{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 5.
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ ﴿٥﴾
qāla yā bunayya lā taqṣuṣ ru`yāka ‘alā ikhwatika fa yakīdụ laka kaidā, innasy-syaiṭāna lil-insāni ‘aduwwum mubīn
QS. Yusuf [12] : 5
Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia.”
Ya’qub berkata kepada anaknya, Yusuf, “Hain anakku, jangan engkau ceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaramu karena mereka akan menghasut, memusuhi, dan berusaha untuk melenyapkanmu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan tentang perkataan Nabi Ya’qub kepada anaknya —yaitu Nabi Yusuf— setelah Yusuf menceritakan kepadanya apa yang telah dilihatnya dalam mimpinya itu. Mimpi itu berarti bahwa kelak semua saudara Yusuf akan tunduk dan menghormatinya dengan penghormatan yang sangat besar, karena kelak mereka akan bersujud kepadanya demi menghormati, mengagungkan, dan memuliakannya. Maka Ya’qub merasa khawatir bila Yusuf menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya, karena mereka pasti akan merasa dengki terhadapnya, lalu mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakannya. Untuk itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu.
Yakni niscaya mereka akan membuat makar dan tipu daya terhadapmu untuk membinasakan dirimu.
Di dalam sebuah hadis dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disebutkan bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Apabila seseorang di antara kalian melihat (dalam mimpinya) sesuatu yang disukainya, hendaklah ia membicarakannya. Dan apabila ia melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia beralih ke sisi yang lain (dalam tidurnya), lalu hendaklah ia meludah ke arah kirinya sebanyak tiga kali dan hendaklah ia minta perlindungan kepada Allah dari kejahatan mimptnya itu, dan janganlah ia membicarakannya kepada seorang pun, maka sesungguhnya mimpi buruknya itu tidak akan membahayakannya.
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan sebagian penulis kitab Sunan disebutkan melalui riwayat Mu’awiyah ibnu Haidah Al-Qusyairi yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Mimpi itu merupakan bayangan bagi seseorang selagi dia tidak membicarakannya, apabila dia membicarakannya, maka akan menjadi kenyataan.
Dari pengertian hadis ini dapat disimpulkan, hendaklah seseorang menyembunyikan nikmat kabar gembira melalui mimpinya itu sebelum menjadi kenyataan, seperti yang disebutkan di dalam hadis lainnya yang mengatakan:
Jadikanlah menyembunyikan tujuan sebagai sarana untuk meraih hal-hal yang didambakan, karena sesungguhnya semua orang yang beroleh kenikmatan itu ada yang iri kepadanya.
Usai penakwilan mimpi itu (oleh Ya’qub) untuk Yusuf ‘alaihissalam, maka sang ayah berkata kepadanya, يَا بُنَيَّ لا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, sehingga mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu”, yaitu disebabkan dorongan kedengkian mereka kepadamu, lantaran engkau akan menjelma sebagai pemimpin yang mulia atas mereka. إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”, ia tidak akan jemu-jemu (mengganggumu) pada malam dan siang hari, dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.
Menjauhi faktor-faktor yang bisa menyebabkan setan berkuasa atas seorang hamba tentu lebih tepat, maka Yusuf ‘alaihissalam menaati perintah ayahnya, dia tidak memberitahu saudara-saudaranya tentang mimpinya itu. Ia menyembunyikannya dari hadapan mereka.
Kemudian dia’nabi yakub’berkata kepada putranya, wahai anakku! janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu. Aku khawatir apabila mereka tahu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakan-Mu karena kedengkian mereka. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia karena terus berupaya memunculkan rasa permusuhan di antara sesama. Setelah nabi yusuf menceritakan mimpi itu kepada ayahnya, lalu ayahnya mempunyai firasat bahwa mimpi tersebut mempunyai arti penting, kemudian ia pun berkata, dan demikianlah, tuhan telah memilih engkau wahai putraku yusuf, dari sekian hamba-hamba lainnya. Dan selain itu Allah akan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi beserta berita tentang arti-arti mimpi, dan kelak akan menyempurnakan nikmat-Nya berupa kenabian dan kerajaan kepadamu dan kepada keluarga yakub, sebagaimana dia telah menyempurnakan nikmat-Nya berupa kenabian kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, yaitu nabi ibrahim dan nabi ishak. Sungguh, tuhanmu maha mengetahui siapa yang berhak dipilih, dan mahabijaksana dalam memberi karunia kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Yusuf Ayat 5 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 5, Makna Yusuf Ayat 5, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 5, Yusuf Ayat 5 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 5
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)