{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 37.
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا ۚ إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ ﴿٣٧﴾
waṣna’il-fulka bi`a’yuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fillażīna ẓalamụ, innahum mugraqụn
QS. Hud [11] : 37
Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
Dan buatlah perahu dengan penjagaan, pengawasan, dan pertolongan Kami, dan janganlah engkau meminta agar Aku menunda (turunnya adazab terhadap) orang-orang yang menzalimi diri sendiri itu dengan kekafiran mereka (yaitu kaummu). Sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan oleh badai. Dalam ayat ini terdapat penetapan (Allah memiliki mata) sesuai dengan apa yang layak bagi-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan buatlah bahtera itu.
Yakni kapal itu.
…dengan pengawasan Kami.
Maksudnya, di hadapan Kami.
…dan petunjuk wahyu Kami.
Yaitu dengan petunjuk dan pengajaran Kami kepadamu tentang apa yang harus kamu lakukan.
…dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Nuh agar menanam pohon-pohonan, setelah besar ditebang, lalu dikeringkan, hal ini memakan waktu seratus tahun. Kemudian Nabi Nuh menggergaji, menyerutnya, dan menghaluskannya selama seratus tahun lagi, sedangkan menurut pendapat lain adalah empat puluh tahun.
Muhammad ibnu Ishaq telah menceritakan dari kitab Taurat, bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera itu dari kayu saj (jati) dengan panjang delapan puluh hasta dan lebar lima puluh hasta, dan hendaknya bahtera itu dicat dengan gar (ter) bagian luar dan dalamnya, hendaknya pula dibuatkan anjungan buat membelah air.
Qatadah mengatakan bahwa bahtera Nabi Nuh mempunyai panjang tiga ratus hasta dan lebarnya lima puluh hasta.
Dari Al-Hasan, disebutkan bahwa panjangnya enam ratus hasta dan lebarnya tiga ratus hasta. Juga dari Al-Hasan dan Ibnu Abbas, disebutkan bahwa panjangnya seribu dua ratus hasta dan lebarnya enam ratus hasta. Sedangkan menurut pendapat lain, panjangnya dua ribu hasta, dan lebarnya seratus hasta.
Semuanya mengatakan bahwa tinggi bahtera Nabi Nuh adalah tiga puluh hasta, terdiri atas tiga tingkat, setiap tingkat mempunyai tinggi sepuluh hasta. Tingkatan yang paling bawah untuk hewan dan binatang liar, yang tengah untuk manusia, sedangkan yang atas untuk burung-burung. Disebutkan pula bahwa pintunya berada di bagian tengahnya, bagian atas bahtera itu beratap.
Imam Abu Ja’far ibnu Jarir telah menyebutkan sebuah asar yang garib melalui hadis Ali ibnu Zaid ibnu Jad’an, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Abdullah ibnu Abbas. Disebutkan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan bahwa kaum Hawariyyin berkata kepada Isa ibnu Maryam, “Sebaiknya engkau mengirimkan seorang lelaki sebagai wakil dari kita semua untuk melihat bahtera itu, lalu dia akan menceritakannya kepada kita.” Maka Isa ibnu Maryam membawa serta mereka pergi hingga sampai di sebuah bukit pasir, lalu Isa mengambil segenggam pasir dengan telapak tangannya dan berkata, “Tahukah kalian, apakah ini?” Mereka menjawab, “Allah dan utusan-Nya lebih mengetahui.” Isa . menjawab, “Ini adalah mata kaki Ham ibnu Nuh.”
Kemudian Nabi Isa memukul bukit pasir itu dengan tongkatnya seraya bersabda, “Berdirilah dengan seizin Allah.” Tiba-tiba berdirilah Ham seraya menepiskan pasir yang ada di kepalanya yang telah beruban. Isa bertanya kepadanya, “Apakah dalam keadaan seperti ini ketika kamu mati?” Ham ibnu Nuh menjawab, “Tidak, aku meninggal dunia dalam usia yang masih muda. Tetapi aku menduga bahwa kematian itu merupakan hari kiamat, karena itulah maka aku beruban.”
Isa bertanya, “Ceritakanlah kepada kami tentang bahtera Nabi Nuh.” Ham ibnu Nuh menjawab, “Panjangnya adalah seribu dua ratus hasta dan lebarnya enam ratus hasta. Bahtera itu terdiri atas tiga tingkat, salah satunya untuk hewan dan binatang liar, yang lainnya untuk manusia, dan yang terakhir untuk burung-burung.”
