{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 62.
قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَـٰذَا ۖ أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ ﴿٦٢﴾
qālụ yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwang qabla hāżā a tan-hānā an na’buda mā ya’budu ābā`unā wa innanā lafī syakkim mimmā tad’ụnā ilaihi murīb
QS. Hud [11] : 62
Mereka (kaum samud) berkata, “Wahai Saleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami.”
Kaum Tsamud berkata kepada Nabi mereka, Shalih, “Hai Shalih, sesungguhnya kami berharap bahwa engkau akan menjadi pemimpin yang ditaati di tengah-tengah kami sebelum engkau mengatakan hal tersebut. Apakah engkau melarang kami untuk menyembah tuhan-tuhan kami yang telah turun-temurun disembah oleh leluhur kami? Sesungguhnya kami benar-benar ragu dan tidak yakin dengan seruanmu (dakwahmu) kepada kami untuk beribadah hanya kepada Allah semata.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan pembicaraan antara Nabi Saleh a.s. dan kaumnya, serta keadaan kaumnya yang bodoh lagi pengingkar karena mereka mengatakan:
…sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan.
Kami mengharapkan pendapatmu sebelum kamu mengatakan apa yang telah kamu katakan itu.
…apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami?
dan tradisi yang biasa dilakukan oleh para pendahulu kami.
…dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami.
Yakni sangat meragukan seruanmu itu.
Tatkala Nabi mereka, Shaleh ‘alaihissalam memerintahkan dan mendorong mereka kepada keikhlasan hanya kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ semata maka mereka menolak dakwahnya dan menyambutnya dengan sambutan yang buruk. قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا “Kaum Tsamud berkata, ‘Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan.” Kami mengharapkan dan menunggu-nunggu manfaat dan pendapat yang baik darimu. Ini adalah kesaksian dari mereka kepada Nabi mereka, Shaleh, bahwa dia masih terkenal dengan kemuliaan akhlak dan kebaikan sifat, bahwa dia termasuk orang terpilih dari kaumnya, akan tetapi ketika Shaleh hadir dengan perkara yang tidak sesuai hawa nafsu mereka yang rusak, maka mereka mengucapkan kata-kata ini yang isinya adalah bahwa kamu –hai Shaleh– adalah orang yang sempurna sebelumnya, tetapi sekarang kamu menyelisihi dugaan kami padamu, kamu sekarang dalam keadaan tidak lagi diharapkan kebaikannya. Dosa-Shaleh adalah apa yang mereka katakan tentangnya [ini merupakan perkataan mereka] yaitu, أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا “Apakah kamu melarang kami untuk menyembah tuhan yang disembah oleh bapak-bapak kami?” Menurut mereka, ini adalah perkara terbesar yang mencoreng Shaleh. Bagaimana dia mencela akal mereka dan akal nenek moyang mereka yang tersesat? Bagaimana dia melarang mereka menyembah yang tidak bermanfaat dan tidak bermudarat serta tidak berguna sedikit pun dari batu, pohon dan lain-lain, dan dia memerintahkan mereka mengikhlaskan agama hanya kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, Rabb mereka yang senantiasa melimpahkan nikmat-nikmat kepada mereka terus menerus, kebaikanNya kepada mereka selalu turun, yang mana tiada nikmat pada mereka kecuali dariNya dan tiada yang menangkal keburukan kecuali Dia? وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ “Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami.” Yakni kami masih ragu terhadap dakwahmu dengan keraguan yang berpengaruh pada hati kami.
Mereka, yakni kaum samud berkata, wahai saleh! sungguh, engkau sebelum mengaku menjadi nabi ini sebagai panutan yang berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang diharapkan menjadi pemimpin yang kami cintai dan kami taati. Namun mengapa engkau sekarang melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami, bahkan engkau menyuruh kami hanya menyembah kepada Allah’ sungguh, kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan jika kami meninggalkan berhala yang selama ini telah kami sembah, lalu tiba-tiba kami taat terhadap apa yang engkau serukan kepada kami, yaitu menyembah Allah. Mendengar jawaban dan sikap kaumnya, dia’nabi saleh’berkata, wahai kaumku! terangkanlah kepadaku bagaimana sikap kamu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari tuhanku berupa mukjizat yang dianugerahkan Allah sebagai bukti kerasulanku dan diberi-Nya aku rahmat dari-Nya, berupa pengetahuan, hidayah atau potensi yang bukan lahir dari kemampuanku’ maka siapa yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mendurhakai-Nya, dengan mengikuti keinginan kamu, tetap mempertahankan tradisi sesat para leluhur’ jika aku mengikuti keinginanmu, maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku, karena kamu telah menyesatkanku, agar aku mengabaikan rahmat yang dianugerahkan Allah padaku, sehingga Allah murka terhadap diriku.
Hud Ayat 62 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 62, Makna Hud Ayat 62, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 62, Hud Ayat 62 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 62
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)