{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 53.
قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ ﴿٥٣﴾
qālụ yā hụdu mā ji`tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā ‘ang qaulika wa mā naḥnu laka bimu`minīn
QS. Hud [11] : 53
Mereka (kaum ‘Ad) berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu,
Mereka (kaum Ad) berkata, “Hai Hud, kamu tidak mendatangkan suatu bukti nyata yang menunjukkan kebenaran apa yang kamu serukan itu, dan kami tidak akan meninggalkan tuhan-tuhan yang kami sembah karena perkataanmu itu. Dan kami tidak akan mempercayai apa yang kamu serukan.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan bahwa mereka mengatakan kalimat berikut kepada nabi mereka:
…kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata.
Maksudnya, hujah dan bukti yang membenarkan apa yang kamu akui itu.
…dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu.
Yakni hanya karena perkataanmu, “Tinggalkanlah sembahan-sembahan itu,” lalu kami meninggalkan mereka:
…dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu
Artinya, kami tidak akan membenarkan dan tidak akan mempercayaimu.
Mereka menjawab ucapan Hud, يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ “Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata”, jika yang mereka maksud adalah bukti yang nyata yang mereka usulkan, maka ini tidaklah lazim bagi kebenaran. Yang lazim adalah seorang nabi menghadirkan bukti yang nyata yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawanya.
Jika maksud mereka adalah bahwa dia tidak membawakan bukti nyata yang menjadi saksi atas perkataannya sebagai suatu kebenaran, maka mereka telah berdusta dalam hal ini karena tiada seorang Nabi pun yang datang kepada kaumnya melainkan Allah جَلَّ جَلالُهُ pasti memberinya ayat-ayat mukjizat yang membuat orang beriman. Kalaupun dia tidak menghadirkan ayat-ayat kecuali ajakannya kepada mereka agar mengikhlaskan agama hanya kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ semata, tidak ada sekutu bagiNya, perintahnya kepada semua perbuatan baik dan perilaku yang terpuji, larangannya terhadap sifat-sifat tercela berupa menyekutukan Allah جَلَّ جَلالُهُ, perbuatan-perbuatan keji, perbuatan aniaya dan macam-macam kemungkaran disertai sifat-sifat yang dimiliki sendiri oleh Hud ‘alaihissalam yang tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang yang jujur lagi terpilih, niscaya cukuplah itu sebagai tanda dan bukti atas kebenarannya, bahkan orang-orang yang berakal dan ulil albab melihat bahwa tanda ini lebih besar daripada sekedar mukjizat yang dilihat oleh sebagian orang saja.
Di antara tanda-tanda dan bukti-bukti yang menunjukkan atas kebenarannya adalah bahwa dia adalah satu orang, tanpa kawan dan pendukung sedangkan dia menyeru kepada kaumnya, memanggil mereka, menantang mereka dan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, Rabbku dan Rabbmu.”
Mereka adalah musuh, pemegang kendali kekuasaan, mereka hendak memadamkan cahaya yang dibawanya dengan cara apa pun. Namun Hud tidak menghiraukan dan mempedulikan mereka. Dan mereka tidak mampu dan tidak kuasa sedikit pun menimpakan keburukan kepadanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.
Ucapan mereka, وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ “Dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu.” Maksudnya, kami tidak akan meninggalkan penyembahan terhadap tuhan-tuhan kami hanya disebabkan oleh perkataanmu yang mana kamu tidak mendukungnya –menurut mereka– dengan bukti apa pun. وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ “Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu.” Ini adalah pemutusasaan dari mereka kepada Nabi mereka Hud ‘alaihissalam terhadap kemungkinan mereka beriman, dan bahwa mereka akan tetap tersesat di dalam kekufuran mereka.
Setelah nabi hud mengajak kaum ‘ad kepada ketauhidan, mereka lalu berkata, wahai hud! engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami tentang kebenaran ajaran yang kamu bawa, dan karena itu, kami pun tidak akan meninggalkan sesembahan kami yang selama ini telah kami sembah hanya karena perkataanmu yang tidak berdasar dan kami tidak akan mempercayaimu. Sekalipun bukti kekuasaan Allah yang disampaikan para rasul sudah jelas, karena kesombongan, seseorang menganggap bahwa bukti tersebut tidak jelas. Kaum nabi hud melontarkan tuduhan kepada nabinya seraya berkata, kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu disebabkan kamu mencela berhala sesembahan kami. Kemudian dia, yakni nabi hud menjawab, sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah tuhan yang mahakuasa dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan terhadap Allah yang maha esa, penguasa alam semesta.
Hud Ayat 53 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 53, Makna Hud Ayat 53, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 53, Hud Ayat 53 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 53
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)