{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 40.
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ ﴿٤٠﴾
ḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa ‘alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma’ahū illā qalīl
QS. Hud [11] : 40
Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit.
Hingga ketika telah datang perintah Kami untuk membinasakan mereka sebagaimana yang telah Kami janjikan kepada Nuh, memancarlah air dengan derasnya dari dapur (yaitu tempat pembuatan roti) sebagai tanda datangnya azab. Kami berkata kepada Nuh, “Bawalah ke dalam perahu itu sepasang jantan dan betina dari setiap jenis binatang dan bawa pula keluargamu, kecuali yang telah ditetapkan termasuk orang yang tidak beriman kepada Allah, seperti anak dan istrinya. Bawa pula bersamamu orang-orang yang beriman dari kaummu.” Dan yang beriman bersama Nabi Nuh hanya sedikit sekali, meskipun dia (Nuh) tinggal bersama mereka dalam kurun waktu yang lama.
Hal ini merupakan janji Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada Nuh a.s. yang menyatakan bahwa apabila telah datang perintah Allah yang berupa hujan yang berturut-turut tiada henti-hentinya disertai dengan luapan air yang tak pernah berhenti, bahkan keadaannya adalah seperti yang diungkapkan oleh Allah dalam ayat lain, yaitu:
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air, itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). (Al Qamar:11-14)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan dapur telah memancarkan air.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan tannur ialah permukaan bumi. Dengan kata lain, bumi menjadi mata air yang memancarkan air, sehingga air pun keluar menyembur dari tempat pemanggangan roti yang merupakan tempat yang berapi. Yakni bumi memancarkan airnya dari segala tempat. Demikianlah menurut pendapat jumhur ulama Salaf dan Khalaf.
Dari Ali ibnu Abu Talib r.a., diriwayatkan bahwa tannur artinya cahaya waktu subuh dan sinar fajar. Tetapi pendapat yang pertamalah yang paling jelas.
Mujahid dan Asy-Sya’bi mengatakan bahwa tannur tersebut berada di kota Kufah. Menurut riwayat dari Ibnu Abbas, tannur adalah sebuah mata air yang terletak di negeri India. Sedangkan menurut riwayat dari Qatadah, tannur adalah sebuah mata air yang terletak di Jazirah Arabia yang dikenal dengan nama “mata air Wardah”. Tetapi semua pendapat di atas berpredikat garib (aneh).
Maka pada saat itu Allah memerintahkan kepada Nuh a.s. untuk membawa bersamanya ke dalam bahtera itu dari setiap jenis makhluk yang bernyawa sepasang jodoh. Menurut pendapat yang lain, juga membawa yang lainnya yang berupa tumbuh-tumbuhan dari setiap jenis sepasang jodoh.
Menurut suatu pendapat, burung yang mula-mula dimasukkan ke dalam bahtera Nabi Nuh a.s. ialah burung beo, dan hewan terakhir yang dimasukkan ke dalam bahtera adalah keledai. Lalu bergantung iblis pada ekornya, ketika keledai hendak bangkit naik ke bahtera, iblis memberatkannya karena ia bergantung pada ekor keledai itu. Maka Nabi Nuh a.s. berkata, “Mengapa kamu, masuklah, celakalah kamu!” Keledai hendak bangkit, tetapi tidak mampu. Maka Nuh berkata, “Masuklah kamu, sekalipun iblis ikut bersamamu,” hingga masuklah keduanya ke dalam bahtera itu.
Sebagian ulama Salaf menyebutkan bahwa mereka merasa keberatan bila singa dibawa masuk ke dalam bahtera bersama-sama mereka, akhirnya ditimpakan penyakit lemah kepada singa.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Saleh (juru tulis Al-Lais), telah menceritakan kepadaku Al-Lais, telah menceritakan kepadaku Hisyam ibnu Sa’d, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Setelah Nuh membawa serta ke dalam perahunya dari setiap makhluk satu jodoh, teman-temannya berkata, “Bagaimana ternak-ternak itu dapat tenang bila mereka tinggal bersama singa?” Maka Allah menimpakan penyakit demam pada singa, dan penyakit demam itu adalah penyakit demam yang mula-mula ada di bumi. Kemudian mereka mengadu tentang tikus, mereka berkata, “Binatang perusak ini telah membuat rusak makanan dan barang-barang kami.” Maka Allah memerintahkan kepada singa untuk bersin. Lalu bersinlah singa itu, dan keluarlah darinya kucing, maka tikus-tikus itu bersembunyi dari kucing (karena takut kepadanya).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya.
