{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 17.
أَفَمَنْ كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَىٰ إِمَامًا وَرَحْمَةً ۚ أُولَـٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ ۚ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ ۚ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٧﴾
a fa mang kāna ‘alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlụhu syāhidum min-hu wa ming qablihī kitābu mụsā imāmaw wa raḥmah, ulā`ika yu`minụna bih, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mau’iduhụ fa lā taku fī miryatim min-hu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu`minụn
QS. Hud [11] : 17
Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur’an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur’an). Barangsiapa mengingkarinya (Al-Qur’an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur’an. Sungguh, Al-Qur’an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Apakah orang yang mempunyai hujjah dan bukti nyata dari Rabb-nya atas apa yang diimaninya, dan menyeru kepadanya dengan wahyu yang diturunkan Allah, yang didalamnya terdapat bukti ini, kemudian mengemukakan bukti lain yang memperkuatnya, yaitu Jibril atau Muhammad, lalu diperkuat oleh bukti yang ketiga dan sebelum Al Qur’an yaitu Taurat (kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sebagai penuntun dan rahmat bagi orang yang mempercayainya). Maka, apakah dia itu sama seperti orang yang hanya mengharapkan kehidupan duniawi yang fana dengan segala kesenangannya? Mereka itulah orang-orang yang membenarkan Al Qur’an dan menjalankan hukum-hukumnya. Barangsiapa yang kufur terhadap Al Qur’an, yaitu mereka yang berkumpul menentang Rasulullah, maka balasannya adalah neraka. Dia pasti akan memasukinya. Janganlah engkau (wahai Rasul) ragu-ragu terhadap urusan Al Qur’an dan bahwa Al Qur’an diturunkan dari sisi Allah, setelah engkau melihat berbagai dalil dan bukti itu. Dan ketahuilah, bahwa agama inilah yang benar dari Rabb-mu, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mempercayainya dan tidak menjalankan apa yang diperintahkan kepada mereka. Ini adalah pengarahan yang bersifat umum kepada umat Nabi Muhammad
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal orang-orang mukmin yang berada pada fitrah Allah yang telah difitrahkan-Nya kepada semua hamba-Nya, yaitu pengakuan yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Disebutkan oleh Allah melalui firman-Nya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Ar Ruum:30), hingga akhir ayat.
Di dalam hadis Sahihain disebutkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Setiap anak dilahirkan atas fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang Majusi. Sama halnya dengan ternak unta betina yang melahirkan unta dalam keadaan utuh, apakah kalian melihat adanya kecacatan pada telinganya?
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Iyad ibnu Hammad, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif lalu datanglah setan kepada mereka sehingga setan menyesatkan mereka dari agamanya. Dan setan mengharamkan atas mereka apa yang telah Aku halalkan kepada mereka. Dan setan memerintahkan kepada mereka agar mempersekutukan Aku dengan apa yang Aku tidak menurunkan keterangan tentangnya.”
Di dalam kitab Musnad dan kitab Sunan disebutkan seperti berikut:
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan memeluk agama (Islam) ini, sehingga lisannya dapat berbicara mengungkapkan keinginannya.
Tetapi orang mukmin tetap dalam keadaan fitrah ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
..dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah
Maksudnya, yang disampaikan oleh saksi dari sisi Allah, yaitu apa yang diwahyukan oleh Allah kepada para nabi, berupa syariat-syariat yang suci sempurna, diagungkan, dan diakhiri dengan syariat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Karena itulah Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Abul Aliyah, Ad-Dahhak, Ibrahim An-Nakha’i, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya berikut ini :
…dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah
Menurut mereka, yang dimaksud adalah Malaikat Jibril a.s.
Diriwayatkan pula dari Ali r.a., Al-Hasan, dan Qatadah, bahwa yang dimaksud ialah Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Kedua pendapat tersebut berdekatan maknanya, karena Jibril a.s. dan Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masing-masing telah menyampaikan risalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Malaikat Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad menyampaikan kepada umat.
Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud adalah Ali r.a. Tetapi pendapat ini lemah dan tidak diketahui sumbernya, pendapat yang pertama dan yang kedualah yang benar.
Seorang mukmin dengan bekal fitrah yang ada pada dirinya dapat menyaksikan kebenaran syariat secara global, dan secara rinci tersimpulkan dari syariat itu sendiri. Kemudian fitrahnya membenarkan dan mengimaninya. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur’an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh saksi dari Allah.
