{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 98.
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ ﴿٩٨﴾
falau lā kānat qaryatun āmanat fa nafa’ahā īmānuhā illā qauma yụnus, lammā āmanụ kasyafnā ‘an-hum ‘ażābal-khizyi fil-ḥayātid-dun-yā wa matta’nāhum ilā ḥīn
QS. Yunus [10] : 98
Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.
Tidaklah ada penduduk satu kota (suatu kaum) yang beriman ketika menyaksikan azab dan keimanan mereka berguna pada waktu itu, kecuali kaum Yunus bin Matta. Tatkala mereka yakin bahwa azab Allah akan diturunkan kepada mereka, mereka bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Ketika jelas bahwa mereka itu benar-benar bertaubat, Allah menghilangkan azab yang menghinakan yang telah mendekat itu dari mereka. Maka tinggallah mereka di dunia untuk merasakan kenikmatan dan bersenang-senang di dalamnya sampai habis ajal mereka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang seluruhnya beriman dari kalangan umat-umat terdahulu yang Kami kirimkan kepada mereka rasul-rasul Kami? Bahkan tidak sekali-kali Kami mengutus seorang rasul sebelum kamu, hai Muhammad, melainkan ia didustakan oleh kaumnya atau oleh kebanyakan dari mereka.” Hal ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yaa Siin:30)
Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, “Ia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gila.” (Adz Dzaariyaat:52)
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (Az Zukhruf:23)
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
Ditampilkan kepadaku para nabi. Maka ada seorang nabi yang lewat dengan ditemani oleh beberapa golongan orang, dan ada seorang nabi yang lewat hanya bersama seorang saja, ada pula seorang nabi yang hanya ditemani oleh dua orang, serta ada seorang nabi (yang lewat) tanpa ditemani oleh seorang pun.
Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyebutkan pengikut Nabi Musa a.s. yang cukup banyak. Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyebutkan pula jumlah umatnya yang jauh lebih banyak sehingga karena banyaknya itu maka cakrawala timur dan barat penuh dengan umatnya.
Makna yang dimaksud ialah ‘tidak ada suatu penduduk kota pun yang seluruhnya beriman kepada nabi mereka dari kalangan umat terdahulu kecuali umat Nabi Yunus’. Mereka adalah penduduk negeri Nainawi, tiadalah iman mereka kecuali karena takut akan tertimpa azab yang telah diperingatkan kepada mereka oleh rasul mereka, sesudah mereka melihat adanya tanda-tanda kedatangan azab itu, sedangkan rasul mereka telah pergi meninggalkan mereka.
Pada mulanya mereka menentang Allah, lalu mereka sadar, maka mereka meminta pertolongan kepada Allah seraya merendahkan diri kepada-Nya. Mereka melakukannya dengan membawa semua anak kecil mereka, hewan-hewan kendaraan, serta ternak mereka. Lalu mereka meminta kepada Allah agar azab dilenyapkan dari mereka, yakni azab yang pernah diperingatkan oleh nabi mereka. Maka pada saat itu Allah mengasihani mereka, melenyapkan azab yang akan diturunkan-Nya kepada mereka, dan menangguhkan mereka. Hal ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
selain kaum Yunus, tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (Yunus:98)
Ulama tafsir berbeda pendapat, apakah azab di akhirat dihilangkan pula dari mereka bersamaan dengan azab dunia, ataukah yang dihilangkan dari mereka hanyalah azab dunia saja? Ada dua pendapat mengenainya:
Pertama, sesungguhnya yang dilenyapkan dari mereka hanyalah azab dunia, sesuai dengan apa yang disebutkan oleh ayat ini.
Kedua, yang dilenyapkan adalah azab di dunia dan di akhirat, karena berdasarkan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. (Ash Shaaffat:147-148)
Dalam ayat ini lafaz iman disebutkan secara mutlak tanpa ikatan, sedangkan iman itu dapat menyelamatkan seseorang dari azab ukhrawi, hal ini jelas.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Qatadah mengatakan bahwa tidak bermanfaat penduduk suatu kota yang tadiny’a kafir lalu beriman, jika azab telah datang, lalu mereka dibiarkan, kecuali kaum Yunus. Mereka kehilangan Nabinya, dan mereka menduga bahwa azab telah dekat akan menimpa mereka. Lalu Allah menanamkan ke dalam hati mereka iman yang mendorong mereka untuk bertobat. Maka mereka memakai pakaian lusuh, lalu memisahkan antara ternak mereka dengan anak-anaknya, kemudian menggiringnya (ke suatu tanah lapang) untuk bertobat kepada Allah selama empat puluh hari.
