{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 94.
فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ ﴿٩٤﴾
fa ing kunta fī syakkim mimmā anzalnā ilaika fas`alillażīna yaqra`ụnal-kitāba ming qablik, laqad jā`akal-ḥaqqu mir rabbika fa lā takụnanna minal-mumtarīn
QS. Yunus [10] : 94
Maka jika engkau (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang yang membaca kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu.
Maka jika engkau (wahai Rasul) ragu-ragu mengenai kebenaran berita yang Kami turunkan kepadamu, bertanyalah untuk meyakinkan kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum kamu, yaitu mereka para Ahli Kitab Taurat dan Injil. Sesungguhnya berita itu telah ada dalam kitab-kitab mereka. Telah datang kebenaran yang meyakinkan kepadamu dari Rabb-mu bahwa engkau adalah Rasulullah, utusan Allah. Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah mengetahui kebenaran itu. Mereka melihat bahwa sifat-sifat engkau ada dalam kitab-kitab mereka, tetapi mereka mengingkarinya, meskipun mereka tahu bahwa itu adalah benar. Maka janganlah sekali-kali engkau ragu akan kebenaran dan hakikat hal itu. Maksud dari ayat ini adalah untuk membenarkan hujjah (argumen) kepada orang-orang musyrik dengan kesaksian Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani, sehingga mereka (orang musyrik) tidak memiliki alasan lagi mengingkari kenabian Muhammad
Qatadah ibnu Di’amah mengatakan bahwa telah sampai kepada kami suatu berita yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَtelah bersabda:
Aku tidak pernah merasa ragu dan tidak pernah (pula) bertanya.
Di dalam ayat ini terkandung makna penegasan kepada umat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan sekaligus sebagai pemberitahuan kepada mereka bahwa sifat Nabi mereka terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu yang ada di tangan ahli kitab, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul. Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (Al A’raf:157), hingga akhir ayat.
Sekalipun dengan adanya pengetahuan yang telah mereka ketahui dari kitab-kitab mereka, sehingga mereka mengenal Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (ciri-cirinya) sebagaimana mereka mengenali anak-anaknya sendiri, tetapi mereka memalsukan hal itu dan mereka mengubah serta menggantinya. Dan mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sekalipun hujah telah jelas bagi mereka.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman kepada NabiNya, Muhammad, فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang sesuatu yang Kami turunkan kepadamu,” apakah ia benar atau tidak benar, فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ “maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelummu.” Maksudnya, tanyakan kepada ahli kitab yang obyektif dan ulama yang ilmunya mendalam, karena mereka pasti mengakui kebenaran beritamu dan bahwa ia sesuai dengan apa yang ada pada mereka.
Jika dikatakan bahwa banyak dari ahli kitab Yahudi dan Nasrani bahkan mungkin kebanyakan dari mereka mendustakan Rasulullah, menentangnya dan menolak dakwahnya sedangkan Allah memerintahkan RasulNya agar menjadikan mereka saksi dan menjadikan kesaksian mereka sebagai hujjah atas apa yang dibawanya dan bukti atas kebenarannya, bagaimana itu bisa terjadi? Jawabannya dari beberapa segi:
Di antaranya: Jika kesaksian disandarkan kepada kelompok orang atau pengikut aliran atau penduduk suatu daerah dan lain-lain, maka ia hanya mencakup orang-orang adil yang jujur dari mereka. Adapun selain mereka meskipun lebih banyak jumlahnya, maka mereka tidak dijadikan pedoman, karena kesaksian berpijak kepada keadilan dan kejujuran, dan hal itu telah terbukti dengan berimannya banyak rahib Rabbaniyin dari mereka, seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya dan masih banyak lagi yang ber-iman pada masa nabi dan para khalifah serta tabi’in yang sesudah mereka.
Di antaranya: Bahwa kesaksian ahli kitab kepada Rasul didasarkan kepada kitab mereka yaitu Taurat yang mana mereka menisbatkan diri mereka kepadanya. Jika di dalam Taurat terdapat sesuatu yang sesuai dengan al-Qur`an, membenarkan dan mengakui keshahihannya, namun semua ahli kitab dari awal sampai akhir bersepakat mengingkari hal itu, maka hal itu tidak menodai sesuatu yang dibawa oleh Rasul.
Di antaranya: Allah memerintahkan RasulNya agar menjadikan ahli kitab sebagai saksi atas kebenaran sesuatu yang dibawanya, Nabi menampakkan dan menunjukkan hal itu di depan khalayak umum, dan sebagaimana yang sudah diketahui bahwa kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang berusaha dengan serius membatalkan dakwah Rasulullah Muhammad. Jika mereka memiliki sesuatu yang bisa menangkal sesuatu yang dinyatakan Allah, niscaya mereka akan memunculkan, menampakkan dan menjelaskannya. Ketika hal yang demikian itu tidak terjadi, maka tidak adanya penolakan dari musuh dan pengakuan para pengikut adalah bukti kuat atas keabsahan al-Qur`an dan kebenarannya.
Di antaranya: Mayoritas ahli kitab tidak menolak dakwah Nabi, justru kebanyakan dari mereka mengikuti dan tunduk kepadanya dengan suka rela. Rasul diutus, sementara kebanyakan penduduk bumi yang beragama adalah ahli kitab, sehingga dakwah Nabi tidak perlu waktu lama hingga kebanyakan penduduk Syam, Mesir, Irak dan kota-kota di sekitarnya yang merupakan pusat agama ahli kitab tunduk kepada Islam kecuali para pemegang kekuasaan yang lebih mementingkan kekuasaan di atas kebenaran dan orang-orang awam yang bodoh yang mengikuti mereka serta orang-orang yang beragama dengan agama mereka hanya sekedar nama saja bukan hakikat yang sebenarnya seperti orang-orang Eropa yang pada hakikatnya adalah Dahriyin yang tidak terikat dengan agama para rasul, mereka mengaku Nasrani hanya untuk mendukung kekuasaan mereka dan menutupi kebatilan mereka sebagaimana hal itu diketahui oleh orang-orang yang mengetahui keadaan mereka yang jelas lagi nyata.
FirmanNya, لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ “Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu”, yang tidak ada keraguan padanya sedikit pun مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ “dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.” Seperti Firman Allah,
كِتَابٌ أُنزلَ إِلَيْكَ فَلا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ
“Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka jangan-lah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya.” (QS. Al-A’raf : 2).
Setelah dijelaskan bahwa perselisihan yang terjadi pada bani israil adalah setelah datangnya pengetahuan sebagaimana tersebut dalam kitab taurat, lalu ditegaskan kepada nabi Muhammad agar tidak meragukan wahyu yang diturunkan kepadanya. Maka jika engkau wahai nabi Muhammad, berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, seperti kisah nabi nuh, musa, dan lainnya, maka tanyakanlah kepada orang yang membaca kitab sebelummu, yakni ulama yahudi dan nasrani yang mempelajari taurat dan injil. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari tuhanmu, wahai nabi Muhammad, maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu. Setelah dilarang meragukan kebenaran wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad, lalu ditegaskan, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang mendustakan, yakni mengingkari ayat-ayat Allah, nanti engkau termasuk orang yang rugi, yakni celaka bahkan dalam kecelakaan yang besar, karena jauh dari rahmat Allah.
Yunus Ayat 94 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 94, Makna Yunus Ayat 94, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 94, Yunus Ayat 94 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 94
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)