Yakni Al-Qur’an yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, kemudian Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyampaikannya kepada umatnya. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
…dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada kitab Musa.
Artinya, sebelum Al-Qur’an telah ada kitab Musa, yaitu Taurat.
…yang menjadi pedoman dan rahmat.
Allah menurunkannya kepada umat tersebut sebagai pedoman dan panutan yang mereka ikuti serta sebagai rahmat dari Allah buat mereka. Maka barang siapa yang beriman kepadanya (Taurat) dengan sebenarnya, niscaya hal itu akan membimbingnya untuk beriman kepada Al-Qur’an. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
Mereka itu beriman kepada Al-Qur’an.
Kemudian Allah berfirman mengancam orang yang mendustakan Al-Qur’an atau sesuatu dari Al-Qur’an, yaitu:
Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.
Maksudnya, barang siapa dari kalangan penduduk bumi yang kafir kepada Al-Qur’an, baik dari kalangan orang-orang musyrik, orang-orang kafir, orang-orang ahli kitab, dan lain-lainnya dari kalangan keturunan anak Adam dengan berbagai warna kulit, bentuk, dan bangsanya yang telah sampai kepadanya Al-Qur’an, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
supaya dengan Al-Qur’an itu aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya). (Al An’am:19)
Katakanlah “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua.” (Al- A’raf: 158)
Dan barang siapa di atara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Syu’bah, dari Abu Bisyr, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a., bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaannya, tiada seorang pun dari kalangan umat ini yang mendengar tentang aku, baik dia orang Yahudi ataupun orang Nasrani, lalu ia tidak beriman kepadaku, melainkan pasti masuk neraka.
Abu Ayyub As-Sukhtiyani telah meriwayatkan dari Sa’id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa tidak sekali-kali ia mendengar suatu hadis dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menurut apa adanya melainkan ia menjumpai yang sesuai dengannya atau yang membenarkannya di dalam Al-Qur’an. Telah sampai pula kepadanya bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Tiada seorang pun dari kalangan umat ini yang mendengar aku, baik dia orang Yahudi ataupun orang Nasrani, lalu ia tidak beriman kepadaku melainkan masuk neraka.
Kemudian ia berkata kepada dirinya sendiri, manakah hal yang membenarkannya dari Kitabullah? Karena jarang sekali ia mendengar sesuatu hadis dari Rasulullah, melainkan ia menjumpai hal yang membenarkannya di dalam Al-Qur’an. Akhirnya ia menjumpainya pada ayat berikut:
Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.
Yakni dari kalangan pemeluk semua agama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur’an itu. Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar dari Tuhanmu., hingga akhir ayat.
Artinya, Al-Qur’an itu benar-benar dari Allah, tiada keraguan dan tiada kebimbangan di dalamnya. Seperti yang disebutkan pula di dalam firman-Nya:
Alif Lam Mim. Turunnya Al-Qur’an yang tidak ada keraguan padanya (adalah) dari Tuhan semesta alam. (As Sajdah:1-2)
Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya. (Al Baqarah:1-2)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Ayat tersebut sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf:103)
Dan Jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah (Al An’am:116)
Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. (Saba’:20)
Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan keadaan RasulNya, Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan ahli waris dakwahnya yang meneruskan perjuangannya serta para penegak hujjah yang yakin dengan itu dan (menyebutkan) bahwa selain mereka tidak disandangkan sifat-sifat milik mereka dan tidak ada yang sama dengan mereka. أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ “Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (al-Qur`an) dari Rabbnya”, dengan wahyu yang Allah جَلَّ جَلالُهُ turunkan, di dalamnya terdapat masalah-masalah penting dengan dalil-dalilnya yang jelas maka dia yakin dengan keterangan itu. وَيَتْلُوهُ “Dan diikuti”, yakni keterangan dan bukti ini diikuti oleh bukti yang lain, yaitu شَاهِدٌ مِنْهُ “seorang saksi”, yakni saksi (yang memliki) fitrah yang lurus dan akal yang benar (yaitu Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ketika dia bersaksi terhadap apa yang diwahyukan dan disyariatkan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan dia mengetahui kebaikannya dengan akalnya, maka hal itu menambah keimanannya.