Ketika Allah melihat kesungguhan dan kebenaran tobat serta penyesalan dalam hati mereka atas semua dosa yang telah mereka lakukan di masa sebelumnya, maka Allah menghilangkan azab dari mereka, padahal azab telah dekat akan menimpa mereka.
Qatadah mengatakan bahwa menurut suatu riwayat, kaum Nabi Yunus bertempat di kota Nainawi yang terletak di negeri Mausul. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf yang bukan hanya seorang.
Disebutkan pula bahwa Ibnu Mas’ud membaca ayat ini dengan bacaan berikut: Fahalla kanat qaryatun amanat (Mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman?).
Abu Imran telah meriwayatkan dari Abul Jalad yang mengatakan bahwa ketika azab akan turun kepada mereka (kaum Nabi Yunus), azab itu berputar di atas kepala mereka seperti awan yang sangat gelap. Lalu mereka pergi menemui seorang ulama dari kalangan mereka, dan mereka berkata, “Ajarkanlah kepada kami suatu doa yang akan kami panjatkan. Mudah-mudahan Allah menghilangkan azab ini dari kita.” Maka ulama itu menjawab:
Ucapkanlah, “Hai Yang Mahahidup di saat tiada yang hidup, hai Yang Mahahidup Yang menghidupkan orang-orang yang mati, hai Yang Mahahidup, tidak ada Tuhan selain Engkau.
Maka Allah menghilangkan azab itu dari mereka. Kisah ini selengkapnya akan disebutkan secara rinci di dalam tafsir surat Ash-Shaffat.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota”, dari kota-kota yang mendustakan آمَنَتْ “yang beriman”, ketika melihat azab. فَنَفَعَهَا “Lalu imannya itu bermanfaat kepadanya.” Maksudnya, tak seorang pun mengambil manfaat dari imannya ketika melihat azab, sebagaimana Allah berfirman tentang Fir’aun dalam ayat yang belum jauh berlalu, ketika dia berkata,
آمَنْتُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Saya percaya bahwa tidak ada Rabb melainkan Rabb yang diper-cayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Yunus: 90).
Maka dikatakan kepadanya,
آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
“Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Yunus: 91).
Sebagaimana Firman Allah,
فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ * فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِه
“Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, ‘Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah’. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah Sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hambaNya.” (QS. Al-Mu`min: 84-85).
Firman Allah,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي * أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَل
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila kema-tian datang kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Rabbku kemba-likanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak.” (QS. Al-Mu`minun: 99-100).
Hikmahnya dalam hal ini jelas karena iman yang terpaksa bukanlah iman yang sebenarnya karena seandainya siksa yang memaksanya beriman dibatalkan niscaya dia kembali kepada kekufuran, FirmanNya, إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ “Melainkan kaum Yunus? Tatkala mereka (Kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.”
Kaum Yunus dikecualikan dari keumuman di atas, dan tentu pasti ada hikmah di balik itu (bagi Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nampak) yang tidak kita ketahui dan tidak terjangkau oleh pemahaman kita, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ . إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ . فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ . فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ . فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ . لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ . فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ . وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ . وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ . فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu ia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan ia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tum-buhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus ia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anu-gerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. Ash-Shaffat: 139-148).
Mungkin hikmahnya adalah bahwa selain mereka dari kalangan orang-orang yang celaka, kalau mereka dikembalikan (seperti keadaan mereka semula), niscaya mereka akan kembali kepada sesuatu yang mereka dilarang darinya. Lain halnya dengan kaum Yunus ‘alaihissalam, Allah mengetahui bahwa iman mereka akan berlanjut bahkan memang berlanjut, dan mereka berpegang teguh padanya. Wallahu a’lam.
Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa orang-orang yang memilih tidak menerima kebenaran, maka mereka tidak akan beriman sebelum mereka merasakan azab yang pedih. Lalu dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah seolah menyayangkan hal tersebut dengan menyatakan, maka mengapa tidak ada penduduk suatu negeri pun yang beriman, sebelum datangnya azab kepada mereka, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum nabi yunus ‘ ketika mereka yakni kaum nabi yunus beriman dan bertobat dari dosa-dosa mereka, maka kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu, yakni datangnya ajal merekasetelah dijelaskan tentang manfaat iman lalu dijelaskan bahwa beriman atau tidak beriman adalah pilihan bagi setiap orang, karena jika tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu wahai nabi Muhammad hendak memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman sedangkan mereka menutup hati untuk menerima kebenaran’
Yunus Ayat 98 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 98, Makna Yunus Ayat 98, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 98, Yunus Ayat 98 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 98
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)