Yakni muatkanlah ke dalam bahtera itu seluruh keluargamu, mereka terdiri atas ahli bait dan kaum kerabat Nuh a.s. Kecuali orang yang telah ditetapkan oleh takdir Allah dari kalangan mereka, yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dari kalangan mereka. Di antaranya ialah anak lelaki Nabi Nuh sendiri yang bernama Yam, dia memisahkan dirinya, juga istri Nabi Nuh yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.
Yaitu dari kalangan kaummu.
Dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit.
Maksudnya, sangat sedikit, padahal masa Nabi Nuh tinggal bersama mereka cukup lama, yaitu kurang lebih sembilan ratus lima puluh tahun. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa jumlah mereka yang beriman kepada Nabi Nuh ada delapan puluh jiwa termasuk kaum wanitanya.
Diriwayatkan dari Ka’bul Ahbar bahwa jumlah mereka yang beriman adalah tujuh puluh dua orang. Menurut pendapat lainnya adalah sepuluh orang. Menurut pendapat lainnya, sesungguhnya yang naik ke dalam bahtera itu hanyalah Nuh dan ketiga putranya (yaitu Sam, Ham, dan Yafis) serta empat orang wanita, yaitu istri dari ketiga putra Nuh dan istri Yam.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, istri Nuh pun berada bersama mereka di dalam bahtera itu, tetapi pendapat ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya. Karena sesungguhnya menurut pendapat yang kuat, istri Nabi Nuh binasa, karena dia masih memeluk agama kaumnya, sehingga ia tertimpa apa yang menimpa kaumnya. Perihalnya sama dengan istri Nabi Lut yang ikut tertimpa azab yang menimpa kaumnya.
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا “Hingga apabila perintah Kami datang”, yakni takdir kami tentang turunnya azab kepada mereka, وَفَارَ التَّنُّورُ “dan dapur perapian telah memancarkan air.” Yakni Allah جَلَّ جَلالُهُ menurunkan hujan deras dan memancarkan bumi dengan mata air sampai-sampai tungku di dapur yang biasanya menyala dengan api dan jauh dari air ikut serta memancarkan air, maka kedua air itu bertemu atas dasar perkara yang telah ditakdirkan. قُلْنَا “Kami berfirman, kepada Nuh, احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina).” Maksudnya, jantan dan betina dari setiap spesies makhluk agar cikal bakal makhluk tetap terjaga. Adapun sisa spesies yang lebih dari sepasang, maka ia tidak diangkut karena perahu tidak mampu membawanya. وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ “Dan keluargamu kecuali orang yang ketetapan (takdira) terhadapnya telah terdahulu”, dari golongan kaum kafir seperti anaknya yang tenggelam. وَمَنْ آمَنَ “Dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” Padahal ketika itu مَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ “tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.”
Demikianlah kaum nabi nuh yang terus-menerus mengejeknya dalam pembuatan kapal. Hingga apabila perintah kami datang untuk membinasakan para pendurhaka dan tiba perintah kami kepada nabi nuh beserta pengikutnya menaiki kapal dan air dari dalam tanur, yakni periuk telah mendidih dan bergejolak hingga memancarkan air dengan sangat deras, lalu kami berfirman kepada nabi nuh, muatkanlah ke dalamnya segala jenis hewan, dari masing-masing sepasang jantan dan betina, dan muatkan juga keluargamu yang beriman kepada Allah kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu sebagai orang yang akan diazab karena kedurhakaan mereka, dan muatkan pula orang yang beriman dari mereka. Ternyata orang-orang beriman yang ikut bersama dengan nabi nuh hanya sedikit. Meskipun nabi nuh sudah berdakwah kurang lebih 950 tahun lamanya, mengajak umatnya beriman kepada Allah dan meyakinkan bahwa mereka yang tidak mengikuti ajakannya akan ditenggelamkan, tetapi mereka tetap durhaka. (lihat: surah al- ‘ankabut/29:14). Dan dia pun berkata kepada kaumnya yang beriman, naiklah kamu semua bersamaku ke dalamnya, yakni kapal itu dengan menyebut nama Allah pada waktu kapal mulai berlayar dan setelah berlabuhnya, seraya berserah diri kepada-Nya. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun atas dosa orang yang bertobat, dan maha penyayang kepada siapa saja yang menempuh jalan kebenaran. Ayat ini mengandung pesan, tentang keharusan tawakal kepada Allah ketika memulai suatu aktivitas maupun setelah persoalan selesai, dan berbaik sangka kepada-Nya.
Hud Ayat 40 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 40, Makna Hud Ayat 40, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 40, Hud Ayat 40 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 40
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)