(وَ) “Dan” ada saksi ketiga, yaitu كِتَابُ مُوسَى “Kitab Musa” Taurat yang Allah جَلَّ جَلالُهُ jadikan sebagai إِمَامًا “pedoman” bagi manusia وَرَحْمَةً “dan rahmat” bagi mereka. Ia menjadi saksi kebenaran al-Qur`an dan menyetujuinya dalam kebenaran yang dibawanya. Maksudnya, apakah orang dengan sifat begini, yang telah hadir kepadanya bukti-bukti keimanan dan tegak baginya bukti-bukti keyakinan sama dengan orang yang berada di dalam kebodohan dan kegelapan dalam keadaan tidak keluar darinya? Tentu di sisi Allah جَلَّ جَلالُهُ dan di mata hamba Allah جَلَّ جَلالُهُ tidaklah sama. أُولَئِكَ َ “Mereka itu” yaitu orang-orang yang diberi taufik untuk mengetahui dalil-dalil, mereka beriman kepada al-Qur`an secara hakiki, maka iman mereka membuahkan seluruh kebaikan di dunia dan akhirat.
وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ “Dan barangsiapa yang mengingkarinya,” yakni al-Qur`an, مِنَ الْأَحْزَابِ “di antara sekutu-sekutunya” Yakni seluruh golongan penduduk bumi yang bersekutu menolak kebenaranفَالنَّارُ مَوْعِدُهُ “maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya.” Mereka pasti masuk ke dalamnya. فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ “Karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap al-Qur`an itu”, dengan kebimbangan sedikit pun. إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ “Sesungguhnya (al-Qur`an) itu benar-benar dari Rabbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” Bisa jadi karena ketidaktahuan dan kesesatan, bisa jadi karena kezhaliman, pengingkaran dan kekejian mereka, karena jika tidak maka barang-siapa tujuannya baik dan pemahamannya lurus, niscaya dia pasti beriman kepadanya karena dia melihat ajakan kepada iman dari segala segi.
Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang kelompok orang yang hanya mengejar kemewahan hidup di dunia, tanpa mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat, ayat berikut ini menjelaskan tentang keberadaan orang-orang yang percaya kepada ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad dan percaya kepada isi kandungan Al-Qur’an dan mereka yang tidak percaya kepada nabi serta ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Maka apakah orang yang sudah beriman kepada Allah serta mengikuti ajaran nabi Muhammad dan mereka mempunyai bukti yang nyata tentang kebenaran isi kandungan Al-Qur’an yang turun dari tuhannya sama dengan orang yang hanya mengejar kemewahan hidup di dunia saja’ dan bukti kebenaran Al-Qur’an tersebut diikuti oleh saksi dari-Nya, yaitu Al-Qur’an yang membuktikan tentang kebenarannya sebagai wahyu Allah, dan sebelumnya sudah ada pula kitab taurat yang diturunkan kepada nabi musa yang memberi kabar gembira tentang kedatangan nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Kitab suci yang diturunkan Allah kepada para rasul tersebut menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dan rahmat bagi mereka yang beriman dan berharap petunjuk kepadanya. Barang siapa mengingkarinya dan meragukan kebenaran isi kandungan Al-Qur’an di antara kelompok-kelompok orang quraisy yang taklid buta terhadap ajaran nenek moyang mereka yang sesat, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya. Karena itu janganlah engkau ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an yang tidak mengandung kebatilan (lihat: surah fushshilat/41: 41-42). Sungguh, alqur’an itu kebenarannya benar-benar datang dari tuhanmu yang mahabijaksana lagi maha terpuji, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman kepada-Nya. Sekalipun bukti-bukti kebenaran nabi Muhammad sebagai utusan Allah dan Al-Qur’an adalah wahyu Allah sudah jelas, namun orang-orang kafir tetap tidak memercayainya. Orang-orang kafir tidak percaya kepada nabi Muhammad dan ajaran-ajaran Al-Qur’an, karena hati mereka tertutup oleh sifat dengki, sombong, dan angkuh. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah’ seperti anggapan bahwa Allah mempunyai putra, malaikat putri Allah, berhala menjadi perantara menuju Allah, atau menyamakan Allah dengan manusia. Mereka itu akan dihadapkan kepada tuhan mereka, dan dihadirkan kepadanya para saksi, yaitu malaikat pencatat amal, para nabi, ulama, dan saksi-saksi lainnya, lalu mereka berkata, orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap tuhan mereka ketika di dunia. Di hadapan Allah dan para saksi, mereka tidak bisa mengelak, kemudian dikatakan kepadanya, ingatlah, laknat Allah akan ditimpakan kepada orang yang berbuat zalim, karena menzalimi diri sendiri dengan perbuatan bohong dan syirik.
Hud Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 17, Makna Hud Ayat 17, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 17, Hud Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 17
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)