Ham melanjutkan kisahnya, “Setelah kotoran hewan terlalu banyak, maka Allah menurunkan wahyu kepada Nuh a.s., memerintahkan kepadanya agar menggelitiki ekor gajah. Maka Nuh a.s. menggelitikinya, lalu dari ekor gajah itu keluarlah seekor babi betina yang langsung melahap kotoran tersebut. Dan ketika tikus-tikus muncul di dalam bahtera itu, mereka menggerogoti kayu-kayu dan tali temalinya. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nuh a.s., memerintahkannya agar memukul wajah singa di antara kedua matanya. Maka Nuh a.s. memukulnya, dan keluarlah burung elang jantan dan betina dari hidung singa itu, lalu keduanya menyambar tikus-tikus tersebut.
Isa berkata kepada Ham, “Bagaimanakah Nuh mengetahui bahwa daratan telah tenggelam?” Ham menjawab, “Nuh a.s. mengutus burung gagak yang menyampaikan berita kepadanya. Tetapi burung gagak itu menjumpai bangkai, lalu burung gagak itu hinggap padanya dan memakannya, maka Nuh a.s. berdoa kepada Allah, semoga burung gagak selalu dicekam rasa takut. Karena itulah burung gagak tidak biasa tinggal di rumah-rumah.
Kemudian Nuh a.s. mengirimkan burung merpati, lalu burung merpati itu datang dengan membawa daun pohon zaitun pada paruhnya dan daun pohon tin pada kakinya. Karena itulah Nuh a.s. mengetahui bahwa seluruh negeri telah tenggelam. Lalu Nabi Nuh a.s. mengalungkan ikat pinggangnya pada leher burung merpati dan mendoakannya agar hidupnya selalu dalam aman dan jinak. Karena itulah maka burung-burung merpati biasa tinggal di rumah-rumah.”
Kaum Hawariyyin berkata, “Wahai utusan Allah, bolehkah kami membawa Ham ini kepada keluarga kami dan duduk bersama kami seraya bercerita kepada kami?” Isa menjawab, “Mana mungkin orang yang tidak mempunyai rezeki dapat mengikuti kalian?” Maka Nabi Isa berkata kepada Ham, “Kembalilah kamu seperti semula dengan seizin Allah!” Maka kembalilah Ham dalam bentuk semulanya, yaitu berupa pasir.
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا “Dan buatlah bahtera itu dengan mata (pengawasan) dan petunjuk wahyu Kami.” Maksudnya, di bawah penjagaan Kami, pengawasan Kami dan keridhaan dari Kami.وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا “Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu.” Maksudnya, jangan mendebatku dalam perkara pembinasaan mereka. إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ “Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” Maksudnya, ketetapanKu telah berlaku atas mereka dan takdirKu telah berjalan pada mereka.
Dan Allah memberikan perintah kepada nabi nuh, buatlah sebuah kapal untuk menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami tentang tata cara pembuatannya, dan janganlah engkau bicarakan dengan aku sesuatu hal tentang orangorang yang zalim. Apakah engkau berharap kepada-ku agar aku memberi maaf kepada mereka, atau engkau memohon agar aku tangguhkan atau ringankan siksa bagi mereka, karena keputusan-ku telah kutetapkan bahwa sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Setelah Allah memerintahkan nabi nuh untuk membuat kapal dan memberi informasi tentang keputusan Allah untuk menenggelamkan kaumnya yang durhaka, mulailah dia, yakni nabi nuh membuat sebuah kapal besar di bawah bimbingan dan petunjuk Allah. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati nabi nuh yang sedang membuat kapal, mereka mengejeknya karena mereka tidak mengetahui tentang tujuan nabi nuh membuat kapal itu. Dia nabi nuh tidak menghiraukan ejekan mereka dan hanya berkata, jika kamu sekarang mengejek kami, maka kami, yaitu aku dan orang-orang yang membantuku membuat kapal, akan mengejekmu ketika azab itu datang sebagaimana kamu sekarang mengejek kami terus-menerus.
Hud Ayat 37 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 37, Makna Hud Ayat 37, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 37, Hud Ayat 37 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 37
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)