{9} At-Taubah (Al-Bara’ah) / التوبة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | هود / Hud {11} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yunus يونس (Nabi Yunus) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 10 Tafsir ayat Ke 107.
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿١٠٧﴾
wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min ‘ibādih, wa huwal-gafụrur-raḥīm
QS. Yunus [10] : 107
Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dan apabila Allah menimpakan kepadamu (wahai Rasul) suatu bencana atau bala, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia yang Mahatinggi lagi Mahaagung. Dan jika Dia hendak memberikan kebaikan dan kenikmatan kepadamu, tidak ada seorang pun yang bisa mencegahnya. Allah memberikan kebaikan dan kemudharatan kepada siapa saja dari hamba-Nya yang dikehendaki. Dan Allah Maha Pengampun atas dosa hamba-Nya bagi siapa saja yang bertaubat, Allah Maha Penyayang terhadap orang yang beriman dan menaati-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan., hingga akhir ayat.
Di dalam ayat ini terkandung makna yang menjelaskan bahwa kebaikan dan keburukan serta manfaat dan mudarat itu hanyalah bersumber dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata, tiada seorang pun yang menyekutui-Nya dalam hal ini. Dialah yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya.
Al-Hafiz ibnu Asakir di dalam biografi Dafwan ibnu Sulaim telah meriwayatkan melalui jalur Abdullah ibnu Wahb bahwa:
telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Ayyub, dari Isa ibnu Musa, dari Safwan ibnu Sulaim, dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Carilah kebaikan sepanjang masa kalian, dan carilah karunia-karunia Tuhan kalian, karena sesungguhnya Allah mempunyai karunia-karunia dari sebagian rahmat-Nya yang dapat diperoleh oleh siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan hamba-hamba-Nya. Dan mintalah kalian kepada-Nya, mudah-mudahan aurat kalian ditutupi dan diamankan dari rasa takut.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Yakni kepada orang yang bertobat kepada-Nya dari segala dosa, sekalipun dari dosa mempersekutukan Allah, jika ia bertobat kepada-Nya, niscaya Dia menerima tobatnya.
Tafsir Ayat:
Ini termasuk dalil paling besar bahwa hanya Allah semata yang berhak untuk disembah karena Dia yang mendatangkan manfaat dan mudarat, yang memberi dan yang tidak memberi, yang mana jika ada kesulitan menimpa seperti kemiskinan, penyakit dan lain-lain فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ “maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.” Karena jika seluruh makhluk berkumpul untuk memberi manfaat, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kecuali apa yang telah ditulis oleh Allah, jika mereka hendak memudaratkan seseorang maka mereka tidak akan mampu melakukannya jika Allah tidak berkehendak. Oleh karena itu, Allah berfirman, وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ “Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karuniaNya.” Maksudnya, tak seorang makhluk pun mampu menolak kebaikan dan karuniaNya sebagaimana FirmanNya,
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ، فَلا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.” (QS. Fathir: 2).
يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ “Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya.” Maksudnya, Dia mengkhususkan rahmatNya kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, dan Allah adalah pemilik karunia yang agung. وَهُوَ الْغَفُورُ “Dan Dialah Yang Maha Pengampun”, terhadap seluruh kesalahan, yang memberi taufik kepada hamba-hambaNya kepada sebab-sebab ampunanNya kemudian jika hamba tersebut melaku-kannya, maka Dia mengampuni dosa-dosanya yang besar dan yang kecil. الرَّحِيمُ “Lagi Maha Penyayang.” Yang rahmatNya meliputi segala sesuatu, kemurahanNya dirasakan oleh semua yang ada di mana tidak ada yang tidak memerlukan kebaikanNya sedetik pun.
Jika seorang hamba mengetahui dengan dalil yang kuat bahwa hanya Allah Pemberi segala nikmat, pengangkat segala kesulitan, Pemberi kebaikan, Penolak kesengsaraan dan marabahaya dan bahwa tak seorang pun makhluk yang memiliki sedikit pun dari semua itu kecuali apa yang Allah titipkan melalui tanganNya, maka dia pasti memastikan bahwa Allahlah yang haq dan sesuatu yang selainNya adalah batil. Oleh karena itu, ketika Dia menjelaskan dalil yang jelas, maka Dia berfirman setelahNya,
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ * وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ
“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (al-Qur`an) dari Rabbmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.’ Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan, dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.” (QS. Yunus: 108-109).
Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, seperti penyakit, kesedihan, dan cobaan lainnya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya darimu kecuali dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, seperti kesehatan, kesenangan, kebahagiaan, dan lain-lain, maka tidak ada yang dapat menolak dan menghalangi karunia-Nya tersebut sampai kepadamu. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia maha pengampun atas dosa orang yang bertobat, maha penyayang dengan limpahan berbagai rahmat walau hamba-Nya masih banyak berbuat maksiat. Katakanlah wahai nabi Muhammad, wahai manusia! sungguh telah datang kepadamu kebenaran, yakni Al-Qur’an, dari tuhanmu, sebab itu barang siapa mendapat petunjuk, yakni beriman kepada nabi Muhammad dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an, maka sebenarnya petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa memilih sesat, yakni ingkar kepada nabi Muhammad dan Al-Qur’an, maka sesungguhnya kesesatannya itu akan mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah pemelihara, pengurus dan penjamin dirimu secara terus-menerus. Aku hanyalah seorang utusan yang mengajak kamu beriman kepada Allah. Dia, Allah yang akan memutuskan segala sesuatu.
Yunus Ayat 107 Arab-Latin, Terjemah Arti Yunus Ayat 107, Makna Yunus Ayat 107, Terjemahan Tafsir Yunus Ayat 107, Yunus Ayat 107 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yunus Ayat 107
Tafsir Surat Yunus Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)