuru negeri bahwa mereka itu –Musa dan kaumnya– hanyalah segelintir orang pinggiran. Mereka marah kepada kami dan kita mewaspadai mereka. Fir’aun mengumpulkan bala tentaranya dari atasan sampai bawahan. Dia dengan bala tentaranya mengejar Bani Israil dengan kesombongan dan permusuhan, mereka hendak menangkap Musa dan membuat kerusakan di bumi. Jika kekejian telah memuncak dan dosa telah menguat maka tunggulah azab dari Allah. وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut.” Hal itu karena Allah mewahyukan kepada Musa tatkala dia sampai di laut agar memukul laut dengan tongkatnya. Musa memukulnya, maka terbelahlah dua belas jalan, Bani Israil melaluinya, Fir’aun terus menguntit dengan bala tentaranya di belakangnya. Ketika Musa dan kaumnya telah sampai di daratan ujung sedangkan Fir’aun dengan bala tentaranya masih di tengah laut, maka Allah memerintahkan kepada laut untuk menelan Fir’aun dan bala tentaranya, maka ia pun memakan Fir’aun dan bala tentaranya. Mereka tenggelam dengan dilihat oleh Bani Israil. Manakala Fir’aun tenggelam dan dia yakin akan mati, قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ “berkatalah dia, ‘Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan (Rabb) yang dipercayai oleh Bani Israil’.” Yaitu Allah Rabb Yang Mahabenar, yang tiada Rabb melainkan Dia, وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ “dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” Yakni tunduk kepada agama Allah dan ajaran yang dibawa Musa.
Ayat ini menjelaskan azab yang akan menimpa firaun dan pengikutnya. Dan kami selamatkan bani israil melintasi laut, yakni laut merah, kemudian fir’aun dan bala tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas mereka. Sehingga ketika fir’aun hampir mati tenggelam, karena air hampir menenggelamkannya, dia berkata, aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan tuhan yang dipercayai oleh bani israil, dan aku termasuk orang-orang muslim, berserah diri, tunduk dan patuh. Mendengar pernyataan firaun bahwa dia beriman dan menyerahkan diri ketika ajal akan menghampirinya, lalu dijawab dalam ayat ini dengan pernyataan keras, mengapa baru sekarang kamu beriman, padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, ketika nabi musa mengajakmu beriman kepada Allah, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dengan kezaliman dan kekufuran, bahkan mengaku sebagai tuhan.
Yunus Ayat 90 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 90, Makna Yunus Ayat 90, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 90, Yunus Ayat 90 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 90
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)