{10} Yunus / يونس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يوسف / Yusuf {12} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Hud هود (Nabi Hud) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 11 Tafsir ayat Ke 78.
وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ ۚ قَالَ يَا قَوْمِ هَـٰؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي ۖ أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ ﴿٧٨﴾
wa jā`ahụ qaumuhụ yuhra’ụna ilaīh, wa ming qablu kānụ ya’malụnas-sayyi`āt, qāla yā qaumi hā`ulā`i banatī hunna aṭ-haru lakum fattaqullāha wa lā tukhzụni fī ḍaifī, a laisa mingkum rajulur rasyīd
QS. Hud [11] : 78
Dan kaumnya segera datang kepadanya. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?”
Maka kaum Luth mendatanginya dengan segera untuk berbuat keji. Sejak dulu, dari sebelum kedatangan para malaikat ini, mereka selalu mendatangi laki-laki untuk memuaskan hasrat nafsu mereka, bukan kepada perempuan. Maka berkata Luth kepada kaumnya, “Ini anak-anak perempuanku, nikahilah mereka karena mereka lebih suci bagi kalian dari apa yang kalian inginkan. Dia menyebut semua perempuan yang ada pada kaumnya sebagai anaknya, karena nabi pada suatu umat berada pada posisi ayah bagi mereka. Takutlah kalian kepada Allah dan jauhilah siksa-Nya. Janganlah kalian mencemarkan nama baikku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antara kalian laki-laki yang memiliki akal, yang bisa mencegah orang berbuat keji sehingga kekejian itu tidak dilakukan? Menghina tamu adalah aib atau cela, yang hanya dilakukan oleh orang-orang bodoh!”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dengan bergegas-gegas kepadanya.
Artinya, mereka datang dengan berlari-lari kecil karena gembira mendengar berita tersebut.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji.
Yakni hal tersebut telah menjadi tradisi dan kebiasaan mereka, sehingga pada akhirnya mereka diazab dalam keadaan seperti itu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Lut berkata, “Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagi kalian.’
Nabi Lut memberikan petunjuk mereka kepada kaum wanitanya, karena sesungguhnya kedudukan seorang nabi kepada umatnya sama dengan orang tua kepada anaknya. Nabi Lut memberikan petunjuk mereka kepada hal yang lebih bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan di dunia dan akhirat, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhan kalian untuk kalian, bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas. (Asy Syu’ara:165-166)
Mereka berkata, “Dan bukankah kami telah melarang kalian dari (melindungi) manusia?” (Al Hijr:70)
Dengan kata lain, kaum Lut berkata kepada Lut, “Bukankah kami telah melarangmu menerima laki-laki sebagai tamumu?”
Lut berkata, “Inilah putri-putriku (kawinlah dengan mereka) jika kalian hendak berbuat (secara yang halal).” (Allah berfirman), “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan).” (Al Hijr:71-72)
Dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
Inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagi kalian.
Mujahid mengatakan bahwa mereka bukan putri-putrinya, melainkan kaum wanita dari kalangan umatnya, karena sesungguhnya setiap nabi adalah bapak umatnya. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Qatadah dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa Lut menganjurkan mereka agar mengawini kaum wanitanya bukan sebagai tawaran secara sifah (yakni untuk berbuat zina dengan mereka).
Said ibnu Jubair mengatakan, yang dimaksud dengan anak-anak perempuan dalam ayat ini ialah kaum wanita dari kalangan umatnya, dan Nabi Lut selaku nabi mereka adalah sebagai ayahnya. Dalam suatu qiraat disebutkan dengan bacaan berikut mengenai firman-Nya:
Nabi haruslah lebih diutamakan oleh orang-orang mukmin daripada diri mereka sendiri, dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka, (sedangkan Nabi sendiri adalah bapak mereka). (Al Ahzab:6)
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, Qatadah, As-Saddi, Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini.
Maksudnya, terimalah apa yang aku perintahkan kepada kalian, yaitu hanya mengawini kaum wanita saja.
Tidak adakah di antara kalian seorang yang berakal?
Yakni seorang lelaki yang baik, yang mau menerima apa yang aku perintahkan dan meninggalkan apa yang aku larang.
Oleh karena itu, apa yang terlintas di benaknya benar-benar terjadi maka جَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ “datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas.” Yakni dengan cepat dan tergesa-gesa menginginkan perbuatan keji yang mereka lakukan kepada tamu-tamu-nya. Oleh karena itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَيِّئَاتِ “Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji.” Yaitu perbuatan keji yang tidak seorang pun di dunia ini yang mendahului mereka dalam hal tersebut. قَالَ يَا قَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ “Luth berkata, ‘Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu’,” daripada tamu-tamuku –ini seperti Sulaiman yang menawarkan kepada dua orang wanita yang bersengketa pada seorang anak agar anak itu dibelah menjadi dua untuk menyingkap kebenaran– dan karena Luth mengetahui bahwa putri-putri (negeri)nya tidak akan mereka dapatkan dan mereka tidak berhak pada mereka, dan tujuan besar dari Luth adalah menolak perbuatan keji yang besar ini. فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي “Maka bertakwalah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini.” Yaitu dengan cara jagalah ketakwaan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ atau hargailah tamu-tamuku, jangan kalian membuatku malu di hadapan mereka. أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ “Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” Yang melarang dan mencegahmu. Ini adalah dalil atas pengabaian dan penyimpangan mereka dari kebaikan dan karakter pribadi.
Dan tak lama setelah tamu itu tiba, maka kaumnya pun segera datang kepadanya dan bermaksud melakukan perbuatan keji terhadap tamu nabi lut itu. Dan memang sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji itu, yaitu menyukai sesama laki-laki. Menyaksikan tingkah laku mereka, nabi lut berkata, wahai kaumku! inilah putriputriku yang ada di negeri ini yang sudah kamu kenal, mereka lebih suci bagimu untuk kamu jadikan sebagai istrimu, maka bertakwalah kepada Allah agar terhindar dari murka-Nya, dan janganlah kamu mencemarkan nama baikku dengan melakukan perbuatan keji dan jahat terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai dan menggunakan akalnya untuk berpikir mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, serta berusaha menghindari segala bentuk perbuatan munkar’mendengar seruan nabi lut agar menjadikan perempuan sebagai istri, mereka menjawab, sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa sejak dahulu hingga sekarang, kami tidak mempunyai keinginan atau ketertarikan terhadap putri-putrimu yang ada di negeri ini yang sudah kami kenal; dan engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki untuk menyalurkan nafsu’ kami hanya menginginkan lelaki, bukan perempuan. Karena itu, janganlah kauminta kami menikahi perempuan!.
Hud Ayat 78 Arab-Latin, Terjemah Arti Hud Ayat 78, Makna Hud Ayat 78, Terjemahan Tafsir Hud Ayat 78, Hud Ayat 78 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Hud Ayat 78
Tafsir Surat Hud Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)