{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 7.
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَـٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ ﴿٧﴾
wa huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna ‘arsyuhụ ‘alal-mā`i liyabluwakum ayyukum aḥsanu ‘amalā, wa la`ing qulta innakum mab’ụṡụna mim ba’dil-mauti layaqụlannallażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn
QS. Hud [11] : 7
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata.”
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya dalam enam masa. Dan sebelum itu Arsy-Nya berada di atas air; untuk menguji kalian, siapakah diantara kalian yang lebih baik ketaatan dan amalnya. Yaitu, orang yang ikhlas beribadah kepada Allah lagi selaras dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah. Jika engkau (wahai Rasul) berkata kepada orang-orang musyrik dari kaummu, “Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan dalam keadaan hidup sesudah kalian mati.” Niscaya mereka segera mendustakan seraya berkata, “Al-Qur’an yang engkau bacakan kepada kami ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, bahwa Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa), dan bahwa ‘Arasy-Nya sebelum itu berada di atas air.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Jami’ ibnu Syaddad, dari Safwan ibnu Muharriz, dari Imran ibnu Husain yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda, “Terimalah kabar gembira, hai Bani Tamim!” Mereka berkata, “Engkau telah menyampaikan berita gembira kepada kami, maka berilah kami.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Terimalah kabar gembira ini, hai penduduk negeri Yaman!” Mereka menjawab, “Kami terima, maka ceritakanlah kepada kami tentang permulaan dari kejadian ini. Bagaimanakah prosesnya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Allah telah ada sebelum segala sesuatu terjadi, dan ‘Arasy-Nya berada di atas air, lalu Dia mencatat di dalam Lauh Mahfuz ketetapan segala sesuatu. Imran ibnu Husain berkata, “Lalu aku kedatangan seseorang yang mengatakan kepadaku, ‘Hai Imran, unta kendaraanmu telah lepas dari tambatannYa’lalu aku pergi mengejarnya sehingga aku tidak mengetahui hadis selanjutnya.”
Hadis ini diketengahkan di dalam dua kitab Sahih, yaitu Sahih Bukhari dan Sahih Muslim dengan teks yang cukup banyak, antara lain seperti berikut:
Bahwa mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kami datang kepadamu untuk menanyakan tentang kisah kejadian ini pada awalnya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Allah telah ada, dan tiada sesuatu pun sebelum-Nya —menurut riwayat lain disebutkan tiada sesuatu pun selain-Nya, dan menurut riwayat yang lainnya lagi disebutkan tiada sesuatu pun bersamaNya— dan ‘Arasy-Nya berada di atas air, lalu Allah menulis segala sesuatu di Lauh Mahfuz kemudian menciptakan langit dan bumi.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan dari Abdullah ibnu Amr ibnul As yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menetapkan takdir-takdir semua makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak masa lima puluh ribu tahun, dan saat itu ‘Arasy-Nya berada di atas air.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Bukhari mengatakan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu’aib, telah menceritakan kepada kami Abuz Zanad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Berinfaklah, niscaya Aku memberikan gantinya kepadamu!” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda pula: Tangan (kemurahan) Allah selalu penuh, tiada suatu nafkah pun yang dapat menguranginya, Dia selalu memberi sepanjang malam dan siang hari. Bukankah kalian lihat apa yang telah dinafkahkan-Nya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang ada di tangan kanan (kemurahan)-Nya tidaklah berkurang (karenanya). Dan adalah ‘Arasy-Nya berada di atas air, dan di tangan-Nya terletak mizan (neraca), Dia merendahkan dan meninggikannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ya’la ibnu Ata, dari Waki’ ibnu Adas, dari pamannya (yaitu Abu Razin yang nama aslinya Laqit ibnu Amir ibnul Munfiq Al-Uqaili), bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita sebelum Dia menciptakan makhluk-Nya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Dia berada di awan yang di bawahnya tidak ada udara dan di atasnya tidak ada udara (pula), kemudian sesudah itu Dia menciptakan ‘Arasy.
Hadis ini telah diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi di dalam kitab Tafsir-nya, juga oleh Ibnu Majah di dalam kitab Sunan-nya melalui hadis Yazid ibnu Harun dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: dan adalah ‘Arasy-Nya (sebelum itu) di atas air. (Huud:7) Yakni sebelum Dia menciptakan sesuatu.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Wahb ibnu Munabbih, Gamrah, Qatadah, Ibnu Jarir, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
…dan adalah ‘Arasy-Nya (sebelum itu) berada di atas air.
