{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 18.
وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ ﴿١٨﴾
wa jā`ụ ‘alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta’ānu ‘alā mā taṣifụn
QS. Yusuf [12] : 18
Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”
Mereka membawa baju gamisnya yang berlumuran darah palsu, bukan darah Yusuf, untuk dijadikan bukti atas kejujuran mereka. Tetapi juga menjadi bukti atas kebohongan mereka karena gamisnya itu tidak tercabik-cabik dan robek. Ya’qub berkata kepada mereka, “Kejadian itu bukan sebagaimana yang kalian ucapkan, namun kalian telah dikuasai oleh nafu amarah yang memerintahkan kepada keburukan sehingga menganggap baik perbuatan buruk yang kalian lakukan terhadap Yusuf. Sehingga kalian memandang itu sebagai perbuatan yang baik, lalu kalian pun mengerjakannya. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik, tidak ada satu makhluk pun yang dijadikan tempat mengadu, dan aku memohon pertolongan kepada Allah untuk menerima cerita bohong kalian, bukan kepada daya dan kekuatanku.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka datang dengan membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.
maksudnya, darah buatan. Ini merupakan bagian dari rencana makar dan tipu muslihat yang telah mereka sepakati sebelumnya.
Menurut riwayat yang diceritakan oleh Mujahid, As-Saddi, serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, saudara-saudara Yusuf menangkap seekor kambing muda, lalu mereka sembelih, dan darahnya mereka lumurkan ke baju Yusuf, sebagai bukti bahwa inilah baju Yusuf yang telah dimangsa oleh serigala, dan padanya terdapat bekas-bekas darahnya. Akan tetapi, mereka lupa merobek baju itu. Karena itulah Nabi Ya’qub tidak percaya kepada bukti yang diajukan kepadanya itu. Bahkan dia berkata menyindir mereka yang telah menipunya:
Sebenarnya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu, maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).
Dengan kata lain, aku akan bersabar dengan kesabaran yang baik atas musibahku ini yang kalian sepakat untuk menimpakannya kepadaku, hingga Allah memberikan jalan keluarnya berkat pertolongan dan kasih sayang-Nya.
Dan Allah sajalah yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan.
Yakni atas kedustaan dan makar yang kalian buat itu.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Samak, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.
Bahwa seandainya Yusuf benar-benar dimangsa oleh serigala, niscaya bajunya terkoyak. Hal yang sama telah dikatakan oleh Asy-Sya’bi, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya.
Mujahid mengatakan bahwa sabar yang baik ialah sabar yang tidak ada keluhannya.
Hasyim telah meriwayatkan dari Abdur Rahman ibnu Yahya, dari Hiban ibnu Abu Hablah, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah ditanya mengenai makna firman-Nya:
…maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).
Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Sabar yang baik ialah sabar yang tidak ada keluhannya.” Hadis ini berpredikat mursal.
Abdur Razzaq mengatakan bahwa As-Sauri telah meriwayatkan dari salah seorang temannya yang mengatakan, “Kriteria sabar itu ada tiga, yaitu janganlah kamu membicarakan sakitmu (kepada orang lain), jangan menceritakan musibah yang menimpa dirimu, jangan pula kamu membersihkan dirimu sendiri.”
Sehubungan dengan hal ini Imam Bukhari telah meriwayatkan hadis Siti Aisyah dalam kisah tuduhan palsu yang ditujukan terhadap dirinya, antara lain Siti Aisyah mengatakan, “Demi Allah, aku tidak menemukan suatu misal pun bagiku terhadap kalian kecuali seperti apa yang dikatakan oleh ayah Yusuf:
maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan.’
وَ “Dan”, bukti lain yang mereka pakai untuk mendukung pernyataan yang disampaikan, جَاءُوا عَلَى قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ “mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu”, mereka mengklaim bahwa itu adalah bekas darah Yusuf ‘alaihissalam ketika dimangsa serigala. Namun ayah mereka tidak mempercayai mereka tentang itu. قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا “Dia berkata, ‘Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu”, jiwa-jiwa kalian telah memperindah tindakan buruk (pada pandangan kalian) dalam memisahkan diriku dengannya. Sebab, beliau memperhatikan adanya beberapa konteks yang menyertai dan kondisi-kondisi yang melatarbelakanginya serta melalui mimpi Yusuf ‘alaihissalam yang telah ia ceritakan kepada beliau yang mendukung apa yang beliau ungkapkan. فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ “maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ sajalah yang dimohon pertolonganNya terhadap apa yang kamu ceritakan”, maksudnya kewajibanku adalah aku akan tetap semangat untuk melakukannya, yakni bersabar atas musibah ini dengan kesabaran yang baik, bebas dari bentuk emosi dan keluhan kepada manusia. Aku memohon pertolongan dari Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk menghadapinya, bukan bertumpu kepada daya dan kekuatanku. Beliau berjanji pada diri sendiri untuk ini, dan mengeluhkannya kepada Penciptanya dengan bertutur,
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Yusuf ‘alaihissalam: 86). Karena pengajuan keluhan kepada sang Pencipta tidak menafikan kesabaran yang baik. Sebab seorang nabi, apabila berjanji, niscaya ia akan menepatinya.
Dan ketika mereka datang menghadap ayahnya, mereka membawa serta baju gamisnya nabi yusuf yang dilumuri darah palsu agar ayahnya percaya bahwa perkataan mereka benar, tapi baju itu justru menjadi bukti kebohongan mereka, karena tidak ada sedikit pun tanda bekas gigitan serigala di bajunya. Lalu dia’nabi yakub’berkata kepada putra-putranya, sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu lantaran setan telah menghiasi dirimu dengan nafsu yang mendorong berbuat jahat, untuk mencelakai yusuf. Maka aku akan tetap bersabar tanpa mengeluh dan mengadu kepada siapa pun, karena hanya dengan bersabar itulah yang terbaik bagiku. Dan hanya kepada Allah saja aku memohon pertolongan-Nya agar aku mampu menerima ujian terhadap apa yang kamu ceritakan tentang yusuf, dan aku juga berserah diri kepada-Nya. Setelah mereka berhasil mencelakai nabi yusuf dengan memasukkannya ke dalam sumur, ayat ini menceritakan lanjutan kisah nabi yusuf, yaitu ditemukannya dia oleh rombongan kafilah yang hendak pergi ke mesir. Dan setelah nabi yusuf diceburkan ke dalam sumur oleh saudaranya, maka datanglah sekelompok musafir dari madyan yang hendak menuju mesir, kemudian di antara mereka menyuruh salah seorang pengambil air untuk minum para kafilah. Lalu dia menurunkan timbanya, ketika timba diturunkan di sumur, bergantunglah nabi yusuf pada tali timba itu. Dengan nada terkejut, dia pun berteriak sambil berkata, oh, senangnya, ini ada seorang anak muda yang sehat lagi elok parasnya! setelah nabi yusuf diangkat, kemudian mereka menyembunyikannya dengan maksud akan menjadikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan, karena tidak ada satu pun yang bisa disembunyikan dari-Nya.
Yusuf Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 18, Makna Yusuf Ayat 18, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 18, Yusuf Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 18
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)