Allah menceritakan kepada kalian bagaimana permulaan penciptaan makhluk-Nya sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.
Ar-Rabi’ ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan firman-Nya:
…Dan adalah ‘Arasy-Nya (sebelum itu) berada di atas air.
Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Dia membagi air itu menjadi dua bagian, sebagian dijadikan di bawah ‘Arasy, dan air itu adalah lautan yang meluap.
Ibnu Abbas mengatakan, singgasana itu disebut ‘Arasy karena ketinggiannya.
Ismail ibnu Abu Khalid mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sa’d At-Ta-i berkata, ‘Arasy itu berupa yaqut merah.”
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.
Keadaan ‘Arasy-Nya adalah seperti yang digambarkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sendiri, karena saat itu tiada lain kecuali air yang di atasnya terdapat ‘Arasy, dan di atas ‘Arasy adalah Tuhan Yang memiliki keagungan dan kemuliaan, kekuasaan dan pengaruh, Yang Memiliki dan Yang Menguasai, Yang Maha Penyantun lagi Maha Mengetahui, Yang Memiliki Rahmat dan Nikmat, serta Yang Maha Memperbuat segala yang dikehendakiNya.
Al-A’masy telah meriwayatkan dari Al-Minhal ibnu Amr ibnu Sa’id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya mengenai makna firman-Nya:
…dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.
Bunyi pertanyaan adalah, “Air itu berada di atas apa?” Ibnu Abbas menjawab, “Berada di atas angin.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…agar Dia menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya.
Artinya, Dia menciptakan langit dan bumi agar bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya yang telah Dia ciptakan, agar mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan Allah tidak menciptakan hal tersebut dengan sia-sia, seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (Shaad:27)
Maka apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘Arasy yang mulia. (Al Mu’minun:115-116)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz Dzaariyaat:56)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…agar Dia menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya.
Maksudnya, untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling banyak amalnya. Dalam ayat ini tidak disebutkan paling banyak amalnya, melainkan paling baik amalnya. Dan tiadalah amal itu baik kecuali jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan sesuai dengan syariat (tuntunan) Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Apabila sesuatu amal kehilangan salah satu dari kedua syarat tersebut, maka amal itu batil dan gugur (tidak ada pahalanya).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan jika kamu katakan (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati.”, hingga akhir ayat.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman bahwa jika engkau beritakan—hai Muhammad— kepada orang-orang musyrik itu bahwa Allah kelak akan menghidupkan kembali mereka sesudah mati, sebagaimana Dia memulai penciptaan mereka, padahal mereka mengetahui bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah Yang menciptakan langit dan bumi, seperti yang disebutkan oleh firman lainnya:
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan mereka,” niscaya mereka menjawab, “Allah.” (Az Zukhruf:87)
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab, “Allah” (Al-‘Ankabut: 61)
Sekalipun mengetahui hal tersebut, mereka ingkar kepada hari berbangkit dan hari kembali kelak di hari kiamat, padahal bila dinilai dari segi kemampuan jauh lebih mudah daripada memulai penciptaan, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah. (Ar Ruum:27)
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan mem bangkitkan) satu jiwa saja. (Luqman:28)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
Yakni mereka berkata dengan nada kafir dan ingkar, “Kami tidak percaya kepadamu yang mengatakan terjadinya hari berbangkit, dan tiadalah yang menyebutkan hal tersebut kecuali orang yang telah engkau sihir, lalu ia mengikuti apa yang engkau katakan.”
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa Dia وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ “menciptakan langit dan bumi dalam enam masa”, hari pertamanya adalah Hari Ahad dan hari terakhirnya adalah Hari Jum’at. Dan ketika Dia menciptakan langit dan bumi كَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ “yang mana ArasyNya berada di atas air”, di atas langit ketujuh, setelah menciptakan langit dan bumi, maka Dia bersemayam di atas ArasyNya. Dia mengatur dan menata segala urusan menurut kehendakNya yang meliputi hukum-hukum qadari dan hukum-hukum syar’i. Oleh karena itu, Dia berfirman, لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا “Agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Maksudnya, Allah جَلَّ جَلالُهُ mengujimu tatkala Dia menciptakan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi untukmu. Dia mengujimu dengan perintah dan laranganNya, maka Dia melihat siapa yang lebih baik amalnya di antara kamu. Al-Fudhail bin Iyadh 5 berkata, “Yang paling ikhlas dan yang paling benar.” Dia ditanya, “Wahai Abu Ali, apa maksudnya?” Dia menjawab, “Jika suatu amal perbuatan itu ikhlas, akan tetapi ia tidak benar, maka ia tidak diterima, jika ia benar tetapi tidak ikhlas, maka ia tidak diterima, hingga ia dilakukan secara ikhlas dan benar. Yang ikhlas adalah yang dilakukan karena Wajah Allah جَلَّ جَلالُهُ, dan yang benar adalah yang mengikuti syariat dan sunnah. Ini sebagaimana Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.” (Adz-Dzariyat: 56).
Dan Dia berfirman,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah جَلَّ جَلالُهُ lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah جَلَّ جَلالُهُ Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Allah جَلَّ جَلالُهُ, ilmuNya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Ath-Thalaq: 12).
Allah جَلَّ جَلالُهُ menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya dan mengetahuiNya dengan nama-nama dan sifatNya. Dia memerintah mereka dengan itu. Maka barangsiapa yang tunduk dan menunaikan apa yang diperintahkan maka dia termasuk orang-orang yang beruntung. Barangsiapa yang berpaling maka mereka adalah orang-orang yang merugi, dan pasti Dia akan mengumpulkan mereka di alam yang mana Dia membalas mereka atas dasar perintah dan laranganNya. Oleh karena itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan pendustaan orang-orang musyrik terhadap Hari Pembalasan. Dia berfirman, وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ “Dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah), ‘Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati,’ niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, ‘Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata’.” Maksudnya, jika kamu berkata dan mengabarkan kepada mereka tentang kebangkitan sesudah kematian niscaya mereka tidak mempercayaimu, justru mereka sangat mendustakanmu dan melecehkan apa yang kamu bawa, dan mereka berkata, إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.” Ketahuilah, ia adalah kebenaran yang nyata.
Dan di antara kekuasaan Allah lainnya adalah bahwa dialah yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya dalam enam masa melalui proses penciptaan yang rapi dan teratur. Dan sebelum itu dia menciptakan ‘arsy sebagai tempat bersemayam-Nya di atas air. Demikian itulah, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amal ibadahnya, bekerja dengan jujur, ikhlas dan beraktivitas untuk kemaslahatan umat. Mereka yang berbuat kebajikan akan mendapat imbalan pahala, sedang mereka yang berbuat kejahatan akan mendapatkan siksa. Jika engkau wahai nabi Muhammad, berkata kepada penduduk mekah, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti setelah mati untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kalian ketika di dunia, niscaya orang kafir itu akan berkata, apa yang kamu katakan ini hanyalah sihir yang nyata untuk menipu dan menakut-nakuti agar kami mudah percaya. Orang-orang kafir itu bahkan berani menantang agar diturunkan siksa dengan segera, sebagaimana dijelaskan pada ayat ini. Dan sungguh, jika kami tangguhkan azab terhadap mereka yang mendustakan ayat-ayat kami sampai waktu yang ditentukan menurut kehendak kami, niscaya mereka yang menghendaki agar siksaan itu turun dengan segera akan berkata, dengan nada mengejek, apakah yang menghalanginya, yakni siksaan itu turun sekarang’ kemudian Allah berfirman, ketahuilah wahai nabi Muhammad, ketika azab itu betul-betul datang kepada mereka dengan segera, pasti azab itu tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka tidak dapat menahan dan menghindar karena begitu dahsyatnya azab itu. Mereka dikepung dari segala penjuru oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya. Sikap orang-orang kafir yang tidak memercayai kebenaran Al-Qur’an dan mengingkari adanya hari pembalasan, bahkan menantang diturunkannya azab dengan segera, disebabkan oleh kesombongan dan keangkuhan mereka, sehingga hatinya sulit menerima cahaya keimanan.
Hud Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 7, Makna Hud Ayat 7, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 7, Hud Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 7
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)